Sinar matahari yang hangat terasa semakin meningkatkan suhu disekitar kepalanya. Jisoo mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum meregangkan tubuhnya dikarenakan pegal yang melanda. Ia merasa tak pernah sepegal dan selengket ini selama hidupnya.
Masih dengan keadaan telungkup ia menoleh pada sumber cahaya yang menyilaukan.
"Tunggu sejak kapan itu terbuka?" Jisoo mencoba mengingat, ini semakin buruk bila jendela itu terbuka ditengah heat nya.
"Oh tidak!" Jisoo segera berguling kekanan lalu menyingkap selimutnya. Untungnya tiada bekas ruda paksa disana.
Jisoo melemaskan bahunya. "Fyuhh syukurlah mungkin hanya angin."
Kekhawatirannya teratasi tapi bukan berarti masalahnya berakhir. Jisoo melirik tubuh bagian bawahnya, bagaimana saat slick di selangkangan mulusnya itu saling tarik menarik menjadi benang-benang bening yang lengket. Tidak ada penyangkalan sekarang ia seratus persen omega.
"Aku harus bagaimana setelah ini."
♡
Tempat itu begitu tenang, tak ada alasan untuk suatu perpisahan, kesedihan, dan duka disana.
"Enigma ku Seokmin"
Seokmin mendengar sesuatu, suara lembut dengan napas yang terasa lemah itu menyapa pendengarannya dari balik punggungnya, Seokmin membalikkan tubuhnya.
Terlihat pria manis itu tengah ketakutan disebrang tempatnya berdiri, pria itu ada pada hamparan daratan kering gersang dengan pepohonan tersisa batang rantingnya saja. Sedangkan pada wilayah Seokmin hutan rindang nan segar terhidang, keduanya dipisahkan oleh sungai yang mengalir deras dan kuat.
"Tolong aku."
Seokmin berlari pada sumber suara itu namun jarak keduanya semakin menjauh, sungai itu semakin melebar.
"Mate! Tunggu aku, akan menolongmu." Kaki Seokmin melemas, ia tersungkur lalu berusaha merangkak pada tepian sungai itu.
Tak lama air sungai perlahan berubah warna menjadi merah darah, berbau anyir, dan daratan gersang itu telah hilang menjauh disertai air sungai yang menelannya. "Tidakkk!"
Deg!
"Hosh hoshh"
Seokmin terbangun hingga terduduk tegang. Ternyata ia mimpi buruk."Wah si pengacau sudah bangun." Suara Jun dari sudut kamar terdengar bagai lagu sambutan cemoohan kesadaran Seokmin.
"Ada apa ini?" Beberapa detik cukup untuk Seokmin merasakan ada keanehan dengan dirinya dan pasangan dihadapannya terutama Jun.
Jun memilih pergi kedapur untuk mengambil pakan Seokmin.
Minghao mendekat lalu mengamati sekujur tubuh Seokmin hingga menyingkap selimut yang menutupi separuh tubuh Seokmin, bujangan itu berpakaian lengkap. "Kau tertidur selama seharian ini, tak apa itu hal yang wajar untuk enigma yang baru bangkit."
Seokmin menggerakkan tubuhnya separuh beranjak. "Tapi mate ku dalam bahaya!"
Minghao mendorong perlahan dada Seokmin hingga terbaring kembali lalu membisikkan sesuatu, "Dia aman diistana nya sekarang, pingsan dengan banjir slick dianalnya," dengan posisi mengukung Seokmin kini Minghao menyentil jakun Seokmin yang terlihat meneguk salivanya sendiri. "Jangan dibayangkan."
Minghao beranjak dari tubuh Seokmin setelah melakukan beberapa pengecekan luar dan terasa aman. Lalu dari detak jantung Seokmin yang barusan dirasakan sepertinya efek samping ramuannya dapat diatasi dengan baik oleh tubuh Seokmin, dan bujangan itu agaknya tegang untuk sekedar mengingat mate nya maka dipastikan bagian pembiakannya juga tak bermasalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possible (Seoksoo) (Junhao)
FantasyDeskripsi cerita ini terdengar terlalu bersih untuk mewakili keseluruhan cerita. Deskripsi cerita : Seokmin seorang alpha muda yang harus menelan pil pahit melarikan diri dari pembantaian di pack nya menjadi seorang rogue disebuah hutan terlarang...