Chapter 4

1.6K 246 26
                                    

~~~ Happy Reading ~~

Esok harinya, (Name) berangkat ke sekolah seperti biasa dengan mengendarai motornya. Saat ingin ke kelas, secara tidak sengaja dirinya berpapasan dengan saudara-saudari dari Tristan. Dia dan mereka saling melemparkan tatapan satu sama lain.

Digo dengan sengaja melemparkan tatapan mengancamnya, tapi itu tidak membuat (Name) merasa terancam ataupun takut. Dia juga membalas tatapan Digo dan menambahkan aura dominasinya.

Dalam sekejap tubuh saudara dan saudari dari Tristan itu menjadi tegang dan membatu. Mereka merasakan seperti ada sesuatu yang tak kasat mata menekan mereka dan seolah-olah mencoba menundukkan mereka. Sementara untuk (Name), dia hanya mendengus dingin lalu berjalan meninggalkan mereka dan pergi menuju ke kelasnya sebelum dirinya terlambat.

🧛🧛🧛


"Bapak mau tanya, apa yang dimaksud dengan mesin?" Pak Bandi lalu menatap ke arah (Name). "(Name)?"

"Mesin adalah perangkat yang mengambil sumber daya tertentu, seperti bahan bakar atau listrik, dan mengubahnya menjadi gerakan yang dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan." jawab (Name) atas pertanyaan dari pak Bandi yang ditujukan kepadanya.

Pak Bandi mengangguk puas mendengar jawaban dari (Name), kemudian dia mencari jawaban lain dari murid yang lain. "Galang?"

"Bapak mau jawaban simpel atau jawaban yang panjang aja, pak?" tanya Galang.

"Yang simpel aja."

"Mesin itu pak, sesuatu yang digerakkan oleh listrik, pak! Nah, contohnya kayak AC! AC itu bisa menyala karena apa? Karena ada listriknya pak! Ehh terus ehh, kipas angin pak! Kipas angin juga bisa menyala karna apa? Karena ada listriknya."

(Name) hanya memutar matanya saat mendengar jawaban Galang. 'Tipikal Galang banget ini mah.'

"Sama kayak resleting juga, pak. Nih bisa naik turun karena apa? Karna ada mesinnya pak!" kata Galang sambil mempraktekkan resletingnya naik dan turun.

(Name) hanya bisa menghela nafas lelah mendengar candaan dari Galang. Masih sempat-sempatnya dia bercanda di saat-saat seperti ini. Sementara satu kelas langsung tertawa mendengar candaan dari Galang.

"Cukup! Cukup! Cukup! Ada lagi yang ingin menambahkan?" tanya Pak Bandi ke mereka.

Tiba-tiba saja Tristan mengeluarkan suaranya. "Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirimkan atau mengubah energi untuk melakukan atau pelaksanaan tugas manusia..."

Semua orang tampak kagum, kecuali (Name) dan Galang saja yang tidak kagum. Dari ujung mata (Name), dia melihat saudara dan saudari dari Tristan berdiri di depan pintu kelasnya. Tapi dia memilih untuk tidak peduli. Selama mereka belum mengancam nyawa dan keselamatan dari Nayla, jadi dia hanya memantau mereka saja. Jika sudah menyangkut nyawa dan keselamatan dari Nayla, maka dia akan langsung turun tangan untuk menanganinya.

"Bagus sekali! Itu jawaban yang bapak minta!" pak Bandi lalu menatap kesal ke arah Galang. "Bukan kamu! Kayak resleting naik turun, naik turun! Emangnya apaan?!"

"Pak, tapi kan pak, saya jawabannya jawaban yang simpel! Kalau dia, dia jawaban yang panjang, pak!"

"Hahh! Omg hello, Tristan! Lu bisa nggak sih? Stop bikin gue jatuh cinta sama elo? Tch, aduh!" ucap Sisi yang senyam-senyum seperti orang yang lagi jatuh cinta.

Galang memukul mejanya sendiri. "Eh, Sisi! Lu bisa nggak sih? Stop, belain si Tristan!"

"Lo bisa nggak sih stop cemburu!"

"Eh lo!"

"Lu cemburu-"

Pak Bandi cepat-cepat langsung bergerak menghentikan adu mulut mereka. "Cukup, cukup, cukup! Galang, kamu keluar!"

"Kok saya keluar, pak?"

"GET OUT!!!"

🧛🧛🧛

"Nay, lu pulang duluan aja yah. Gua masih ada jam organisasi nih," ucap (Name) ke Nayla.

"Oohh oke!"

Nayla lalu berjalan keluar dari gerbang sekolah. Sementara (Name) harus menyelesaikan tugasnya sebagai salah satu pengurus dari organisasi yang ada di sekolah.

Baru 5 menit berlalu, (Name) tiba-tiba mendapatkan penglihatan. Di dalam penglihatannya, dia melihat ada sebuah mobil yang sedang melaju di jalan dan akan menabrak Nayla.

"Nayla!!" gumam (Name) yang merasa kaget dan khawatir.

(Name) langsung berlari ke luar dan pergi menuju ke tempat Nayla, sesuai dengan yang dia lihat dalam penglihatannya. Setibanya di lokasi kejadian tersebut, dia melihat Nayla sudah dikelilingi oleh beberapa murid dari sekolah mereka, termasuk ada Sisi dan Galang di sana. Tanpa berpikir panjang, (Name) langsung berlari menghampiri Nayla.

"Nayla, lu nggak papa kan? Nggak ada yang terluka-"

(Name) terdiam karena melihat ada bekas tangan manusia di mobil yang ingin menabrak Nayla tadi.

'Tangan manusia? Mana ada manusia bisa menghentikan sebuah mobil yang melaju dalam kecepatan yang tinggi. Tidak mungkin Nayla mempunyai kekuatan, kecuali....'

Tatapan mata (Name) berpindah ke arah Nayla yang berlari ke arah mobil Tristan.

'Sudah aku duga, kalau mereka benar-benar vampir. Tapi aku masih harus cari tahu, niat mereka untuk mendekati Nayla.' pikir (Name).

~~~ Bersambung ~~~

Darah Suci (GGS X Uchiha Female Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang