⁴🥀

538 44 0
                                    


"Sakit Aslan!"

Dara hampir saja terjatuh karena tersandung kaki nya sendiri, saat keluar dari dalam mobil Aslan langsung menyeretnya dengan kasar.

"Aslan, aku bilang sakit!"

Bruk

"Akh.."

Tangis Dara luruh merasakan sakit di dadanya akibat terantuk meja di tambah perih kulit kepalanya karena rambutnya di jambak oleh Aslan.

"Berani sekali keluar dari rumah ini tanpa seizin ku!"

"Aku kan is-tri tidak di anggap o-oleh mu! Kenapa harus meminta izi―AKHH!"

Aslan menguatkan jambakan nya. "Sa-sakit Aslan, le-lepas!"

Menulikan pendengaran nya pria itu dengan tidak berprikemanusiaan kembali menyeret Dara memaksa gadis itu untuk naik ke atas ranjang.

"A-apa yang kamu lakukan! Le-lepas!"

"Enggak! Ja-jangan Aslan, a-aku mohon!"

Aslan menarik paksa pakaian Dara hingga robek. Kesal karena Dara yang terus memberontak Aslan menampar pipi gadis itu.

"A-aslan jangan ... A-aku mohon!"

"Jang―eumhpphh.."

Aslan membungkam mulut Dara dengan mulutnya. Melumat kasar kedua bibir Dara hingga berdarah. Tangan nya pun tidak tinggal diam, Aslan mulai melucuti sisa pakaian yang masih terpasang di tubuh Dara.

"Enggak! A-aku mohon jangan lakukan i-itu Aslan.."

Dara mendorong tubuh besar Aslan yang mengukung tubuh nya. Itu tidak ada gunanya sama sekali karena tubuh besar Aslan tidak bergerak sedikitpun.

"Adara sudah ku bilang bukan, ketenangan sudah mu berakhir." bisik Aslan.

Dara menggeleng-gelengkan kepalanya sambil terisak. "A-aku minta maaf ... A-aku janji enggak g-gini lagi ..."

Aslan menatap wajah Dara datar, dengan lembut ia mengelus pipi Dara namun sesaat setelah nya berubah menjadi cengkraman kuat. "Tidak ada kata maaf untuk pembunuh seperti mu,"

"Hah? Maksud nya ... Tunggu, tidak Aslan jangan!"

***

Dara masih setia mengurung dirinya di kamar sejak kejadian dia mana Aslan merenggut paksa keperawanan nya. Sakit, sangat sakit. Aslan tidak ada lembut-lembut nya saat melakukan itu padanya.

Pukulan, cekikan dan juga jambakan mengiringi percintaan sepihak itu. Pihak Dara lah yang paling menderita apalagi posisi Dara yang tidak tahu harus bercerita tentang ini kepada siapa. Dia terlalu takut, takut dengan Aslan.

Dan apa maksudnya dengan pembunuh? Kenapa Aslan menyebut Adara pembunuh? Dara menghapus air matanya, dia tidak boleh lemah dia harus kuat. Dara harus mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi dengan Adara asli sehingga Aslan sebenci itu.

Dengan agak gemetar Dara memutar knop pintu. Menarik nafas dalam, Dara membuka pintu dan keluar dengan hati-hati.

"Selamat siang bi,"

"Astaga nona! Mari ikut bibi, bibi akan mengobati luka nona."

"Bibi aku tidak apa-apa, i-ini hanya luka kare―"

"Non maaf sebelumnya. Siang ituーsiang itu bibi mendengar semuanya.. maafkan bibi karena tidak bisa menolong non Adara.."

Mata Dara berembun, dia merasa malu. Dirinya sudah ternoda, tidak suci lagi. Keperawanan nya sudah terenggut.

Bad Marriage | EXTRA PART ADNBL [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang