"Ada. Rupanya dia anak dari mafia terbesar di beberapa kota."
"Mafia?" Tanya davin.
"Ya, mungkin saja itu adalah salah satu penyebab kota ini jadi janggal meskipun tidak terlihat. Bukankah waktu itu davin bilang jika tak sengaja menabrak Chaeji dan terlihat gelisah? Mungkin saja ada gangguan saat menjalankan tugasan yang diberi oleh sang ayah." Terang suha.
"Kau bilang dia anak mafia, 'kan? Apakah dia mempunyai saudara? Adik? Atau kakak?" Tanya Beomsoo.
"Kak Chaeji punya adik kembar meskipun tidak mirip. kembarannya seorang gadis juga. Tapi keberadaan nya tidak diketahui sekarang ini. Mungkin saja dia tinggal berpisah dengan ayah ibunya dan kembarannya?" Kali ini dami yang menjelaskannya.
"Bagaimana kau tahu?" Tanya Gyumin.
"Entahlah, aku hanya menjelaskan apa yang sudah kita berdua dapatkan." Setelah ber-ucapkan seperti tadi, kemudian dami dan kakaknya ber ‘tos’.
"Bagus kalau begitu."
* * * * *
"Choi Sooryeong, apa yang akan kamu lakukan sekarang?" Tanya sang sahabat sejatinya.
"Kak mija, mungkin dalam waktu dekat aku harus bekerja. Aku tidak mau terus merepotkan mu dan kak daram." Ucapan Sooryeong membuat Mija dan daram yang sedang bermain handphone mendelik tak suka.
Oh Mija dan Kim daram adalah sepupu. Ibu mereka berdua kakak dan adik. Ibu daram menikah dengan laki-laki tampan bermarga Kim, jadi tak heran bila mereka berdua berbeda marga.
"Apa yang kamu bicarakan? Bagaimana jika Saena menemukan mu dan melaporkan nya kepada Chaeji?" Daram angkat bicara.
Saena, lebih tepatnya Jung Saena adalah asisten pribadi Chaeji. Dan Sooryeong tahu bila kembarannya itu memerintahkan Saena untuk menemukannya. Dia dapat informasi dari mija tentunya. Mija kan si paling tahu apapun, entahlah sooryeong tidak tahu dapat dari mana informasinya.
Omong-omong, sekarang dia berada di rumah mija, dikota sebelah timur Neverland. Kota adrenaline.
"Tidak, aku memang serius, kak. Lagipula kota Neverland dan kota adrenaline memiliki jarah yang sangat jauh." Kekeuh gadis tersebut.
Mija menyentuh pundak sahabatnya. "Kau tidak merepotkan aku sama sekali, apalagi daram. Daram juga selalu menginap dirumahku."
Iya, rumahnya mija kok bukan rumah milik orang tuanya. Mija membeli rumah ini 3 tahun lalu. Rumahnya sangat mewah, bahkan teman-temannya juga sering menginap. Rumah mija ini memiliki banyak kamar. Sudah seperti tempat penampungan, itu kata daram saat itu.
"Hei, bisa saja mata-mata kakakmu atau ayahmu itu ada disini. kau tahu kan bila ayahmu mafia terbesar, yang bukan hanya di kotamu saja. Disini juga—ralat, di beberapa kota." Lanjut mija.
"Benar kata kak Mija, Ryeong. Kau tidak usah bekerja, kau juga mendapatkan makanan dan minuman kan disini?" Ucap daram sebelum menaruh hpnya di meja di depannya dan menatap Sooryeong kesal.
"Tapi kak... Aku akan menjadi beban bagimu, dan aku tidak akan itu terjadi. Nanti uangmu akan habis, kak."
"Itu tidak masalah selagi ada kak Mija. Lagipula uang dia banyak, buktinya bisa membeli rumah mewah ini yang memiliki banyak kamar!——awww!" Ringis Daram saat Mija menggeplak tengkuknya dengan keras.
Mija memutar bolamatanya dengan malas. "Kau pikir aku ini orang kaya?"
"Cih, jangan terlalu merendah kau! Ayahmu itu mempunyai pertambangan di 3 negara yang berbeda dan ibumu mempunyai 2 restoran di luar negeri, jika kau lupa!" Cibir daram membuat sooryeong tertawa melihat kelakuan keduanya.
* * * * *
Suara getaran handphone menandakan jika ada yang menelpon. Orang itu dengan segera mengangkat teleponnya setelah melihat siapa yang menelpon.
"Halo, pak."
"Bagaimana opsir penyamaran mu? Kau sudah masuk ke base-nya?"
"Oh. Tentu saja berhasil. Dari yang kulihat, base-nya sangat besar. Apa mungkin kita harus bekerjasama dengan 9 detektif yang sangat ahli dalam membantu kita meskipun jika diperlukan saja?"
"Mungkin iya. Tapi nanti, tunggulah waktu yang tepat. Kita jangan gegabah. Kau hubungi salah satu detektif untuk bekerja sama setelah panggilan dariku kumatikan."
"Baik!"
"Jangan sampai ketahuan dalam penyamaran mu. Jika ketahuan, mungkin kau sudah habis duluan dengan mereka. Aku tahu ini berat, berhati-hatilah. Bagaimanapun dia itu mafia terbesar di beberapa kota."
"Tentu saja. Ini caraku dalam bertugas dan sudah pasti ada resikonya."
"Oke. Terimakasih kerja kerasmu, park Myeoji. Lanjutkan tugasmu."
Tut...
Panggilan dimatikan oleh yang menelpon dirinya.
"Rumit dan menantang. Tapi aku suka."
* * * * *
Zayyan merilekskan tubuhnya disaat sudah selesai rapat misi lagi. Pegal tau duduk terus!
Sing menyodorkan minuman dingin kepada zayyan dan diterima baik olehnya.
Sing duduk disebelah zayyan. "Hyung, apa kau lelah? Huhf, libur baru 5 hari sudah memulai misi lagi."
"Kupikir hanya aku saja. Tapi sing, kurasa kita harus bekerjasama dengan polisi untuk menangkap orang itu." Ucapnya setelah meminum minuman pemberian sing.
"Kenapa begitu?"
"Mungkin karena ini adalah mafia? Ya seperti itu. Agar mempermudahkan misi kita agar cepat selesai."
"Bagus itu, hyu——"
"Ini makanan untuk kalian. Kalian pasti lapar lagi kan? Nah, itu makanlah."
Ucapan sing terpotong oleh Leo yang tiba-tiba datang membawakan 3 bungkus makanan dan langsung duduk disamping kiri zayyan.
"Loh? Terimakasih, Leo."
"Sama-sama. Errr, aku sangat penasaran bagaimana rupa aslinya. Aku jadi ingin melihatnya secara langsung kan!"
"Hah? Gimana?"
"Aku ingin melihat Chaeji secara langsung, bukan hanya diphoto. Aku sungguh penasaran, tau!"
"Ohh. Tapi aku tidak."
"Kenapa hyung?" Tanya sing.
"Tidak apa-apa. Sudahlah sekarang mari kita makan."
Dan mereka bertiga makan dengan khidmat.
* * * * *
"Apa yang dia lakukan sekarang, kwon eunhae?"
"Noona Chaeji bertemu dengan salah satu detektif muda, tuan." Jawab gadis tersebut.
"Salah satu detektif? Siapa namanya?"
"Saya tidak tahu, tuan."
"Cari biodata detektif itu! Aku tunggu sampai besok. Jika tidak, aku akan memenggal kepalamu." Ucap orang itu datar namun terkesan serius.
"B-baik, tuan. K-kalau begitu saya permisi dahulu."
Eunha keluar dari ruangan sang bos. Yap, orang itu adalah Choi Daehwa.
"Astaga! Jika saja aku tidak butuh uang, aku lebih baik tidak menyetujui kontrak dengan lelaki tua itu!" Gumam eunha.
Tbc!
* * * * *
Vote chap sebelumnya, kenapa sedikit? Tidak suka, ya?
Ok,
Lanjut di next chap!
Tekan vote untuk dukungannya dan komen jika mau!
Bye,
Thanks from Lae!
KAMU SEDANG MEMBACA
We'll Be Right Back!
Aksi9 detektif dipanggil oleh atasan mereka dan ditugaskan untuk menjalankan misi yang menurut mereka sangat sulit serta harus berhati-hati karena misi ini menyangkut nyawa mereka masing-masing. "kembalilah dengan selamat, semuanya. saya harap misinya d...