Meong!

77 7 7
                                    


[ Latar waktu bertempatan sebelum Season 2 dimulai ]


====================================

"Ibunda tau tidak? tadi siang, Liko menemukan kucing kecil di taman belakang.."

Ucap nya dengan lembut. Satu tangan menggenggam sebuah sisir, satu nya lagi membelai rambut seorang Wanita yang duduk membelakangi dirinya.

"Ohiya?.. bagaimana bisa makhluk kecil itu sampai ke sini?"

Wanita tersebut menjawab pertanyaannya dengan penuh antusias. Duduk menghadap cermin, membuatnya mudah menangkap wajah dari sang buah hati tercinta, yang memiringkan kepalanya sembari mengangkat kedua bahunya.

"Liko tidak tau... lagipula Liko juga hanya kebetulan lewat sana, dan melihat kucing itu sedang lari berputar-putar"

Tanpa sadar Liko tersenyum membayangkan kembali betapa bodohnya pemandangan yang ia tanggapi tadi siang. Wanita paling berharga yang duduk didepannya pun ikut tertawa kecil setelah mendengar kalimatnya. Senyum Liko pun semakin lebar dibuatnya, tangannya kembali bergerak perlahan-lahan menyisir helai-helaian rambut kepunyaan Ibunda tercintanya.

"Makhluk yang malang... pasti dia tersasar sampai kemari,ya?.."

Liko berhenti sejenak. "Mungkin... sepertinya..." ,sautnya. Lalu ia kembali membelai rambut Ibunda nya, namun kali ini dia melepas sisir dari tangannya dan beralih menggunakan tangan kosong.


Helaian rambut sang Ibunda terasa sangat lembut dan hangat dibawah telapak tangannya. Persis seperti pemiliknya. Seorang Ratu yang terkenal lemah lembut, baik hati, dan dermawan di mata Masyarakat. Namun bagi Liko, sosok didepannya ini lebih dari sekedar Ratu yang disegani khalayak umum... lebih dari itu semua. Figur didepannya ini adalah orang nomor satu, paling penting di dalam hidupnya. Liko bahkan siap melakukan apapun demi satu-satunya pegangan hidup yang ia punya. Sudah cukup, Liko tidak mau kehilangan lagi untuk kedua kalinya.

......

Beberapa menit pun berlalu dengan betapa tentram-nya atmosfir di satu ruangan. Seorang Ibu bersenandu dengan hangat, di sisi pundaknya.. putra-nya sibuk memainkan rambutnya dengan lemah gemulai. Kicauan burung-burung malam pun terdengar jelas, seakan-akan mereka ikut mengiringi senandu dari sang Ibunda.


Tak lama Liko mengangkat wajahnya, ia terlihat puas dengan hasil karya nya. Kini rambut sang Ibunda terlihat lurus rapih bagaikan baru. Bahkan ia juga sedikit mengepang di beberapa ujung helai. Namun ia sengaja tak mengikatnya dengan keras, agar nanti bisa terbuka dengan sendirinya.. ia tidak mau rambut sang Ibunda menjadi kusut hanya karena kerandoman tangannya.

Liko hendak mengantarkan Ibu nya untuk tidur, namun tiba-tiba sang Ibunda berputar posisi menghadap dirinya. Kedua tangan beliau mengepal di dada dan wajahnya menunjukkan kekhawatiran. Liko pun dibuat bingung di tempat.

"Ibunda??" ,Liko tidak bisa menahan rasa cemasnya Ketika ia melihat ekspresi yang ditunjukkan sang Ibu secara tiba-tiba.

Dengan kedua telapak tangan yang masih mengepal di udara, sang Ibu membuka suara.

"Astaga Liko, anakku... bagaimana jika- ternyata... kucing kecil itu sedang mencari induknya??"


Liko berhenti sambil mencerna perkataan Ibu nya.


Lalu ia menghela napas, dan tersenyum.


Perlahan-lahan ia menggelengkan kepalanya. "Liko tidak yakin akan hal itu,Ibunda... kucing itu tidak terlihat takut atau sedih sama sekali. Bahkan ia malah bermain-main di tengah taman dengan riang"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dunia Penuh Sihir [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang