episode 3 : fate?

99 37 0
                                    

 
"Please don't make it harder than it already is"

  Di keheningan malam yang tenang, di dalam kamar yang hanya diterangi oleh rembulan yang menembus sela-sela jendela, Iris ember si jelita menatap langit-langit yang gelap. Hanya dirinya yang masih terjaga di tengah malam seperti ini, sementara dua temannya telah terlelap dalam mimpi mereka. Pikiran (name) berkelana dalam gelapnya malam, terbenam dalam bayangan kejadian-kejadian yang telah berlalu.

Kenangan malam tadi masih segar dalam ingatannya, saat ia berpapasan dengan seorang lelaki yang mengingatkannya pada sosok yang telah lama dirindukan. Wajah lelaki itu sangat mirip, hingga ia sempat menangkap sekilas iris merah yang mengingatkannya pada seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya.

Tubuh (name) sedikit terlonjak ketika suara ketukan lembut menghampiri jendelanya. Awalnya, ia mengabaikan suara itu, mengira mungkin itu hanyalah bisikan dari dunia lain. Namun, ketukan itu terus berlanjut-sekali, dua kali, bahkan tiga kali-hingga rasa penasaran membangkitkan keinginannya untuk mencari tahu apa yang tersembunyi di balik jendela yang tertutup tirai. Dengan enggan, ia bangkit dari tempat tidurnya, mengikuti dorongan hati untuk menjelajahi misteri malam ini.

Iris embernya mengintip dari celah tirai yang ia buka sedikit. Dalam kegelapan malam, matanya mencari-cari sesuatu yang tak dikenalnya.

Tuk.

Sebuah tangan muncul dari balik jendela, tempat biasanya ia meletakkan pot-pot tanaman. (name) terkejut, tubuhnya sedikit tersentak oleh kehadiran tangan yang tiba-tiba itu. Rasa takut mulai merambat, menyusup ke dalam dirinya. Apakah ini hantu? Namun, ketakutan itu segera sirna ketika ia menangkap sosok wajah yang sangat familiar. Dengan hati-hati, ia membuka jendela, mengusap tirai yang menghalangi pandangannya.

Kini seorang lelaki berdiri di hadapannya, telah memanjat hingga ke kamarnya yang terletak di lantai dua. Senyuman tipis terukir di wajahnya, menghilangkan keraguan dan ketakutan di hati (name). Ia memandang mata hitam lelaki itu dengan campuran cemas dan kekhawatiran-pasalnya, lelaki itu berada di asrama wanita.

"Apa yang kamu-!" kata (name) terpotong ketika tubuhnya ditarik dalam pelukan yang hangat dan mendalam. Kehangatan itu seakan menghapus rindu yang telah terpendam selama beratus hari, menghubungkan kembali jiwa-jiwa yang terpisah. Dalam pelukan itu, Lucas merasakan kembali rasa yang selama ini ia cari-sebuah penegasan bahwa jiwa perempuannya kini berada di hadapannya.

Pelukan sang Adam mengerat dalam keheningan yang mendalam, menciptakan sebuah ruang antara mereka yang terfokus hanya pada kerinduan yang membara. "Aku tahu, ini kamu, (name)," lirih sang lelaki dengan suara berat namun lembut, seperti bisikan malam yang menyentuh hati.

Iris hitam pada mata lelaki itu perlahan berubah menjadi semerah batu delima, memancarkan kilau lembut di ceruk leher sang gadis. Ia membenamkan wajahnya, menyerap aroma tubuh yang mengingatkannya pada seseorang yang telah lama ia cari.

Aura merah yang kelam mulai menyelimuti mereka berdua, menyatu dengan cahaya iris merah sang Adam yang bersinar dalam kegelapan malam. Dalam pelukan yang penuh kehangatan dan sihir, lelaki itu merasakan getaran jiwa yang dikenalnya dalam diri wanita yang dipeluknya.

"Lucas...?" bisik sang gadis dengan nada penuh keraguan, suaranya seperti angin lembut yang menerpa malam.

Sang tuan hanya mendeham pelan, lebih menikmati sentuhan hangat yang telah lama dirindukannya. Si jelita terdiam sejenak sebelum meregangkan pelukan mereka. Kini, iris embernya menatap mata semerah delima milik sang tuan. Pada saat itu, (name) yakin bahwa laki-laki di hadapannya adalah Lucas yang ia kenal.

Dengan perlahan, tangannya menangkup pipi sang tuan, membelai wajah yang begitu familiar dan akrab baginya. Iris embernya sesaat menatap dengan teduh kepada sang tuan. "Aku selalu menunggumu, tahu?" ucapnya pelan, seolah kata-katanya hanya untuk mereka berdua di tengah malam yang sunyi, di antara teman-temannya yang tertidur pulas.

𝐒𝐏𝐀𝐂𝐄 𝐀𝐍𝐃 𝐓𝐈𝐌𝐄 : LUCAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang