Different

3 0 0
                                    

Mungkin terdengar klise, tapi Rendy merasa ada sesuatu yang berbeda dari perempuan ini.

Kalea. Kalea Liv Adnan.

Dan bukan sesuatu yang biasa ketika Zeta tiba-tiba mengenalkannya dengan seorang perempuan. Well, ini juga belum bisa dimengerti. Zeta tahu betul bahwa ia sudah mencoba dekat dengan berpuluh-puluh perempuan sejak hubungannya yang terakhir kandas. Zeta juga tahu tidak pernah ada yang berhasil bertahan sampai statusnya jelas. Semuanya berakhir sebelum ia menyabet gelar sebagai pacar orang.

Sebenarnya Rendy mulai jenuh dengan siklus yang terus menerus berulang.

Kenalan-dekat-asing.

Tapi ia juga tidak pernah melewatkan kesempatan jika ada perempuan yang bisa diajak berkenalan atau didekati. Siapa tahu kali ini beruntung, pikirnya setiap kali mencoba dekat dengan orang baru.

Seperti saat ini, ia mencoba setidaknya menjadi partner mengobrol yang baik untuk perempuan yang baru saja dikenalkan sahabatnya beberapa hari lalu. Siapa tahu nanti bisa lanjut, benaknya berkata.

Rendy Aizar Lingga:

Sudah makan Kalea?

Kalea Liv Adnan:

Belum nih

Rendy Aizar Lingga:

Nunggu disuruh ayang ya?

Kalea Liv Adnan:

🤨

Gak punya ayang

Rendy Aizar Lingga:

Yah pantes hahaha

Kalea Liv Adnan:

Apa coba?

Rendy Aizar Lingga:

Kamu sakit kan? Harusnya jangan ditunda-tunda makannya

Kalea Liv Adnan:

Loh kok tau?

Rendy Aizar Lingga:

Dikasih tau Zeta

Kalea Liv Adnan:

Kalian sering ngomongin aku ya?

Rendy Aizar Lingga:

Hahaha iya

Setelah Zeta ngenalin kita, dia sering nyeritain tentang kamu

Even before we know each other like this, dia sering nyeritain kamu

Katanya dia punya temen cewek sekarang

Kalea Liv Adnan:

Oh gitu

Emang dia gak pernah temenan sama cewek sebelumnya?

Pernah kok, pernah kan?

Rendy Aizar Lingga:

Pernah

Tapi gak pernah awet 😅

Anyway, gimana rasanya sakit? Enak gak?

Kalea Liv Adnan:

Kamu gak pernah sakit kah?

Segala nanya

Mana ada sakit enak

Rendy Aizar Lingga:

Hahahaha cantik-cantik kok emosian

Mau mastiin aja, gak enak kan?

Makanya kalo bisa jangan sakit

Gak bisa ngapa-ngapain

Kalea Liv Adnan:

Ya gimana. Sakit juga bukan aku yang mau

Sedih tau

Rendy Aizar Lingga:

Kalo aku yang sakit, sedih gak?

Kalea Liv Adnan:

Pardon?

Rendy Aizar Lingga:

Coba ah sakit

Mau liat Kalea sedih apa enggak

Kalo sedih, mau liat sedihnya kayak gimana

Kalea Liv Adnan:

Kinda giving "buaya darat" vibes

Rendy Aizar Lingga:

Hahahahaha

Maaf ya gak maksud begitu

Senyum Rendy tiba-tiba melebar. Tawanya pelan, terkikik, tapi bertahan lama. Ia tidak ingin buru-buru mengakhiri percakapan—yang menurutnya—seru itu.

Balasan Kalea sebenarnya biasa, bahkan terlihat tidak begitu bersemangat dan tidak menunjukkan ketertarikan lebih kepadanya. Tapi Rendy tetap menunggu balasan demi balasan dari Kalea persis seperti remaja yang sedang kasmaran.

"Ketemu aja belum, udah kayak orang tolol aja gue," Gumamnya pada diri sendiri. Tapi tangannya tetap mengetikkan balasan dengan kata-kata manis untuk perempuan di seberang sana. "But this one is different."

Kembali, Rendy mengulum senyum ketika balasan Kalea muncul di layar ponselnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

How's Life?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang