Sepulang sekolah Rian bergegas untuk pulang ke rumah sebab ibunya tengah sakit jadi Rian tidak mau pulang terlambat. Sampai di ambang pintu. Clara selaku ketua osis menghampiri Rian.
"Rian!" teriak Clara membuat Rian menoleh melihat gadis cantik berambut lurus berwarna ungu gelap tersebut dengan poni menutup dahinya.
Tersenyum menatap Rian. Membuat pemuda itu menggaruk belakang lehernya. Tahu, kalau Clara ke sini berarti ia meminta bantuan Rian untuk memilih dekorasi atau mengajak Rian di toko Accecoris.
"Clara? Kamu ke sini ada apa?" tanya Rian sekadar basa-basi sambil membenarkan poninya.
"Biasa, ikut aku ke toko Accecoris. Kau tahukan. Bentar lagi ada lomba hiasan kelas masa kau gak di beritahu sama Raya, ketua kelasmu." kata Clara di balas angguk Rian.
"Tadi Raya udah bilang kok kalau bentar lagi ada lomba hiasan kelas. Jadi kau mau mengajakku belanja?" Clara seketika mengangguk mengiyakan.
"Iyalah, aku mau belanja sekarang dan tenang saja. Aku akan traktir deh," Kata Clara antuasias, senyum itu terus mengembang.
Clara ini suka banget mengajak Rian karena Rian bisa memilih barang yang bagus dan tak pernah mengecewakan. Biasanya, gadis kalau pergi belanja apalagi menemukan barang yang disuka akan bingung memilih dua warna dan membutuhkan jawaban, iya dan tidak.
"Jadi gimana? Bisa kan?" tanyanya penuh harap. Mata indah pink tersebut terus menerus menatap mata hijau gelap Rian.
Pemuda tersebut terdiam sejenak dan tersenyum. Bukannya ia menolak ajakannya tetapi hari ini, ibunya jatuh sakit dan tidak ada yang jaga. Kakaknya Rian yaitu Gisel seperti biasanya yaitu kerja. Jika di tanya? Kenapa tidak mengambil libur satu hari atau dua hari. Bahwasanya tempat kerja Gisel, susah untuk izin libur. Mau tidak mau, Gisel menelpon Rian untuk jaga ibu yang sakit.
"Maaf ya, bukannya aku gak mau. Tapi ibuku sedang sakit hari ini. Mungkin lain waktu atau mengajak yang lainnya seperti Yolan?" kata Rian sambil memainkan rambutnya sedikit, memutar helaian rambut dengan jari telunjuknya.
Clara cemberut jelas kecewa dengan jawaban Rian. "Yah, padahal aku suka banget kalau ngajak kamu, Rian." katanya memasang mata anjing penuh harap.
Sehingga Rian tekekeh dan menoel pipi Clara. "Jangan cemberut gitu entar cantiknya hilang!" katanya tertawa kecil.
"Ah, ya udah deh. Aku akan mengajak Yolan. Dan semoga ibumu cepat sembuh ya." kata Clara tersenyum lebar.
"Nah, itu baru Clara yang cantek!" kata Rian sambil memberikan jari berbentuk love ke arah Clara.
Gadis itu juga membalas hal yang sama sebelum ia pergi berlari kecil mencari keberadaan Yolan. Setelah Clara pergi, Rian menghela nafas lega tidak kena amukan Clara. Meskipun Clara itu cantik dan imut nih ya, ia juga bisa seperti macan kalau mode serius sebagai Osis sungguhan.
Sayangnya, ini jam sekolah berakhir. Mode osisnya seketika menghilang dan menjadi orang paling beda. Kalian tahu, macan garang berubah menjadi kucing imut yang lucu. Rian kembali berjalan berlenggak-lenggok seperti biasa menuju ke gerbang sekolah.
Langit biru cerah segera menjadi langit senja yang memberikan nuansa langit yang indah. Kendaraan berlalu lalang di sepanjang jalan serta macet sebab berbarengan dengan jadwal anak sekolah dan orang kerja pulang.
Rian terus berjalan dengan santai dan melewati salah satu gang menuju halte bus. Ia melihat ada beberapa anak siswa dengan seragam tidak rapih tengah bercanda ria di sana, setidaknya ada empat orang. Dari empat orang tersebut ada pemuda berambut abu-abu dengan warna mata oren cerah. Seringai senyumnya itu terlihat menyeramkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Sembarang Boty
Teen Fictiondi update: 16/07/24 Boty adalah sebutan untuk seorang pemuda bernama Jonathan Rian. Pemuda paling feminim sehingga sering kali di ejek oleh Rafael pemuda terpopuler di Ember High School sebutan "Boty". Namun, Rian sama sekali tidak menggubris perk...