Besoknya maria benar benar pergi, akupun sudah tak peduli hanya sisil yang ikut dibawa membuatku yang membuatku marah.
Selama maria pergi, airin kembali tidur dikamarku, keseharian kami sama seperi waktu pertama kali memulai hubungan ini, bedanya airin yang sudah mulai kuliah. Malam malam kami habiskan dengan bercinta, atau hanya sekedar deeptalk.
Minggu lalu aku berencana menyusul maria tapi tiba tiba airin sakit demam, jadilah baru weekend ini kami sempat, sekalian kencan. Aku tak memberitahu maria kami akan datang, kejutan buat sisil.
Hanya 2jam perjalanan, sebenarnya tempat tinggal mertuaku bukan kampung tapi masih kota,hanya saja karena sudah pergi ya pulang kampung..hahaha..becandamu bagas!!
Sampai disana, maria dan sisil tidak ada,hanya ada mertuaku yang menyambut kami, akupun sedikit kecewa karena tidak langsung bertemu sisil.
"Pak, apa kabar?ucapku mencium tangan beliau,airin juga melakukan hal yang sama.
"Baik..datang kenapa tidak bilang,kan ibuk bisa siapin makanan buat kalian"kata ibu mertua."Iya pak,rencana mau buat surprise buat sisil"
"Airin gimana kabarnya? Tambah ayu cucu mbah ini, gimana kuliahnya?"kata bapak."Baik mbah, kalau kuliah biasa saja mbah, belum ada yang special, baru ada capeknya"ucap airin manyun.
"Ibuk ambilkan minum dulu buat bagas" kata bapak.
"Ya ampun, kangen banget liat cucu satu ini nenek jadi lupa!"kata ibuk yang sedang memeluk airin
"Hahaha..airin .sana bantu nenek buat minum buat ayahmu" aku tau bapak mengusir halus airin.
Airin menurut pergi kebelakang."Ada apa pak?"
"Bapak mau bertanya bagaimana rumah tanggamu dan maria, bukan bapak mau ikut campur tapi bapak heran kenapa kamu selalu menyuruh maria buat kesini"."Sebentar pak, saya tidak pernah menyuruh ria buat pulang kesini, malahan kami sering ribut karena ria minta pulang kesini dan tidak saya izinkan"jelasku.
Saat bersamaan kami mendengarkan suara mobil yang masuk kehalaman. Bapak dan aku keluar melihat siapa yang datang, diluar aku melihat seorang lelaki turun membuka pintu untuk maria dan mengambil sisil di car seat belakang.
Maria belum melihatku, dan saat dia berbalik maria sangat terkejut melihatku. Pikiranku sudah tidak enak.
"Bagas..ngapain kamu disini?"
"Siapa itu maria?"
"Tenang bagas,ayo masuk,kita bicarakan didalam"kata bapak
"Saya pamit dulu"kata lelaki yang tidak aku kenal.
"Jangan, masuk kamu,jelaskan pada saya siapa kamu"kataku.
Lelaki itu akhirnya ikut masuk
"Dari mana kamu ria? Siapa ini?"tanya bapak,ria dan lelaki itu saling memandang."Jawab jujur nak,siapa ini?"
"Bapak maafkan ria,ria salah"maria sudah mulai menangis sambil menggendong sisil, bersamaan dengan ibuk dan airin yang membawa minuman."Airin,nak..bawa sisil kedalam kamar" ucap bapak, airin pun mengambil sisil dan membawanya kedalam. Ibuk sudah duduk disamping bapak.
"Jangan hanya menangis, jawab bapak,siapa lelaki ini?"tanya bapak kali ini lebih keras setelah airin masuk kekamar.
"Maaf bapak, pak bagas..nama saya adrian, saya teman maria sewaktu sma, dan.."
"Adrian jangan.."kata maria yang dihiraukan pria itu.
"sebenarnya saya,mmm..saya ayah kandung sisil"jawab lelaki itu. Bagai petir menyambar aku pun langsung naik pitam, ku sambar kerah baju lelaki itu langsung kupukul mukanya berkali kali."Jangan sembarangan kamu ya, sisil itu anak saya,darah daging saya bisa bisanya kamu ngaku sebagai ayahnya"ucapku penuh amarah.
"Sabar bagas..sudah duduk dulu" bapak menahan tanganku yang akan kembali memukul lelaki ini. Akupun tak bisa duduk kembali hanya berdiri bersender didinding.
"Jelaskan nak adrian"lanjut bapak.
"Maaf pak,saya dan maria sudah melakukan kesalahan, waktu kami reuni 2tahun yang lalu kami..kami berhubungan,saat itu tidak lama maria hamil, maria menhubungi saya karena ragu siapa ayah kandung sisil, setelah sisil lahir kami test dna dan ternyata dia anak saya" bagaikan tersambar petir, aku sakit,hatiku sakit..duniaku hancur.bukan karena perselingkuhan maria yang sudah 2tahun, persetan dengan maria, tapi sisil, anak yang sangat aku cintai,yang sangat lama kutunggu ternyata bukan anakku, sisil memang tidak mirip denganku,tapi maria jadi aku tak pernah meragukannya.
Aku terduduk mendengar penjelasan pria itu.
Plakk...ibu mertuaku menampar ria.
"Maria, kenapa bisa kamu seperti ini? Ketetlaluan kamu, wanita macam apa kelakuan seperti ini?selama ini ibuk dan bapak selalu mengajarkanmu yang baik baik" Ibu mertuaku sudah menangis.
"Maafkan maria bapak"ucap maria sambil menangis tanpa henti.
"Bukan sama bapak tapi sama suamimu"kata bapak, maria bangun duduk dibawah kakiku."Maafkan aku bagas,maaf, aku tau kamu sangat menyayangi sisil karena itu aku tidak berani memberitahu kamu"jelas maria yang hanya terdengar bullshit dikupingku.
"Maaf buat apa?karena kebusukan kamu terbongkar? Kalau aku tidak datang kesini, kamu pasti tidak akan memberitahu aku, kamu juga menuduhku ke bapak kalau aku yang menyuruh kamu untuk pulang kesini kan? Kamu fitnah aku,Sialan kamu ria!"
"Berarti selama ini kamu begitu sering pulang kesini membawa sisil untuk bertemu dengan lelaki ini kan, dirumah kamu injak harga diriku ternyata kamu yang berkelakuan seperti jalang" ucapku yang tidak perduli jika disini ada bapak dan ibu mertuaku.Aku tak ingin lebih lama disini, karena tangan ini sudah gatal ingin ikut menampar muka maria, tapi aku takkan pernah memukul wanita, lebih baik aku segera pergi dari sini.
Aku tak berkata apa apa lagi tak ingin kudengarkan pembelaan wanita itu, ku panggil airin, saat dia keluar aku ,menarik tangannya."Bapak, ibu, saya minta maaf kalau ada salah selama jadi menantu bapak dan ibu, karena sudah disini saya pulangkan maria baik baik kepada bapak,sekali lagi maaf pak.ini keputusan saya" ucapku.
"Ria kamu tinggal tunggu surat dari pengadilan. Kita bercerai." Setelahnya aku langsung pergi membawa airin bersamaku, tak kuhiraukan lagi panggilan bapak dan ibu mertuaku, aku bahkan tak melihat sisil karena aku tak sanggup berpisah darinya.
"Ayah..ayah sedang marah,bisa kita tidak pulang dulu. Kita cek in dihotel dulu ya..hmm..buat airin" ucap airin lembut,aku menurutinya,mencari hotel buat kami.
Sesampainya dihotel aku masih diam, airin tidak berkata apa apa, dia menyiapkan air untuk aku mandi.
"Mandi dulu ayah" airin membuka bajuku dan bajunya, "sini ayah" kami berdua masuk didalam bathup,airin duduk dibelakangku, membasahi rambutku, memijit pundakku.Aku hanya diam, ketika airin memelukku dari belakang aku menangis tanpa suara, putriku ternyata anak orang lain, mungkinkah ini hukuman buatku yang juga selingkuh dari maria? kata batinku, tapi airin,gadis yang tengah memelukku ini bukan kesialan,dia anugrah terindah dihidupku.
"Ayah hebat..airin bangga punya ayah, hanya saat ini ayah boleh menangis, setelah ini bahagia dengan airin..hmm..?" Aku hanya menganggukkan kepala, kami menangis bersama, aku tak ingin lagi membicarakannya hanya ingin meluapkan kesedihanku.
Setelah itu airin memandikanku, selesai mandi airin ingin memakai baju tapi kularang.
"Aku ingin merasakan kehangatanmu tanpa penghalang sayang"
Malam itu walaupun masalahku sangat berat, tapi aku bisa tidur nyaman dipelukan airin sambil menyusu! Airin yang menawarkan!!