3. Teman

2K 154 6
                                    

Kerja keras Chandra beberapa bulan terakhir berhasil. Akhirnya ia bisa berada dalam 1 kampus yang sama dengan kedua saudaranya. Ia sempat berdiskusi dengan Jenovan dan Nathan mengenai jurusan yang akan ia ambil, beruntungnya, kedua saudaranya sangat sabar padanya dan mendukung apapun yang Chandra lakukan. Mereka tidak menganggap remeh cita-cita Chandra sebagai komposer seperti yang orang tuanya lakukan. Nathan menyarankan agar Chandra mendaftar ke jurusan seni musik di kampus yang sama dengan mereka. Awalnya, Jenovan mengusulkan untuk memasukkan Chandra dengan cara mudah. Menyogok maksudnya. Namun Chandra menolak mentah-mentah dan mengancam akan mendiami Jenovan sebulan jika ia melakukan hal tersebut. Akhirnya ia dan Nathan membantu sebisa mungkin untuk membuat portofolio Chandra agar dapat diterima di kampus itu.

"Berangkat bareng aku aja ya?" Nathan menahan tangan Chandra yang akan mengambil kunci motor pada tempat kunci. Kini Tubuh Nathan jauh lebih besar dan tinggi dibanding Chandra, jadi Chandra agak terintimidasi, namun wajahnya seperti kucing minta makan, minta dikasihani. Tapi, Chandra udah jago menghadapi hal ini setiap pagi.

"Fakultas Nana sama aku kan jauh, kasian Nana nanti bolak-balik. Lagian jadwal kita sama, nanti kalau Nana antar aku dan Nana telat gimana? Masa calon dokter telat sih, nanti pasiennya gasembuh-sembuh dong."

Walau Chandra sudah menjawab dengan nada sebaik mungkin, tetap saja Nathan cemberut mendengar jawabannya, "Atau mau aku bangunin Jenovan? Dia kan kelas siang, biar dia antar kamu dulu."

Lagi-lagi Chandra menjawabnya dengan senyuman, "Jangan dibangunin, Na. Kasian Nono kurang tidur. Dia baru pulang tengah malem dari Kantor kakek kan?" kali ini Chandra mengelus pipi Nathan, "Nggak apa-apa ya? Aku janji akan bawa motor dengan hati-hati. Sampai kampus aku pasti langsung kabarin. Sekarang kita berangkat ya? Nana kan bawa mobil, takutnya kejebak macet. Yuk?"

Setengah tidak rela, Nathan menganggukan kepalanya. Padahal, Chandra tiap hari juga naik motor kemana-mana, tapi entah rasanya Nathan gapernah rela buat biarin Chandra berangkat naik motor sendiri. Selagi dia bisa, Nathan maunya dia yang anter jemput Chandra kemanapun. Tapi situasi dan kondisi sering tidak memungkinkan yang makin buat Nathan bete, "Nanti kamu kelas sampai sore kan? Jam makan siang aku nggak bisa samper, ada persiapan praktikum. Kalau Jenovan belum dateng, jangan jauh-jauh dari Jidan ya?"

"Siap laksanakan Nana-ku." Jawab Chandra sambil bergaya seolah-olah sedang hormat, "Aku berangkat duluan, ya. Kamu juga hati-hati nyetirnya. Dadah, adik-kuuu"

Chandra langsung melajukan motornya ke kampus. Ia bisa melihat bahwa mobil Nathan mengikuti dari belakang, hingga berpisah ketika sudah sampai dilingkungan kampus. Sejujurnya, Chandra juga belum siap kalau harus diantar-jemput oleh Nathan maupun Jenovan.

Di kampus, tidak ada yang mengetahui bahwa Chandra adalah kembaran Jenovan dan Nathan, duo kembar yang sangat populer di kampus, kecuali teman dekat mereka, Madhawa, Radhana, Jidan, dan Chahel. Tidak dirahasiakan, tapi sebenarnya lebih kepada Chandra yang menutup rapat hubungannya dengan saudara-saudaranya, kalau tidak ditanya. Masalahnya, tidak ada yang berpikiran bahwa Chandra juga saudara kembar mereka. Dari segi fisik, walaupun ketika kecil Chandra adalah yang paling bongsor, sekarang, justru Chandra paling pendek diantara saudaranya. Warna kulit Chandra juga tidak seputih Jenovan dan Nathan. di bantu oleh wajah yang tidak ada mirip-miripnya, tidak akan ada yang menyangka bahwa mereka adalah kembar.

Banyak beredar gosip seperti Chandra yang menempeli si kembar, namun si kembar yang tidak pernah menganggap gosip itu penting tidak membuat pernyataan apapun, begitu pula Chandra yang tidak mau mengumbar. Soalnya Chandra juga malu sih, saudaranya populer karena kepintaran dan fisik mereka. Sementara Chandra serba pas-pasan. Yang ada, Chandra hanya merusak nama baik saudaranya, pikirnya.

Saat jam makan siang, Chandra menepati ucapannya dengan mengekori Jidan di kantin fakultasnya. Biar Chandra kenalkan, teman satu-satunya Chandra yang berada di jurusan yang sama. Namanya Jidan Gasendra, Walau ia lebih muda satu tahun dari Chandra, Jidan jauh lebih tinggi. Bahkan lebih tinggi dibanding Nathan dan Jenovan. Selain itu, Jidan juga enggan memanggil Chandra dengan panggilan kak, mas, bang dan semacamnya. Kalau Chandra protes dia cuma bilang "Chanchan lebih tinggi dari aku, baru aku panggil abang." padahal Madhawa tidak lebih tinggi darinya tapi dia panggil dengan embel-embel bang Madha. Radhana yang hanya beda satu senti sama Chandra aja dia panggil koko karena memang Radhana dan Chahel ada keturunan tionghoanya. Untungnya, Jidan ini anaknya sopan. Satu-satunya selain Chandra yang masih menggunakan kata ganti aku-kamu pada siapa pun itu. Kalau Jenovan dan Nathan cuma aku-kamu ke Chandra yang mana akhirnya membuat semuanya minimal pakai aku-kamu kalau ngobrol sama Chandra. Kata Jenovan, dilarang merusak kepolosan si Chandra.

DrieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang