¹🥨

667 53 0
                                    

Maaf atas keterlambatan update.

***

Dara menatap penampilan nya yang menggunakan gaun pengantin berwarna putih, dirinya terlihat sangat cantik hari ini itulah pujian yang dia dengarkan sejak duduk di pelaminan bersama dengan Aslan.

Resepsi pernikahan mereka sudah selesai beberapa menit yang lalu, namun yang berada di kamar hotel ini hanyalah Dara sendirian. Ia tidak tahu di mana Aslan berada.

Ketukan pintu membuat Dara mengubah ekspresi yang awalnya lelah menjadi ceria. "Kami akan membantu nona melepaskan gaun atas perintah tuan,"

"Maksud kalian adalah Aslan?" tanya Dara kepada dua pelayan yang datang. "Iya nona,"

Dara membiarkan dua orang itu membantu nya melepaskan gaun dan membersihkan make up di wajah. "Terimakasih," ucap Dara saat kedua pelayan itu menyelesaikan tugasnya.

"Sama-sama nona, ini adalah tugas kami."

Akhirnya Dara bisa merebahkan tubuhnya yang terasa sangat pegal itu, karena efek kelelahan tanpa sadar Dara sudah tertidur pulas di atas ranjang hotel sendirian.

Pagi harinya Dara di kejutkan dengan kedatangan Aslan yang berpenampilan acak-acakan. Baju yang kancing nya tidak rapi, ikat pinggang yang tidak terpasang dengan benar serta tercium bau alkohol bercampur dengan bau aneh di tubuh pria itu.

"Menjauh dari ku! Aku sudah mandi!" Dara berusaha keras untuk mendorong dada pria itu agar menjauh dari tubuhnya. Selain tidak nyaman dengan bau aneh dan alkohol itu, Dara juga tidak nyaman dengan aroma nafas Aslan yang berbau rokok.

"Bagaimana kalau kita morning sex babe," bisik Aslan yang mengukung tubuh Dara di sofa.

"A-apa?! Berani kau melakukan itu aku akan membunuhmu!"

"Melakukan nya dengan suami sendiri akan mendapatkan pahala kata orang-orang, Adara ayo kita morning se―ARGHH."

"Makan sana morning sex sendirian!" Dara lekas keluar dari kamar hotel usai menendang aset penting Aslan dengan lututnya kuat-kuat.

Dara keluar menuju restoran hotel tersebut, dia sangat lapar sekaligus perlu menghirup udara segar. Hidung nya terasa tercemar oleh bau Aslan tadi.

Ia langsung memakan makanan nya saat sudah di sajikan oleh pelayan, dia sudah terlalu lapar. Tidak bisa menahannya lagi.

"Adara di mana suami mu?"

Dara menatap bingung wanita yang berpakaian terbuka di bagian dada itu. Dia tidak merasa mengenal wanita ini.

"Ah maaf, aku Wina teman Aslan."

"Maaf aku tidak tahu dan soal Aslan dia ada di kamar kami. Dia kelelahan jadi bangun nya lebih siang dari ku," jawab Dara sekenanya.

"Pasti ia sangat ganas kan? Haha.. aku pernah merasakan kebuasan nya di ranjang." bisik Wina. Melihat wajah Dara yang memerah itu Wina tersenyum culas tanpa tahu kalau Dara sebenarnya menahan diri agar tidak muntah. Kalau Dara muntah itu sangat di sayangkan mengingat makanan nya baru masuk lambung belum masuk usus.

Dara segera keluar dari lift tanpa menoleh ke arah Wina, dia ingin cepat-cepat sampai ke kamar untuk mengemasi barang-barang miliknya.

"Apa yang kau lakukan?"

Dara langsung menutup matanya dengan kedua tangannya melihat Aslan yang keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggang. Apa pria itu tidak waras? Ada seorang gadis di sin―sebentar bukankah Dara sendiri yang tidak waras. Mereka kan suami istri mau bertelanjang pun harusnya bukan masalah besar. Dara menurunkan kedua tangannya kembali mengemasi barang-barangnya ke dalam koper mengabaikan Aslan.

"Adara kau tahu aku paling tidak suka di acuhkan,"

Bibir Dara mencebik menirukan ucapan Aslan dengan nada mengejek yang membuat pria itu naik pitam. Dengan gerakan cepat dirinya menarik tubuh kecil Dara ke pangkuan nya. Lalu dengan kasar melumat bibir Dara.

Mendapatkan serangan tiba-tiba dari Aslan seperti ini membuat Dara panik. Dengan sekuat tenaga ia berontak tapi pergerakan nya di kunci oleh Aslan.

Aslan sendiri menekan tengkuk Dara dengan kuat agar ciumannya semakin dalam, tangan Aslan yang lain memeluk pinggang Dara dengan erat.

Setelah 5 menit ciuman itu di lepas oleh Aslan. Dara segera meraup oksigen dengan rakusnya.

"Lain kali aku akan melakukan lebih parah kalau kau berani mengacuhkan ku, Adara."

Bisikan Aslan membuat Dara merinding ketakutan. Yang benar saja, di cium lima menit saja dia seperti ingin mati apalagi lebih dari itu.

Menatap kesal Aslan, Dara berdiri dari pangkuan pria itu karena Aslan sendiri melonggarkan pelukannya.

"Aku akan pulang siang ini, terserah kamu mau masih di sini atau tid―"

"Kau tidak akan ke manapun Adara. Kita akan di hotel selama 3 hari, lagipula aku akan rugi kalau pulang sekarang. Harga sewa jalang sekarang mahal,"

Dara membulatkan matanya. Pria ini sungguh gila, sangat gila seharusnya Dara tidak usah berurusan dengan Aslan. Tapi sekarang nasi sudah menjadi bubur tinggal di kasih kecap dan suwiran ayam lalu makan. Maksudnya Dara tidak boleh mundur dari keputusannya. Tidak boleh.

***

Bad Marriage | EXTRA PART ADNBL [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang