Aku Akan Selalu Mencintai Kalian

13 2 0
                                    

-

Winter yang tengah duduk bersandar di atas tempat tidur, tiba-tiba saja merasakan ingin ke toilet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Winter yang tengah duduk bersandar di atas tempat tidur, tiba-tiba saja merasakan ingin ke toilet. Pandangannya tertuju pada Jesse. Berharap Jesse sudah selesai dan membantunya untuk ke toilet. Namun Jesse tak kunjung datang. Kemudian Winter memutuskan turun dari ranjang dengan perlahan dan hati-hati. Akhirnya Winter merasakan kelegaan setelah buang kecil. Namun tiba-tiba wanita itu memegang perutnya yang terasa nyeri pada bagian bawahnya, ia lalu mengusap perutnya dengan perlahan. Winter berpegangan pada wastafel agar dirinya tidak terjatuh. Ia berusaha untuk tetap melangkah keluar.

"Sayang, kau di mana..?!" (Suara Jesse kembali terdengar di kamar perawatan)

"A-Aku..." (Rasa sakit semakin menguras tubuh Winter)

"Sayang, kau kenapa..?" (Jesse memutuskan untuk ke toilet dan menopang tubuh istrinya)

"Perutku sakit sekali" (Suara Winter merintih kesakitan membuat Jesse tidak tega)

Kedua manik mata Jesse di buat lebih panik lagi ketika cairan bening mulai merambat di kaki Winter. Tidak ingin terjadi sesuatu dengan istrinya itu, buru-buru Jesse menggendong Winter keluar dari ruangan. Pho yang memang berada di luar segera merespon.

-

"Ada apa, Jesse

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada apa, Jesse...??" (Tanya Pho yang melihat kondisi Winter seperti itu)

"Kau cepat panggilkan suster, Pho" (Serunya pada Winter. Suster pun datang)

"Kau harus kuat, Sayang" (Jesse membaringkan tubuh Winter di atas brankar)

"Nona Winter harus segera di bawa ke ruang persalinan" (Usul salah satu suster)

"Apa yang terjadi..?" (Chishiya baru saj muncul dan melihat Jesse yang sudah panik)

"Nona Winter akan melahirkan, Dokter. Air ketubannya pecah" (Jawab suster)

"Kalian siapkan semuanya" (Perintah Chishiya. Kedua suster itu segera pergi)

"Ini sudah biasa terjadi pada wanita yang hamil kembar. Jadi tidak perlu khawatir. Aku akan menyelematkan kak Winter dan kedua keponakanku" (Chishiya mendekati Jesse)

-

"Apa kau yakin mereka akan baik-baik saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kau yakin mereka akan baik-baik saja..??" (Wajah Jesse kembali pucat)

"Mereka akan baik-baik saja selama ada aku" (Chishiya pun pergi ke ruang persalinan)

"Bagaimana dengan kondisi Nona Winter.?" (Bernie bertanya pada suster yang keluar)

"Nona Winter ingin suaminya untuk menemaninya" (Jawab suster memberitahu)

"Kalau begitu aku harus masuk" (Ujar Jesse yang segera masuk ke dalam)

Jesse mendekati istrinya yang terlihat sedang berbaring. Sembari menunggu hingga pembukaan 10. Jesse menggenggam punggung tangan istrinya dan memberi dukungan untuk sang istri yang akan melahirkan. Selama menunggu beberapa menit, Chishiya kembali.

"Baiklah. Sudah waktunya untuk melahirkan" (Chishiya datang di temani suster)

"Kakak harus tetap tenang" (Usul Chishiya. Winter pun mengangguk sembari tersenyum)

Winter pun mengikuti intruksi Chishiya. Saat di rasa kuat, Winter kembali menarik nafas dalam-dalam. Rasanya Jesse meringis ngilu ketika melihat secara langsung proses persalinan yang baru ia lihat pertama kali. Tubuhnya itu bahkan sudah melemas sejak memasuki ruangan, tetapi berusaha tetap kuat demi memberikan semangat untuk istrinya. Dan dengan dorongan yang kuat di dalam dirinya, hingga tak lama kemudian suara tangisan membelah ketegangan di dalam sana. Winter dan Jesse bernafas lega, bayi pertama mereka telah lahir dengan selamat. Dan Chishiya memberikan bayinya ke salah satu perawat.

Meraup oksigen lebih banyak lagi. Rasanya Winter sudah kehabisan tenaga tetapi ia tidak ingin menyerah karena harus melahirkan bayi kedua mereka. Winter kembali mencengkram kuat lengan Jesse, kemudian suara tangisan bayi kedua memecah kembali di ruangan tersebut. Rasanya tubuh Jesse ingin tumbang seketika saat situasi menegangkan itu berakhir. Di pandangnya wajah sang istri dengan begitu dalam dan penuh cinta. Perjuangan wanita di hadapannya itu benar-benar luar biasa. Jesse bersumpah akan selalu memberi kebahagiaan untuk mereka. Jesse mengecup kening Winter berulang kali.

"Terima Kasih Sayang"

"Aku akan selalu mencintai kalian seumur hidupku. Aku berjanji tidak akan pernah membiarkan kalian kekurangan kasih sayang dariku..!!"

Mendengar perkataan Jesse yang benar-benar sangat tulus, Winter pun hanya mengangguk lemah. Tenaga Winter sudah berkurang banyak, tetapi dirinya sangat bahagia karena berhasil memberikan kebahagiaan untuk Jesse.

***

VOTE, KOMEN, SHARE, FOLLOW

TERIMA KASIH GUYS

BERSAMBUNG

-

-

-

24/7 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang