Kembalinya hari biasa setelah melewati pagi penuh cerita kemarin. Mereka berempat bertemu kembali disekolah. Wirnama mengajak Kaj Liam, Yuki dan Blancaa untuk bertemu.
Kaj Liam memperhatikan Blancaa yang gelisah melihat Wirnama dan Yuki sangat begitu dekat. "Aku ingin mengajak kalian bertiga untuk membuat sebuah kenangan di akhir April ini," ucap Wirnama.
"Kemana kita akan pergi?" tanya Kaj Liam.
Dengan senyumnya Wirnama mengangkat tangannya, "Ke pantai."
Blancaa menunjukkan sebuah ekspresi ketertarikan, "Pantai? Hey, ayolah, mengapa harus menunggu akhir April? Ayo kesana nanti sore!" seru Blancaa.
Yuki, Wirnama dan Kaj Liam memperhatikan Blancaa yang riang karena pantai.
"Masalahnya adalah.. Aku belum siap kepantai sekarang, maafkan aku, Blancaa. Tapi ini benar, akhir April. Ayo kepantai bersama-sama, kita berempat," senyum Wirnama dengan ketidakrasa enakan terhadap Blancaa.
"Ngomong-ngomong, bukanya sabtu kemarin saat tanggal 14 adalah ulang tahun mu Wirnama?" tanya Blancaa.
"Aku tidak pernah merayakan ulang tahun, karena itulah, jadikan akhir April kita sebagai kenangan bersama nantinya."
"Baiklah," balas Blancaa.
Yuki penasaran, ia dengan pipi merahnya memikirkan pengalaman pertamanya pada hari ulang tahun Wirnama.
Bersenang ria bersama, menunggu akhir April. Hari yang semakin panas mempercepat detak waktu, menunjukkan tanggal 31 April, akhir dari bulan April yang telah tiba untuk hari bersenang-senang.
Dengan suasana baru, dihadapan empat sahabat itu berdiri, sebuah lautan yang luas tiada bandingnya terlihat. Keindahan pantulan warna dari sinar mentari dengan birunya laut menggoda mereka yang terdiam akibat terpesona.
"Hey, Wirnama, terima kasih telah mengajak kami kesini.. Ini sungguh indah," ucap Blancaa yang terpana melihat indahnya lautan.
"Tentu saja, aku juga senang karena bisa kesini bersama kalian. Sungguh menakjubkan keindahan yang membuat kita terpesona," balas Wirnama.
Yuki tersenyum indah, berkata bahwa, "Dunia sungguh luas, seperti tak berujung.. Apakah bisa aku melihat dunia luas ini suatu hari nanti?" Yuki bergumam.
Gumamnya terdengar oleh Kaj Liam.. Dirinya memperhatikan pesona laut yang terbatas. Membuat dirinya berpikir, "Seandainya bisa memperhatikan luasnya dunia kah?"
Setelah selesai dengan kekaguman mereka melihat pesona lautan, mereka bersenang-senang dengan membuat sebuah tempat berteduh dipasir. Membelah semangka untuk dihidangkan.
Wirnama dan Kaj Liam hanya memakai celana pantai, Yuki dan Blancaa mengunakan bikini. Mereka anggap itu adalah hal normal karena mereka berdua adalah anak blasteran.
Di pantai, Blancaa bercanda ria dengan Kaj Liam, mereka saling membicarakan kenangan masa kecil saat mereka pernah ke pantai dulu.
"Yuki." Wirnama menggenggam tangan Yuki, "Aku sepertinya ingin memakan mu lagi. Ikutlah denganku sebentar." Tarik tangan Wirnama pada Yuki, meninggalkan Kaj Liam dan Blancaa yang bercanda ria berduaan. Menuju ke kamar mandi di ruang ganti pantai.
Yuki melepaskan genggaman Wirnama. "Apa ini, kau tidak bisa menahannya kah?"
"Ini yang dinamakan kecanduan, Yuki!" Wirnama langsung menyosor mulut Yuki. Dengan ciuman yang terjadi tiba-tiba yang dilakukan oleh Wirnama, tentu membuat Yuki terkejut.
Yuki mendorong Wirnama. "Wirnama, kau terlalu memaksa. Ini bukanlah tempat yang cocok untuk melakukan itu."
Wirnama mencekik leher Yuki. "Akh.. Wir-nam-a, apa y-ang k-au.."
Wirnama melepaskan cengkraman tangannya dari leher Yuki. "Entah, aku sepertinya semakin menyukai hubungan intim denganmu. Namun, mungkin dengan kekerasan? Karena aku bosan ketika melakukannya dengan lembut," ucap Wirnama dengan senyuman aneh membuat Yuki takut.
"Aku.." Yuki ragu akan jawabannya.
"Sudahlah, mari ke tempat Liam dan Blancaa." Wirnama beranjak keluar meninggalkan Yuki. Yuki yang ikut mengikuti dirinya merasakan sebuah ancaman dari Wirnama.
Yuki yang berjalan dibelakang Wirnama memperhatikan dirinya, "Kenapa seperti ini? Aku tak mengira perasaannya akan berubah drastis menjadi obsesi akan hubungan seperti itu setelah merasakannya sekali". Yuki berucap dalam hati kecilnya.
Mereka tiba ditempat Kaj Liam dan Blancaa bermain. Kini, mereka bersenang-senang di dalam air. Membasahi diri dengan air laut.
Kaj Liam memperhatikan Yuki yang bermuka masam setelah kembali dari waktunya bersama Wirnama.
Kaj Liam mendekati Yuki, "Apa yang terjadi, Yuki?"
Yuki kembali tersenyum, "Tidak terjadi apa-apa, aku hanya sedikit cemberut karena kurang enak badan."
"Begitu, ya? Baiklah kalau begitu."
Wirnama memperhatikan Yuki yang didekati oleh Kaj Liam. Dirinya didekati oleh Blancaa, "Hey, Wirnama.. Apa kau benar-benar berpikir akan membuat sebuah kenangan disini? Meski indah, tapi kita hanya sebatas berempat saja."
"Tidak peduli berapa pun jumlah kita, bahagialah dengan kenangan yang harus dibuat hari ini, sebelum tak ada lagi kenangan yang bisa dibuat, Blancaa."
Blancaa tersenyum manis dengan Wirnama. "Baiklah, ngomong-ngomong, apa ada yang kau inginkan dariku? Aku ingin memberi sesuatu memperingati hari ulang tahunmu, karena saat itu aku belum memberikan apapun."
Wirnama melirik kearah Blancaa, "Ada yang kuinginkan darimu, Blancaa. Apa yang kuingin akan ku beritahu nanti saat kita berduaan," senyum Wirnama menujukan sebuah kelembutan pada Blancaa.
"Benarkah? Baiklah, akan kuluangkan waktu untuk mu nantinya," Blancaa senang dengan permintaan Wirnama meski belum tau pasti apa yang akan Wirnama minta.
Setelah beberapa perbincangan kecil diantara mereka. Mereka melanjutkan kesenangan mereka bersama. Dengan sebuah tujuan untuk menciptakan kenangan indah.
Dari kejauhan memandang seseorang memperhatikan mereka yang sedang bersenang-senang berempat. Dengan pakaian yang terlihat seperti preman, dirinya memperhatikan fokus pada Wirnama dengan ekspresi kesal.
"Wirnama.. Banjingan bangs*t itu."
Tanpa sepengetahuan mereka, dipikat oleh lautan, mereka menikmati hembusan angin pantai. Bersantai sembari menunggu datangnya senja bersama.
"Liam, apa kau mau membelikan kita minuman segar? Apapun boleh, aku sedang malas beranjak dari tempat bersantai ini."
"Tentu, aku akan pergi sebentar."
Kaj Liam pergi meninggalkan Wirnama bersama dengan Yuki dan Blancaa. Mereka bertiga duduk manis menantikan senja datang.
Kaj Liam yang pergi mencari minuman dengan santai sambil mengingat wajah masam Yuki. Disaat dirinya berjalan lebih lagi, seseorang muncul di hadapannya.
"Hey, kau temannya Wirnama?" tanya laki-laki aneh dengan pakaian preman dan wajah yang ditutup masker.
Kaj Liam memasang stylenya, bagai paham akan kejadian yang akan terjadi berikutnya. "Menurut mu? Aku siapanya?"
Sebuah lautan yang luas membuat mata terpikat oleh keindahannya. Memaksa untuk terjun lebih dalam menuju kenikmatan, perasaan ini inginkan lebih. Tak hanya setetes air, tetapi secangkir air laut yang asin dengan segala pesonanya.
~Puisi higanbana~"Aku mungkin akan kesusahan melawan Wirnama sendirian, tapi setidaknya, aku bisa melawan dirimu untuk membuat Wirnama rasakan sebuah arti rasa bersalah."
Kaj Liam tersenyum, "Heh-, kau pikir bisa mengalahkan diriku? Jika kau ingin Wirnama merasa bersalah, sepertinya kau salah target, karena mustahil membuat dirinya merasakan perasaan bodoh seperti itu."
"Diam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Higanbana : Love Wrapped in Bloody Memories
عاطفيةIni merupakan sebuah kisah cinta yang manis dari Wirnama, seorang remaja suram yang telah merasakan perasaan dari cinta pertama. Hujan kala itu berhenti sejenak, memberikan waktu untuk Yuki memberikan bunga red spider lily pada Wirnama, itulah momen...