ride night

44 18 4
                                    

"Kamu tidak ada hak mengaturnya
Karena bukan kamu yang dia mau"


_Alden Deandra



"

Gue pernah hampir dilecehin cewek," ucap Natta santai. "Gue pernah suka sama cewek, dan gue sayang banget sama dia, gue rela lakuin apapun buat dia, gue goblok emang. Dan suatu hari cewek itu minta jemput gue ke suatu tempat, nah gitu deh untungnya gue masih perjaka," ucapnya tertawa kecil. Bukan tawa senang yang Aruna dengar melainkan tawa hambar didalamnya.

"Beli permen kapas yuk Taa!" ucap Aruna mengalihkan topik, kebetulan di depan ada penjual permen kapas.

"Lucu banget Ta, sayang mau gue makan," ucap Aruna setelah membeli perman kapas.

Mereka duduk di salah satu bangku kayu malioboro menikmati permen kapas milik Natta yang dibagi berdua karena Aruna tidak tega memakan miliknya.

"Terus kenapa dibeli Na?" Natta mencubit pelan pipi Aruna.

"Suka sama permen kapas Ta," ucap Aruna sibuk memakan permen kapas itu.

Mereka berbincang ringan tertawa bersama hingga seseorang berlalu di depannya.

****

"Yo, lo mau anterin gue nggak?" tanya Alden sedikit berteriak.

Mereka sedang berkumpul di rumah Alio menongkrong di sini sudah menjadi rutinitas Mahen, Alio dan Alden. Alasan memilih rumah Alio karena rumah ini selalu sepi, orang tua Alio bekerja di luar negeri.

"Kemana?" tanya Alio menjawab.

"Beli bakpia ke malioboro,"

"Sama Mahen tuh dia ready, gue mau nyuci cika," ucap Alio.

"Cika naon!??" ucap Mahen.

"Motor ketce gue lah, siapa lagi." Alio beranjak keluar menyiapkan alat cuci motornya.

"Yuk Hen, ntar gue bonceng bayar gopek," ucap Alden kemudian menarik tangan Mahen yang dibaluti hoodie hitam.

Mereka menancapkan gas meninggalkan pelantaran rumah Alio menuju malioboro malam ini. Beberapa menit menyusuri tempat itu mereka berhenti di salah satu kursi malioboro.

"Hen gue boleh tanya?" ucap Alden.

"Hm, ngomong aja," balas Mahen.

"Lo nggak ada rasa sama Aruna?" tanya Alden hati-hati.

"Kenapa lo nanya gitu?" Mahen menolehkan kepalanya menatap Alden.

"Lo tau kan cinta itu datang karena terbiasa, dan Aruna tiap hari selalu buntutin lo, nggak mungkin kan lo nggak suka sama Aruna?" tanya Alden.

"Lo sendiri suka kan sama dia?" Mahen menaikan sebelah alisnya.

"Sok tau lo." Alden meninju kecil bahu Mahen diiringu tawanya.

"Gue kenal lo bukan satu dua hari Den, gue tau dari sikap lo bahkan cara mandang lo ke dia," ucap Mahen serius.

"Gue emang suka sama Aruna, tapi gue nggak mau kejar dia, dia sukanya sama lo Hen. Dan kalau itu emang yang bikin dia seneng nggak ada alasan gue lunturin kebahagiaan nya, jadi tolong lo buka hati sedikit aja buat dia, lihat perjuangan dia" ucapnya mantap.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jogja Dan KisahnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang