kiss

15 3 1
                                    

HAPPY READING 🥰













Cinta memang indah,
namun tak selamanya begitu.

--the beginning of happiness--
















"Nek?." Mora memanggil neneknya yang masih duduk di ruang tamu.

Nenek Mora menatap Mora lalu tersenyum"kamu sudah pulang nak,tumben pulang nya cepat?."tanya nenek Mora sembari mengeluh tangan Mora karna posisi Mora sudah duduk di sampingnya.

"Hari ini bos Mora ada acara keluarga makannya pulang cepat." hari ini bos Mora ada acara keluarga makanya hari ini mereka pulang jam 10."kok belum tidur nek?."tanya Mora.

Nenek Mora menggeleng "nenek belum ngantuk nak?.

" jangan terlalu bergadang nek, nggak sehat buat kesehatan."Mora mengingat kan nenek nya agar tidak terlalu bergadang ia takut nenek nya sakit.

Nenek Mora merapikan rambut Mora yang sedikit berantakan "iya, bentar lagi nenek tidur kok.pasti kamu capek kan? Mandi terus tidur ya."

"Iya nek." jawab Mora mengelus tangan neneknya sayang."nenek udah makan?. " tanya Mora, Nenek Mora pun mengangguk.

Mora bangkit dari duduknya. "Kalau gitu Mora istirahat dulu ya nek.

Nenek Mora tersenyum." iya,jangan lupa berdoa ya nak."

"Iya nek, good night nek." Mora mencium kening neneknya lalu berjalan masuk ke kamar milik nya

*****

Karna merasa sudah tidak tahan untuk buang air kecil Mora ijin ke gurunya agar pergi ke toilet sebentar.

Setelah habis buang air kecil Mora membasuh tangannya tiba-tiba ada seseorang mendorong nya ke dinding toilet. Orang itu adalah Sindi bersama teman-teman nya,

Bug

"Akhhh" Mora meringis karna kepalanya kebentur di dinding.

Sindi langsung menarik rambut mora sehingga wajah Mora mendongak ke atas.

"Lo apa-apaan sih Sin ,lepasin." Mora terus memberontak agar di lepaskan.

Sindi terus menarik rambut Mora. "Lo itu kegatelan apa gimana ha? Udah tau Jendry itu pacaran sama gue tapi masih lo embat dasar nggak tau malu."

Mora menatap muka Sindi dengan tajam, ia tidak akan terlihat lemah di depan Sindi .menurutnya buat apa dia takut, mereka itu sama-sama manusia. "Bukan nya kalian udah putus yah?." ucap Mora dengan sinis.

Sindi melepaskan tangannya dari rambut Mora lalu.

Plak

Satu tamparan keras di pipi mulus Mora."udah berani lo sama gue, bosan hidup lo."

Mora terkekeh kecil sambil memegang pipinya yg barusan di tampar oleh Sindi."jadi selama ini lo pikir gue takut sama lo? Gue nggak serendah itu sin."

Mata Sindi membulat karna tidak percaya dengan apa yg Mora katakan padahal dulu Mora tidak pernah melawan walaupun mereka membully Mora. "Lo.... " ucap sindi tak percaya sembari menunjuk muka Mora.

Mora menyingkirkan tangan Sindi dari muka nya, "kenapa? Kaget? Gue bukan lagi Mora yang dulu Sin, Mora yang dulu udah mati.lo mau tau kenapa Mora yg sekarang bukan Mora yang dulu lagi? Karna gue udah sering dengar makian kalian, gue udah sering di bully sama kalian makanya gue udah kebal sama cacian kalian. " Mora menunjukkan muka mereka satu persatu.

"Dasar jalang. " maki sindi mendorong tubuh Mora ke dinding.

Mora menunjuk dirinya "gue yg jalang?. " Mora terkekeh kecil."bukan nya lo yah yang jalang?. "

Sindi melayang kan tangan nya untuk menampar pipi kanan Mora namun tiba-tiba sebuah tangan kekar menahan tangan Sindi.

Mora yg menutup mata untuk menerima tamparan dari Sindi membuka mata, dan ternyata orang yang menahan tangan Sindi adalah Jendry.

"Je-jendry?." ucap Sindi terbata-bata.

Jendry menatap Sindi dan teman-temannya dengan tajam."pergi kalian!!."Bentak Jendry.

Sindi menggeleng, "dia yang duluan Jen bukan aku. " Sindi menunjuk ke arah Mora yang sedari tadi diam karna kedatangan Jendry.

"Gue nggak nanya. " Jendry menatap Sindi dan teman-temannya dengan tatapan tidak suka.

"Ta-tap..... "

"Gue bilang pergi!!!!!!!! ." bentak Jendry lagi sehingga membuat mereka kaget termasuk Mora.

Akhirnya Sindi pergi dengan marah di ikuti teman-temannya.

Jendry beralih menatap Mora lalu menarik Mora pergi dari toilet. Karna semua siswa siswi sedang belajar jadi tidak ada yg melihat kejadian tadi.

Mora berusaha melepaskan tangan nya dari Jendry namun Jendry terus menyeret nya, sampai lah mereka di belakang gudang sekolah.

"Lepasin!!!!." Mora terus memberontak dan akhirnya Jendry melepaskan tangannya dengan kasar.

"Maksud lo apa nolongin gue dari mantan kesayangan lo!!!!!!." bentar Mora tak takut dengan tatapan Jendry.

Jendry mengerutkan dahi karna heran dengan sikap Mora.

"Kenapa? Kaget? Karna gue udah bisa ngelawan lo? Gue bukan Mora yang dulu lagi yang sering di tindas seenaknya sama lo!!!!!." bentak Mora lagi dengan amarah yang meluap-luap.

Jendry mendekat ke arah Mora lalu melipat tangannya di dada "jadi sekarang lo udah lupa sama perjanjian kita? Lo nggak mau kan sahabat lo kenapa-napa?"

Mora terdiam lalu menatap Jendry."gue mohon Jen, jangan bawa2 Erin di masalah ini gue mohon. "Ucap Mora memohon.

Jendry mengelus rambut Mora. "Makannya jangan berani ngelawan gue kalau nggak mau sahabat lo kenapa-napa."

Mora hanya pasrah dengan perlakuan Jendry terhadap diri nya. Jendry menarik tubuh Mora lalu memeluk pinggang Mora sehingga tubuh mereka sangat dekat,dada Mora dan Jendry saling bersentuhan tangan Jendry masih setia memeluk pinggang Mora dan yang satu lagi mengangkat dagu Mora agar melihat ke arahnya.

Dengan posisi seperti ini membuat Mora tidak bisa bernapas karna jantung nya berdetak tak seperti biasa nya.

Mora menatap mata Jendry yang menatap bibir pink nya lalu mendekatkan wajah nya ke wajah Mora. Sontak Mora memundurkan kepala nya. Namun Jendry terus mendekat kan wajah nya lalu berbisik tepat di wajah Mora."kalau lo memberontak lo bakal tau akibatnya."seketika mambuat nyalih Mora mencuit.

Semakin dekat lebih dekat lalu Jendry memiringkan kepalanya dan menyatukan bibir nya dan bibir Mora. Mora ingin berteriak namun dia tidak bisa melakukan apa-apa.

Karna tidak merasakan pergerakan dari mora, Jendry sengaja menggigit bibir bawah Mora agar membuka mulutnya, setelah Mora membuka sedikit bibir nya Jendry langsung melumat bibir Mora. Jendry membuka matanya dan melihat Mora yang sedang menutup mata sehingga membuat Jendry senyum kemenangan. Setelah puas dengan ciuman tersebut Jendry melepaskan pangutan bibir mereka.

Mora membuka mata menatap mata Jendry dan menghirup udara sebanyak-banyaknya. Jendry melepas kan pelukannya dari Mora lalu pergi tanpa sepatah katapun meninggal kan Mora yang mematung memegang bibir nya.














Maaf yah guys publish nya Dikit terus

Satu kata buat Jendry dong guys🤭

Lanjut nggak nih? Kalau mau lanjut komen yah jangan lupa vote jug

THE BEGINNING OF HAPPINESS(On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang