Terlanjur 4

44.4K 193 17
                                    

🪴🪴🪴

"Gimana keadaan papa, Ay?,"

"Sudah lebih baik, mas. Ini papa lagi sarapan,"kata Ayunda sambil mengalihkan panggilan videonya pada Arman.

"Baguslah kalau begitu. Papa lekas sembuh ya,"

"Iya, Di. Kamu gimana, sampai sana pukul berapa?,"

"Sampai disini pukul 12 tadi malam pa,"

"Semoga semuanya lancar ya, Di,"

"Iya pa. Terima kasih,"

"Mas sudah sarapan?,"

"Baru mau sarapan, Ay. Oh ya, Ay, mungkin hari ini mas baru bisa telpon nanti malam ya,"

"Iya mas. Nggak papa, yang penting mas jangan lupa makan ya,"

Setelah memutuskan telepon dengan suaminya, Ayunda lalu duduk di pangkuan Arman.
"Kamu mau tambah sarapannya?,"

"Nggak pa. Udah kenyang. Pengin manja-manja aja sama papa,"

Arman mengecup sekilas bibir Ayunda. Tapi Ayunda tak mau melepas kesempatan itu. Dia memulai cumbuan dan tentu saja, Arman membalasnya dengan senang hati.
Tak lengkap rasanya jika hanya berkecupan bibir. Tangan Arman dengan mudah menyusup dalam kaos Ayunda, meremas dua buah benda lunak yang bergantung disana.

Arman melepas kaos putrinya itu, lalu menyusu dengan rakus pada dua tetek yang tidak memakai penutup apapun. Desahan Ayunda terasa merdu di telinga Arman. Apalagi putrinya itu sambil bergerak menggesekkan memek pada batangnya yang mulai mengeras di balik boxer.

"Buka dulu sayang,"

Setelah mereka melepas pakaian yang melekat, keduanya kembali berciuman mesra.
"Pa, masukkan. Udah pengin banget,"bisik Ayunda.

Arman menuruti kemauan putrinya. Ayunda dengan gemulai menggerakkan pinggul setelah memeknya terisi kontol Arman. Sementara, Arman melanjutkan menyusu.
"Pa, gantian papa dong yang genjot Ay. Capek nih,"

Arman melepaskan emutannya di tetek Ayunda, lalu fokus menggenjot memek gatal putrinya. Ayunda dengan erat memeluk papanya. Sesekali mereka selingi dengan berkecup bibir.
"Ay, papa mau sampai, bareng sayang?,"

"Papa keluarkan aja,"

Selesai menuntaskan pelepasannya, Arman tak langsung mengeluarkan kontolnya. Ia biarkan tetap berada dalam hangatnya memek Ayunda.
"Ay, sejak tadi malam, papa kan keluar di dalam terus, kamu nggak takut kalau nanti hamil?,"

"Hamil juga biarin lah pa. Aku kan belum punya anak. Papa juga nggak keberatan kan kalau punya anak dari aku?,"

"Papa nggak masalah sayang. Lagipula, papa kan belum pernah punya anak sendiri,"

"Ya udah. Kita rajin-rajin aja buatnya,"

"Tapi kan kamu nggak selamanya disini sayang,"

"Papa benar. Mungkin beberapa hari lagi aku dijemput mas Adi. Kalau papa aja yang sering mengunjungiku gimana?,"

"Apa Adi bilang nanti? Papa sih sebenarnya nggak masalah sayang,"

Terlanjur Nyaman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang