Mistakes

10.2K 548 3
                                    

Happy Reading guys ! ^^

Selama 30 menit mereka menghabiskan waktu untuk bercerita tentang kehidupan mereka masing-masing. Ahran tertawa mengingat masa kecil Gray. Yang sikapnya terlalu kekanak-kanak'an. Gray merasa tersinggung memutuskan untuk pergi ke toilet sebentar. Sedangkan Ahran terlihat gelisah.

"Kenapa Angel belum kembali ?"batin Ahran mondar-mandir di depan David

David hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan Ahran yang seperti orang bodoh.

"Hey, hey ! Sayang ? Apa yang kau pikirkan ?"

Mata Ahran melotot,"Berhenti memanggilku seperti itu kak ?"

David terkekeh lalu berdiri di hadapan Ahran, sambil memegang kedua bahu nya.
"Adik ku yang cantik, apa yang sedang kau pikirkan hingga wajahmu yang cantik ini menjadi muram ?"

Astaga, apa David ini sedang salah minum obat, atau jangan-jangan overdosis. Baru kali ini Ahran mendengar bahwa kakak nya telah memuji nya. Apa dia tidak salah dengar ?. Oh baiklah, mungkin saja dia tuli.

"Sejak dari tadi Angel belum kembali kak ?"

"Kemana dia ?"

"Dia mengambilkan liontin ku di kelas,"

'Tap tap tap' suara langkah kaki

Ahran dan David diam seketika lalu menoleh ke arah sumber suara. Ternyata pemilik suara langkah kaki itu adalah Angel. Kepalanya menunduk sambil memegang sesuatu di tangan nya. Tubuhnya bergetar ketakutan. Kenapa sikap Angel seperti ini ? ini seperti bukan Angel yang aku kenal, batin Ahran memperhatikan Angel.

Ahran mengeryit, begitu pula David.
"Angel ? Dimana liontinku,"tanya Ahran menggoyah-goyahkan tubuh Angel.

Tidak ada jawaban dari bibir Angel. Dia memundurkan tubuhnya dari Ahran. Kemudian Angel membanting keras benda yang berada di tangan nya.

"Prakk !"

"Angel !"

Liontin itu telah pecah di hadapan Ahran. Ahran sangat terkejut melihat Angel membanting liontin kepunyaan nya. Ia tak percaya Angel melakukan semua ini. David berusaha menahan tubuh Ahran.

"Angel ! Apa yang kau lakukan ! Liontin itu berharga untuk ku !"Bentak Ahran menatap heran Angel.

Angel membuang muka,"Seharusnya kau yang harus mengerti ! Kau lebih mementingkan liontin ini dari pada aku ! Itu terbukti jelas dari perkataanmu tadi ! Liontin mu itu, benda sialan yang tak berguna !"ujar Angel menunjuk liontin dengan penekanan.

Ahran merasa tidak percaya melihat Angel berubah. Angel tak seperti yang Ahran kira. Masih banyak pertanyaan di benak Ahran. Kenapa Angel tak seperti yang dulu ia kenal ?. Apa yang membuatnya berubah ?.

'Tidak berguna ? Sebegitu mudahnya dia mengatakan liontinku ini tidak berguna ? Tak kusangka teman yang sangat aku sayangi itu bilang liontinku ini dengan sebutan 'Sialan' ?'. Ahran memejamkan mata sebentar untuk meredam amarahnya yang sudah membabi buta. Kemudian ia membuka matanya. Mencoba bertanya untuk sadar sesadarnya.

Sebelum Ahran ingin meluncurkan kata-kata di bibirnya, Angel sudah terlebih dahulu mendahuluinya.

"Aku tahu kau ingin aku menggantinya, bukan ? berapa harganya ? Aku takut jika kau jatuh miskin lagi,"ejek Angel sambil melipat tangannya di bawah dada.

Seketika amarah Ahran sudah tak bisa di tahan lagi. Angel sudah menghina nya. Hanya karena dia tak sekaya Angel, tapi dia tetap punya hati. Hati nya terasa di sayat-sayat oleh perkataan Angel tadi. Persahabatan yang sudah di bangun sejak duduk di bangku Smp, sudah lenyap seketika sekarang. Ahran tak mengira akan berakhir seperti ini. Mata Ahran sudah berkaca-kaca.

"Hentikan Angel ! jangan buat dirimu seperti ini ! Memang aku tak sekaya dirimu, tapi aku juga punya hati ! Apa kau tahu ? Liontin ini titipan dari sepeninggalan orang tua ku. Dia berpesan kepadaku agar aku menjaganya, karena kelak liontin itu bisa meringankan masalah yang akan datang nanti. Aku juga tak tahu apa yang di maksud kedua orang tua ku. Menurutku itu adalah masalah yang dulu di tanggung oleh orang tua ku. Dan liontin itulah yang bisa menanggungnya. Yang terpenting adalah, liontin itu jauh lebih berharga dari mu, Angel."ujar Ahran tak bisa menahan untuk meneteskan air mata lalu memunguti pecahan liontin itu yang sudah hancur lebur.

Sedangkan David. Ia terduduk lagi sambil memijat pelipisnya. Sepertinya ia juga memikirkan hal yang sama. Ia menghela nafas panjang, kemudian ia pergi entah kemana.

Angel berusaha menahan air matanya dan menampakkan wajah sombong yang di buat-buat.

"Berapa pun harganya, aku akan terima. Toh, kekayaan keluargaku tidak akan habis hingga 10 turunan lebih !"tanya Angel terlalu berlebihan.

Ahran mengusap kasar air matanya,"Cukup ! jangan merendahkan diriku ! Aku tak menyuruhmu untuk mengganti ! Dan jaga ucapanmu yang memuakkan itu ! Aku membencimu Angel ! Aku membenci mu !"ucap spontan Ahran lalu pergi meninggalkan Angel yang terpatung.

FLASHBACK OFF*

Ahran mencoba melupakan hal itu. Punggungnya bersandar di dinding untuk membuat pikirannya senyaman mungkin. Merasa tak di jawab pertanyaannya, Anna mendengus lalu pergi ke tempat duduknya kembali. 'Mungkin Ahran belum bisa melupakannya,'pikir Anna. Mata indah Ahran menatap ke arah semua penjuru sekolahnya dari jendelanya. Ia sangat nyaman melihat beberapa pohon yang lebat bergerak mengikuti hembusan angin. Itu semakin membuatnya sejuk dan tenang . Mata Ahran melebar. Tubuhnya bergetar menutupi rasa takutnya. Seseorang yang dulu membuatnya membeku, sekarang memperhatikannya dengan santai. Laki-laki itu masih memakai masker hitam yang sama seperti apa yang dulu ia lihat. Mata elang itu terlihat semakin mengerikan menatapnya. Ia menggerakkan secara bersamaan jari telunjuk dan jari tengahnya, agar Ahran menghampirinya. Bagaimana bisa Laki-laki itu berada di sekolahnya. Keringat telah membasahi kening Ahran di tambah lagi wajahnya menjadi pucat.

'aku akan datang padamu'
'aku akan datang padamu'

Ahran mengingat perkataan laki-laki itu dulu. Ia menutup telinganya. Sayangnya perkataan itu belum hilang-hilang di pikiran nya.Tiba-tiba kepalanya terasa pusing mengingatnya kembali. Ahran sudah tak kuat ini sungguh menyakitkan untuk dirinya.

'BrukK !'

Tubuh Ahran ambruk tak sadarkan diri. Anna terkejut,

"Ahran ! Bangun !"ujar Anna menggoyah-goyahkan tubuh Ahran yang sudah melemas tak sadarkan diri.

***

David tidur di samping Ahran yang tengah tak sadarkan diri di atas ranjang King size miliknya. Dia memegangi tangan Ahran dan berharapan dia cepat sadar. Seringkali ia menciumi punggung tangan Ahran.

Tangan Ahran memegang kepalanya yang terasa sakit,
"Akkhh...kakak ?"erang Ahran melihat David yang berada di sampingnya.

David tersenyum manis,"Ya.. ini aku, Istirahatlah,"ucap David sambil membelai lembut rambut hitam Ahran.

"Kak ? Akhir-akhir ini, kenapa aku merasa takut ?"ujar Ahran menatap sendu David .

David mendaratkan jari telunjuknya tepat di bibir Ahran.
"Stt.. tenanglah. Sampai kapan pun kakak akan menjagamu, Ahran ?. Kakak akan mencoba bersikeras menjagamu, sayang ?"ucap David langsung memeluk Ahran dan mengecup keningnya.

Terimakasih untuk para Readers yang sudah voment di sini... hehe ^_^
Oh iya.. Di atas itu foto nya Grayson,, ^^

Thanks For Reading !

Mysterious ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang