[Move On, bodoh]

253 19 9
                                    


Sore hari.


Merupakan saat waktu yang banyak dinikmati Sebagian orang.


Terlebih kalangan anak-anak.


Biasanya sekitar jalanan setapak dan pusat kota akan dipenuhi anak-anak yang bermain dengan riang, bebas dan sama sekali tidak merasakan beban kehidupan yang biasanya direnungi oleh orang dewasa.


Indahnya jika hidup tanpa tumbuh dewasa.

Sehari-hari, yang dipikirkan hanya-

"besok teman-temanku ada atau tidak ya?"

"besok mau main apalagi ya?"

"besok mau jalan-jalan kemana lagi ya?"

"besok aku mau jajan kayak kemarin ah!"


Hahhh...


Nikmatnya hidup.


....

Ditengah-tengah keramaian alun-alun yang penuh dengan warga sekitar, dengan kegiatannya masing-masing. Disana, 2 orang pemuda berjalan berdampingan, hampir berbaur dengan keramaian- jika saja mereka tidak memakai jubah putih yang sangat kontras itu.

....

Satunya memiliki rambut berwarna putih dengan beberapa surai kuning keemasan di tepi ujungnya, terlihat di bawah jubah putihnya, setelan baju yang terkesan mewah lengkap dengan armor yang ia pakai di beberapa sudut sebagai bentuk perlindungan diri. Sebilah pedang terlihat menggantung di sisi belakangnya, siap untuk di acungkan kapan saja.

Pemuda satu ini terlihat fokus sekali dengan kegiatan yang dilakukan oleh warga disekitarnya.


Sedangkan di sisi lain, sejajar dengannya, seorang pemuda dengan rambut ungu cukup panjang yang dikuncir satu ikatan membelai pundaknya. Di antara jubah putihnya terlihat baju yang ia kenakan, dengan desain yang biasa saja seperti anak muda pada umumnya- namun bahan yang digunakan bukan sembarangan bahan, sudah terpilih karena ia merajutnya sendiri sehingga setelannya itu sesuai dengan yang ia harapkan. Tidak menyusahkan, ringan, dan nyaman.. cocok untuk dirinya yang suka berpergian kemana-mana karena panggilan tugas.

Berbeda dengan rekan yang ada di sampingnya, pemuda berambut ungu ini hampir tidak menutup mulutnya dari tadi. Ia sepertinya keterusan meluapkan isi hatinya- alias curhat sepanjang perjalanan mereka.


"-ya maksudnya- siapa juga yang nyuruh taruh pancingan depan kamar gw.. lah gw kan kalau bangun tidur- nyawa aja masih setengah, mana liat gw kalau ada pancingan disitu- giliran patah yang disalahin gw anjir-"


Oalah.. pantesan awet curhatnya. Masalah rumah tangga ternyata.


Sedangkan rekannya yang masih melihat sekeliling hanya menjawab dengan, "hm"

Pemuda berambut ungu pun agak kesal dibuatnya, "oii Rafel!- lu dengerin gw ga sih??", gertaknya sambil mengayunkan seluruh badannya hingga ia berada tepat menghalangi jalan rekannya tersebut yang Bernama Rafel. Hal ini membuat temannya itu berhenti di tempat dan akhirnya mengalihkan pandangan kepadanya dari kumpulan anak-anak kecil yang sedang main bersama. Rafel mendengus kesal, "iyeee Marvel... denger kok".

Dunia Penuh Sihir [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang