02

3 2 0
                                    

Setelah kejadian sore, Zuin dan Zian bermaaf-maafan. Wisnu mengajak Zuin untuk pulang kerumah dan akan mengurus surat pindah sekolah untuk Zuin.

"Maaf yah kemarin emosi." Ucap Zuin dan duduk bersama diruang tamu.

"Btw kamu belum minta maaf soal video ciuman itu." Balas Zian.

"Yaudahlah, orang stress tuh yang buat thread."

"Eh, kehed." Ngegas Zian memukul pundak Zuin keras.

"Hahahahaha." Ketawa Zuin lalu membalas menyenggol lengan Zian.

Wisnu dan Julia sangat senang melihat kedua putra mereka kembali bercanda seperti sekarang, sudah lama sekali sejak Zuin dipindahkan oleh Wisnu ke Jakarta, suasana rumah tidak sehangat ini.

Wisnu tersenyum sambil mengusap pundak Julia, membuatnya berseder di dada bidang Wisnu.

"Maafin aku yah." Ucap Wisnu sambil memegang tangan Julia.

"Gak papa mas, kita perbaiki dari sekarang yah." Balas Julia lembut membuat Wisnu tersenyum hangat dan memeluk Julia.

Tanpa mereka sadari kedua putranya tengah menertawakan adegan romantis tadi, Wisnu melepaskan pelukannya dan berbalik kearah mereka berdua yang masih tertawa.

Julia ikut tertawa sambil menepuk pelan pundak sang suami. Wisnu menggelengkan kepalanya dan malah lanjut mencium pipi Julia, lalu berjalan kearah kedua putranya itu.

"Alay." Ledek Zian saat Wisnu sampai disofa.

"Heh gak sopan, ngatain orang tua." Cubit pelan Wisnu pada paha Zian.

"Lagian gak sadar diri." Sambar Zuin ikut meledek Wisnu.

Keduanya tos dan kembali tertawa, karena seneng bisa meledek Wisnu. Lalu Julia datang sambil membawakan cemilan untuk menemani mereka menggobrol dan bertukar cerita satu sama lain.

Semuanya kembali membaik, Wisnu yang menyadari kesalahannya dan Zuin yang mulai sadar akan tingkahnya yang membuat dirinya jauh dari keluarganya. Perlahan Zuin akan merubah sikapnya jadi lebih baik.

****

Paginya semuanya sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing, Wisnu yang sibuk mengecek berkas-berkas yang harus dibawa untuk meeting pagi ini, Zian yang sibuk mencari buku mapel yang harus dibawa hari ini, Julia yang sibuk dengan aktifitas nya didapur. Dan hanya Zuin yang masih berleha-leha dikasurnya.

Dia bangkit dari kasurnya untuk mencuci mukannya, lalu berjalan mengintip kearah kamar Zian yang sedang sibuk siap-siap.

"Kunaon?" Tanya Zuin saat melihat Zian kebingungan.

"Ini buku ilang euy satu." Jawab Zian masih fokus mencari.

"Dipinjem meren."

"Henteu Zu, ini mana beneran ilang da." Yakin Zian saat masih tidak menemukan bukunya.

"Coba telpon temen maneh." Saran Zuin yang langsung mendapatkan lirikan cepat dari Zian.

"Lah heeh." Sadar Zian lalu mengambil ponsel nya dan mencari kontak nama Asep.

Tutt...Tutt... Tutt...

Asep : Hallo naon Zi?

Zian : Sep buku sejarah dikumpulin kah?

Asep : Hooh pan minggu kemarin tugas.

Zian : Oh hh atuh, nuhun ah.

Zian mematika telponnya lalu merangkul pundak Zuin dan turun menuju meja makan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arzian StroryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang