˗ˏˋ ꒰ 𝐌𝐞𝐞𝐭 𝐚𝐠𝐚𝐢𝐧 ꒱ ˎˊ˗

37 10 0
                                    

___________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___________________________________

𝐀𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐏𝐎𝐕

Percaya atau tidak, sudah dua hari berlalu dan pikiran Reo masih mengawang pada adik mantan ketua OSIS, Yukimiya (Name). Pemuda itu tidak pernah bertemu dengannya lagi semenjak kedatangannya di ruangan OSIS.

Tapi ia mendapatkan sedikit informasi mengenai gadis itu. Sebab, menjadi buah bibir anak kelas. Ya, Reo tidak heran, sih. Mereka kan berteman dengan Chigiri dan Bachira yang notabenenya admin lambe turah yang paling hits di sekolah ini.

Katanya, sih, (Name) dari kelas 2-4. Kelas itu merupakan kelas paling pojok di lantai 2, makanya jarang terekspos. Ditambah lagi, gadis itu mageran parah. Jarang keluar kelas walau hanya sekedar menuju kantin bersama teman, suka tidak sadar tertidur di mana saja, mandi hanya sekali dalam sehari. Itupun kalau ingat. Bahkan makan pun dia enggan sebab saking malasnya.

Apakah orang tua dan sang kakak protes? Tentu saja tidak. Mereka tidak ingin memaksa (Name) melakukan hal-hal berat dan hanya menyuruh gadis itu untuk fokus pada pendidikannya saja. Sebab, suatu saat (Name) pun akan duduk di kursi kebesaran dengan ditemani oleh tumpukan-tumpukan dokumen penting. Berbeda dengan sang kakak, Yukimiya Kenyu yang akan melanjutkan karir bolanya.

Kembali ke masa sekarang. Saat ini, Reo sedang berjalan bersama Nagi menuju lapangan indoor. Tidak ada hal yang spesial. Reo hanya ingin merilekskan pikirannya yang beberapa hari ini dipusingkan dengan tugasnya sebagai ketua OSIS.

Sebenarnya Nagi tidak ingin ikut karena malas. Tapi Reo menyogoknya dengan top up game. Ya, orang bodoh mana yang mau menolak sesuatu yang gratis. Terpaksa pemuda itu harus ikut.

"Reo, ada orang di sana." Nagi menunjuk sosok yang sedang terbaring di atas rumput. Atau lebih tepatnya, tidur? Sosok itu bahkan tidak tau kalau ada yang datang.

Sepertinya Reo sudah bisa menebak siapa sosok itu. Ia menghampirinya. Jemari Reo terulur menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah cantik itu.

"Sudah ku duga." Gumam Reo ketika melihat wajah yang sangat ia kenali itu.

"Kau memang tidak tau tempat, ya, Yukimiya (Name)." Lanjutnya. Jemarinya masih betah mengelus pipi gembul nan halus itu.

Ada rasa tidak puas dalam benak Reo ketika harus berhenti mengelus pipi itu. Hingga ia menggendong (Name) ala pengantin. Lihat, gadis itu bahkan tidak bergeming sama sekali.

"Nagi, kau ke kelas lah. Aku harus membawanya ke UKS." Ucap Reo. Pemuda bersurai putih itu menatapnya datar. Ingin rasanya ia menjambak lobak ungu itu!

"Cih, kau membuatku lelah, Reo." Keluhnya, lalu pergi dari sana mendahului Reo. Sedangkan pemuda bersurai ungu itu pergi ke UKS.

Begitu sampai di UKS, Reo membaringkan tubuh (Name) di bangsal. Reo kembali menatap wajah cantik nan teduh itu lamat-lamat. Sekali lagi, jemarinya terulur mengelus pipi gembul (Name). Sesekali menusuknya pelan.

"..Mirip mochi.." Gumamnya gemas.

(Name) melenguh, merasa terganggu dengan aksi Reo. Gadis itu membuka matanya, menatap Reo dengan tatapan khas bangun tidur. Seketika Reo gelagapan.

"E-eh, a-a-anu., ini tidak seperti yang kau pikir! Tadi k-kau ku temukan di lapangan indoor! D-daripada kau terkena bola, jadinya a-aku membawamu ke sini." Jelas Reo. Saking paniknya, pemuda itu sampai berkeringat.

"Tenanglah." Tegur (Name) dengan wajah masih setengah mengantuk.

"Siapa namamu?" Tanya (Name). Reo cengo. Masa gadis ini tidak tau siapa ketua OSIS di sekolahnya.

"Kau, sungguh tidak tau siapa ketua OSIS di sekolah ini? Padahal kita sempat bertemu dua hari yang lalu." Ungkap Reo tidak percaya.

"Tidak tau." Balas (Name) tidak peduli. Lalu melanjutkan, "Namamu?" Ia memiringkan kepalanya.

"Ck, aku Mikage Reo. Ketua OSIS sekolah ini!" Ucap Reo dengan lantang.

"Oh, namamu Reo, ya. Baiklah, Reo. Tolong gendong aku ke kelas." Ucapnya dengan tiba-tiba.

"Ha?! Kok gitu?! Kenapa malah aku yang kau suruh?!" Pekik Reo tidak terima.

"Aku tidak menyuruh. Aku minta tolong."

"Tidak mau! Telepon kak Yukimiya saja!"

Reo benar-benar tidak mengerti jalan pikiran gadis di depannya ini. Padahal baru dua kali mereka bertemu, sudah minta gendong saja. Apalagi kelasnya berada di pojok.

"Handphoneku di kelas."

"Apa- cih, baiklah!"

Reo menggendong (Name) dengan setengah hati. Wajahnya terlihat kesal, sebab merasa dipermainkan.

Tapi, jauh di dalam lubuk hatinya, ia merasa sangat senang. Kapan lagi bisa menggendong gadis cantik?

Dasar buaya!

Bisikan demi bisikan mulai menyapa pendengaran. Tentu aksi Reo mengundang atensi siswa-siswi di sekolah itu. Bahkan ada yang sampai memotretnya diam-diam.

Hanya saja Reo tidak begitu peduli. Toh, ia hanya menggendong seorang gadis. Bukan melakukan hal-hal aneh. Dan sepertinya, seorang Yukimiya (Name) juga tidak peduli. Lihatlah, dia bahkan tertidur di gendongan Reo.

Melihat (Name) yang tertidur pulas di gendongannya, entah mengapa Reo berharap perjalanannya menuju kelas (Name) memakan waktu lama. Pemuda itu, jadi ingin berlama-lama bersama sang adik mantan ketua OSIS.

 Pemuda itu, jadi ingin berlama-lama bersama sang adik mantan ketua OSIS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐌𝐀𝐆𝐄𝐑 - Mikage ReoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang