Terlanjur 6

31.7K 160 27
                                    

🪴🪴🪴

Arman memenuhi janjinya. Sebulan kemudian, dia kembali tinggal di rumah yang berdekatan dengan Ayunda. Senangnya hati Ayunda. Seperti yang ia lakukan dulu, dia akan mendatangi Arman di pagi hari. Hanya bedanya, sekarang sambil mengasuh Avelia. Kepuasan yang tak didapat dari Adi, sangat mudah didapatnya dari Arman.

Terkadang, Adi menyuruh istrinya mengundang Arman untuk sekedar makan malam dan dilanjutkan menginap. Tentu saja, tak ada kesempatan yang mereka lewatkan.

"Ay, minggu depan kayaknya mas harus ke Bandung lagi. Proyek disana sudah hampir selesai. Mas harus melihat sendiri tahap penyelesaiannya,"

"Mas akan pergi berapa lama?,"

"Mas belum bisa pastikan, sayang. Tapi nanti mas kabari ya,"

"Iya mas,"

Adi meminta Arman untuk tinggal di rumahnya, menemani Ayunda.
"Maaf pa, ngerepotin papa lagi ini,"

"Nggak papa Di. Kamu tenang aja. Selagi papa disini nggak apa-apa kalau jagain anak cucu papa,"

"Terima kasih pa,"

Kegiatan Arman selama menemani Ayunda, tentu saja banyak mengutamakan kegiatan panas di atas ranjang. Bahkan mereka tak hanya bermain di ranjang, semua sudut rumah pun dipakai untuk bersetubuh. Semua untuk melayani fantasi liar Ayunda yang ketagihan main di sembarang tempat.

Arman pandai memuaskan hasrat putrinya itu. Bahkan dalam keadaan terdesak sekalipun. Hal itu terjadi di suatu pagi. Saat Avelia sudah terbangun, sedang Ayunda dan Arman masih sibuk main kuda-kudaan. Kamar Avelia terletak di sebelah kamar Ayunda dengan pintu yang terhubung.

Suara tangis bocah itu melengking keras, sementara mamanya masih mengejar pelepasan. Bi Asih yang sudah datang, lalu menolong Avelia. Ayunda yang mendengar suara bi Asih, lalu berteriak dari kamarnya, untuk menenangkan Avelia lebih dulu.

"Bi, tolong Ave dulu ya. Saya lagi di kamar mandi,"

"Baik Nya,"

Padahal saat itu, Arman sedang menyodoknya di kamar mandi. Ya, alasannya memang di kamar mandi, tapi sedang apa, itu hal yang berbeda di kepala bi Asih dan Ayunda.

Tadinya, Ayunda berniat mandi sebelum Arman dan Avelia bangun. Arman yang masih tidur, justru terbangun saat Ayunda baru masuk kamar mandi. Arman lalu turun. Melihat tubuh telanjang Ayunda yang tengah membungkuk, kontolnya menegang. Dan proses penanaman benih pun terjadi.

Sodokan Arman masih berlangsung sampai beberapa waktu kemudian. Ayunda yang menahan desahannya kembali mengerang pelan, saat bi Asih sudah keluar dengan membawa Avelia.

"Masuk kamar sayang. Papa mau nyodok kamu sambil baring,"

Dengan memek tersumpal kontol, Ayunda melangkah perlahan diikuti Arman. Di ranjang, keduanya kembali bergumul liar. Ayunda begitu semangat melayani nafsu Arman, meski semalam pun sudah beberapa kali mendapat genjotan.

Sambil berciuman bibir, mereka menyudahi persetubuhan. Kelamin yang masih bertaut, serasa enggan dipisahkan.
"Mandi dulu pa. Aku mau mandikan Ave juga,"

"Baiklah sayang,"

Arman mengikuti Ayunda masuk kamar mandi. Mereka bergantian membasuh tubuh pasangannya. Hari itu, Adi menghubungi Ayunda. Ia mengabarkan jika proyek yang ditanganinya berjalan lancar dan bisa segera pulang.

Terlanjur Nyaman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang