"..rak 12,"
Tak.. Tak.. Tak..
Tepakan langkah di warnai decitan kayu dibawahnya, sayu-sayu terdengar dalam keheningan yang tenang nan damai di kala pagi hari yang cerah ini.
"..lalu,, bagian filosofi seharusnya.. di rak atas,"
Sebuah ruangan besar yang tak biasa. Berisikan jejeran buku-buku yang di susun rapih di antara banyaknya rak buku yang beredar sepanjang ruangan.
Biasanya kita menyebutnya dengan nama, Perpustakaan.
Ornamen-ornamen mewah yang mendukung tema warna dijejerkan di antara sudut ruangan serta dinding maupun di lantai juga. Semuanya tersusun rapih dan teorganisir dengan baik. Biasanya selalu seperti itu, namun untuk hari ini perpustakaan terlihat agak mengecewakan untuk sementara waktu. Dikarenakan sekarang adalah jadwal untuk membersihkan serta merapikan Kembali perpustakaan.
Sinar Mentari mulai memasuki ruangan melewati celah jendela. Cahaya hangat berhasil menimpa seorang pria yang kebetulan sedang berdiri di sana. Bersebelahan dengan jendela yang dihiasi ukiran tangan yang sekiranya bernilai tak biasa, Pria tersebut mematung disana dengan pandangan yang terfokuskan ke arah kedua tangannya. Ia memegangi dua buku dengan bobot yang berbeda serta cover yang terlihat sama-sama sudah kusam.. sepertinya buku tersebut sudah melewati waktu yang begitu lama.
....
"..bukankah aku sudah memisahkan buku ini di kotak?.. kenapa balik lagi?.. siapa yang mengeluarkannya lagi?.." pertanyaan terlontar di antara bisiknya, hal ini sudah menjadi kebiasaannya di saat waktu bersih-bersih datang. Dirinya akan bergumam, serta bertanya bahkan menjawabnya sendiri. Kalau ditanya kenapa? Jawabannya simple, karena dia memang sendirian. Perpustakaan adalah bagian dari tanggung jawabnya, dia bahkan rela untuk merapihkan perpustakaan tanpa bantuan siapapun. Hal itu juga ia lakukan dengan sama sekali tanpa berat hati, karena ia menyukai tempat ini. Jika pekerjaannya sudah selesai, maka perpustakaan lah yang akan ia tuju, ruangan ini seperti sudah menjadi bagian dari hidupnya.
"..yasudahlah, taruh di luar saja,"
Percaya atau tidak beberes seperti ini bagi sebagian orang dinilai sebagai kegiatan yang menyenangkan. Bisa membuang rasa penat dan lelah dalam pikiran mendalam. Apalagi jika dilakukan sendirian, kau akan lebih leluasa merasakan kenikmatannya.
Tapi.. walaupun memang kau sendirian.. jangan biarkan dirimu lengah begitu saja.
Seperti pria ini,
Pria ini, sepertinya lupa bahwa ia tidak sendirian untuk kali ini.
Karena seseorang di sisi lain sudah berkali-kali memanggilnya, namun tak ada jawaban yang datang.
-
"-ndra?"
"-indra?"
"-Panglima Indra??"
"-KAK INDRA!!"
?!
Brak
Tumpukan buku yang sebelumnya berada tepat di genggamannya, sekarang terjatuh semua dan berhamburan seketika. Sang pemegang buku tersebut akhirnya sadar dari lamunannya, begitu tersentak nya ia hingga dirinya salah tingkah dan menjatuhkan buku-buku tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Penuh Sihir [Hiatus]
FanfictionKalian penikmat Viva Fantasy? Pasti tahu kan, betapa "fantasy" nya series roleplay satu ini~ Buku ini hanyalah kumpulan One-shot. ========================== Viva Fantasy adalah series roleplay minecraft Indonesia dengan keunikan tersendiri yaitu te...