born to steal, chapter 3.1

735 90 0
                                    

born to steal || rioncaine - chapter 3.1


Seorang perusuh dan seorang penolong seharusnya berbeda seperti api dan air.

Tetapi hal-hal tak terduga terjadi setiap saat.

Seperti Rion yang menemukan tempat berlindung yang aman pada diri Caine.

© 2O24 | crofflaine

・ ・ ・

21 April

Barcelona, Spanyol
‎ 
‎ 
"Aku berharap bisa berkeliling dunia lagi, seperti saat aku masih kecil.. Sudah bertahun-tahun aku tidak melakukannya."

Caine menghela napas dan duduk kembali pada bangku di Parc de la Ciutadella¹. Berusaha sebaik mungkin melindungi matanya dari sinar matahari yang masih menyinari di antara pepohonan– yang menghalanginya untuk menggambar dengan benar.

Caine membutuhkan sesuatu hal atau tempat untuk mengalihkan perhatiannya dari pekerjaannya di bidang medis yang menuntut. Seminggu ini, sangat melelahkan di rumah sakit, dan Taman Ciutadella adalah salah satu tempat favorit Caine akhir-akhir ini.

"Keliling dunia seperti yang kau lakukan, you know?" Bibir Caine membentuk garis tipis saat dia mengintip Rion yang duduk di sampingnya, dengan kakinya yang terbentang lebar. Setelan rambut aslinya– rambut ungu –yang dipadukan dengan kacamata hitam bundarnya terlihat unik. "Oke, mungkin tidak persis seperti yang kau lakukan," Caine tertawa kecil, "Tapi tetap saja, aku cukup iri padamu karena itu."

"Itu tidak seasyik yang kau bayangkan.." Rion terkekeh sambil mengamati sekelompok turis yang sedang berkumpul di depan air mancur- salah satu spot yang mengesankan di taman.

Lagu di playlist yang berada di antara mereka memudar dan melodi piano lembut mulai dimainkan.

"Ya, aku tahu, harus dikejar-kejar interpol mungkin menghilangkan kesenangannya tapiㅡ" Caine menarik napas. "Itu masih lebih baik dibandingkan terjebak di satu tempat."

Caine sering berpura-pura bahwa pekerjaannya tidak terlalu mempengaruhinya, terutama, karena bahkan belum setahun penuh dia secara resmi menjalankannya. Dia mencoba menjaga jarak dengan cara profesional kepada pasien dan koleganya, kecuali dengan Elya.

Kadang-kadang hal itu mudah, kadang-kadang tidak. Caine tidak yakin cara mana yang merupakan pendekatan yang benar. Dan dia berharap dengan latihan seiring waktu, akan memberinya jawaban.

Satu-satunya hal yang Caine rasakan adalah bahwa hari itu bukan salah satu hari yang terbaik.

Bukan hanya karena amukan oleh asisten rekannya, Jibal, seorang bajingan besar yang licik yang jelas-jelas tidak cocok untuk profesi apa pun yang membutuhkan kontak dengan manusia yang sakit, tetapi juga karena berbagai hal lainnya.

Oleh karena itu, Caine sangat berterima kasih ketika Rion tiba-tiba muncul pada saat itu. Menunggunya di pintu masuk UGD seperti biasa.

Meskipun Caine tidak mengatakannya dengan lantang, kunjungan mendadak Rion selalu menjadi penyegaran yang sangat dinantikan dari rutinitas hariannya.

Caine sangat menghargai kunjungan tersebut, meskipun biasanya hanya satu hari.

Hari-hari itu adalah yang paling Caine tunggu-tunggu, meskipun dia tidak pernah tahu kapan Rion akan datang lagi.

Karena berteman dengan seseorang seperti Rion berarti memiliki sedikit atau tidak ada kontak di waktu lainnya. Tetap saja, meskipun tidak banyak, waktu yang mereka habiskan bersama selalu mengingatkan Caine betapa menarik dan menyenangkannya kota itu. Dengan teman yang tepat setidaknya. Itu juga mengingatkannya bahwa ada kehidupan di luar rumah sakit.

born to steal | rion x caineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang