Chapter 10

184 18 0
                                    

Sebelumnya disclaimer dulu yaa manis, aku bikin cerita ini berdasarkan hasil imajinasi aku yang aku tuangkan, aku hanya meminjam nama mereka untuk kujadikan cerita, dan ini tidak ada sangkut pautnya dengan OOC mereka, aku akan sedikit mengambil cerita IC mereka, semoga kalian suka, Happy Reading!!



di sebuah ruangan gelap bernuansa je-jepangan, banyak pedang samurai di dinding, terlihat seorang wanita sudah cukup berumur, duduk menghadap jendela luar

terlihat indahnya bulan yang menyinari wanita itu, seseorang mengetuk pintu ruangan itu, di persilahkan orang itu masuk, terlihat seorang pria memasuki rungan itu

"ada apa soba memanggilku?" ucap pria itu menghampiri wanita yang sudah cukup berumur itu, yang di yakini ia di panggil olehnya

wanita itu berbalik badan, melihat pria yang di yakini adalah cucunya, mendekat ke arah pria itu, mengajaknya duduk di lantai beralaskan bantal

"Rion, kamu masih memikirkan keberatan mu kah?"

"iyaa soba, aku agak ragu"

"kau tak perlu meragukan Ojīsan mu sayang"

"bukan itu soba, jika aku ke jepang bagaimana dengan anak angkat ku dan juga-" ucap Rion yang tiba-tiba berhenti, memikirkan satu hal yang mengganjal di dirinya

"dan juga Caine? itu akan kami atur sayang, kamu bisa bawa anak angkat mu, kalau Caine biar lah dia melanjutkan studinya di sini, jika saatnya tiba, jemput lah sayang" ucap Obāsannya yang mengetahui siapa yang menghambat kepergiannya melanjutkan bisnis Ojīsannya

Rion serasa bungkam dengan penjelasan Obāsannya, ia berfikir keras dan berusaha mencerna yang di inginkan Obāsan dan Ojīsannya ituu, hela nafas pajang yang terdengar dari Rion, yang di katakan Obāsannya benar walaupun agak menyakitkan hatinya

"jika itu terbaik untukku, aku akan mengikutinya soba" ucapnya lesu, ia masih merasakan rasa yang tidak enak di dalam dirinya

"persiapkan lah dirimu sayang, Minggu kita berangkat" ucap sang nenek menepuk pundaknya memberikan semangat, ia pun pergi meninggalkan Rion sendiri di ruangan itu

Rion yang di tinggal menatap bulan purnama yang terang benderang, tak terasa buliran air mata lolos dari matanya, ia sebenarnya tidak ingin meninggalkan Caine untuk ke dua kalinya

ia pun beranjak dari ruangan itu, menuju kamarnya, membersihkan tubuhnya, setelah selesai ia pun meraih ponselnya sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil

ia mendudukkan dirinya di kasurnya, memberi pesan pada sang kekasih, ia pun tersenyum puas melihat pesan balasan dari Caine, ia pun menaruh kembali ponselnya dan bersiap untuk masuk kedalam mimpinya









◡‌𖥔 ◡‌࣪࣪◡‌ 𖥔 ◡‌࣪࣪ 𖥔 ◡‌࣪࣪◡‌ 𖥔 ◡‌ 𖥔 ◡‌࣪࣪◡‌𖥔 ◡‌࣪࣪ 𖥔 ◡‌࣪࣪◡‌𖥔









tempat dimana banyak orang yang melanjutkan bidang studinya, di sini lah Caine berada, lebih tepatnya di parkiran kampus, Caine melepas helmnya yang ia kenakan, beranjak dari tempat itu

ia pun menyusuri koridor kampus, langkahnya terhenti sesaat, Caine mendengar namanya di panggil, ia pun menoleh ke arah yang memanggilnya, terlihat seorang gadis yang melambaikan tangannya, gadis itu pun menghampiri Caine

"gimana kakk?, semalem aku chat kakk kayanya sibuk" ucap gadis itu menggenggam tangannya

dapat dilihat, banyak orang yang pasang mata pada mereka, Caine tak menghiraukan pandangan orang, ia malah merasa tak enak tak menjawab pesan dari Amy

𝐉𝐚𝐧𝐣𝐢 𝐒𝐞𝐭𝐢𝐚【ʀɪᴏɴᴄᴀɪɴᴇ】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang