21. Quality Time

1.5K 271 13
                                    

Pagi ini, Chandra dikagetkan dengan suasana sarapan pagi yang cukup aneh.

Tadi pagi, Chandra terbangun dengan Jenovan dan Nathan yang sedang memeluknya. Lalu saat ia akan menyiapkan sarapan, sudah ada makanan yang tersedia di meja makan. Chandra menoleh ke dapur dan ia melihat ada bibi yang biasanya bekerja di rumah kakek.

Lalu selama sarapan, Nathan menempelinya seperti anak kucing dengan wajah penuh luka. Terdapat luka disudut bibirnya dan juga memar disekitar hidungnya.

Nathan bilang ia tertimpa lemari yang jatuh di kamarnya, tapi Chandra tahu bahwa itu hanyalah bualan. Itu jelas luka pukulan, namun Chandra tidak mau memaksa Nathan bercerita ketika ia tidak mau menceritakannya.

Nathan pun berubah manja, ia tidak makan jika tidak Chandra suapi.

Berbeda dengan Jenovan, ia terlihat santai, tapi tidak menanggapi sikap Nathan sama sekali. Ia sarapan dengan tab di tangannya, memilah berkas-berkas kantornya walaupun ini hari minggu.

Namun selesai sarapan, Chandra langsung dihadapkan oleh seorang dokter yang Chandra yakini dipanggil oleh Jenovan. Dokter itu datang memeriksa keadaan Chandra sedikit dan juga mengganti perban di kepala Chandra.

Chandra hanya menurut. Jenovan memperhatikan apa yang dilakukan dokter itu sambil bersedekap, memasang wajah dingin khas nya. Sementara Nathan memperhatikan dengan seksama seakan-akan ia adalah dokter penguji, membuat dokter yang sedang mengganti perban Chandra sedikit grogi. Namun Nathan tidak mengganggu, ia tidak menyentuh Chandra sama sekali selama dokter itu merawat Chandra.

Jujur saja, di dalam diri Chandra perasaan kecewa pada Nathan tentu ada. Tapi dia bisa apa jika Nathan menempel lucu padanya? Biar bagaimana pun, Nathan adalah adiknya. Mana bisa dia marah pada Nathan lama-lama.

Chahel pernah bilang bahwa Chandra itu terlalu baik. Ia mudah memaafkan. Pada nyatanya, Chandra memang mudah memaafkan, tapi bukan berarti lupa.

Mungkin Chandra bias, namun rasa kesalnya pada Nathan tidak seberapa dibandingkan rasa kesalnya pada wanita itu. Namun sekali lagi, memang Chandra bisa apa?

Setelah mengistirahatkan tubuhnya tadi malam, pagi ini pikiran Chandra lebih terbuka. Ia sadar bahwa semua bukan salah saudaranya. Sudah pernah Chandra bilang kan kalau Nathan terlalu baik pada wanita. Wanita itu saja yang tidak tahu diri.

Tapi Chandra juga belum ada mood untuk menanggapi Nathan. Jadi ia pikir, tak apa kalau Nathan ia diami sebentar, yang berakibat Nathan begitu manja padanya hari itu.

Jenovan menyiapkan ruang tv menjadi bioskop mini sementara. Ia membentangkan sofa besarnya yang dapat berubah menjadi kasur dadakan, menaruh banyak bantal dan selimut, menyediakan popcorn serta cemilan lain.

Jenovan menyuruh Chandra menyamankan dirinya di sofa yang ia ubah menjadi kasur tersebut, sementara Nathan tanpa arahan masih mengintil pada Chandra. Bergelendot ditangannya. Mirip seperti bayi.

Jenovan berpikir, Nathan jika sedang seperti ini baru terlihat sebagai bungsu. Bahkan Nathan termanyun ketika Jenovan mendiaminya.

Jangan beri tahu Chandra. Jenovan adalah penyebab luka-luka diwajah Nathan. Nathan dengan senang hati menerima pukulan dari Jenovan ketika Jenovan tahu apa yang terjadi di mall.

Nathan menerima pukulan Jenovan tanpa melawan. Paling ia hanya mempersiapkan diri agar menghindari luka yang lebih parah. Kalian tahu kan seberapa kuat tenaga Jenovan?

Pun setelahnya, Jenovan mengusap pelan luka-luka yang ia buat pada wajah Nathan.

Kini Nathan sedang bermanja juga pada Jenovan. Meminta ia yang memilih tontonan yang akan mereka bertiga tonton hari ini.

DrieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang