Chapter 9

126 8 0
                                    

Sebelumnya disclaimer dulu yaa manis, aku bikin cerita ini berdasarkan hasil imajinasi aku yang aku tuangkan, aku hanya meminjam nama mereka untuk kujadikan cerita, dan ini tidak ada sangkut pautnya dengan OOC mereka, aku akan sedikit mengambil cerita IC mereka, semoga kalian suka, Happy Reading!!









di kediaman keluarga Rion, lebih tepatnya di markasnya, sudah ada anak-anak Rion yang sedang berkumpul di ruang tengah, mereka dapat perintah dari sang kepala keluarga untuk berkumpul

suasana di ruangan itu sangat mencengkam, mereka bingung entah apa yang membuat sang kepala keluarga mengumpulkan anak-anaknya, yang menjadi masalah adalah tidak biasanya Rion mengumpulkan anak-anaknya semua tanpa kecuali

Rion pun memasuki ruang tengah, diikutin satu orang di belakangnya, Rion tentu datang dengan raut wajah yang tidak mengenakkan, ia duduk di sofa singelnya, sedangkan orang itu berdiri disamping Sofanya, sang kepala keluarga itu mengeluarkan sebatang rokok, menyalakan nikotin itu, menghisapnya berusaha menenangkan pikirannya sejenak

"ada apa beh? kusut banget muka" ucap riji berusaha mencairkan suasana

yang di tanya hanya menghela nafasnya kasar, Rion memberi isyarat kepada orang di sebelahnya, orang itu pun mengangguk mengerti, ia mengeluarkan sebuah map coklat, menaruhnya di meja yang di kelilingi anaknya, sang tangan kanan membuka map itu, mengeluarkan isinya, terdapat beberapa foto di dalam map itu

di susun lah foto-foto itu di meja, terlihat di foto itu seorang laki-laki yang terekam kamera cctv, terdapat tatapan menyeringai dari anak-anaknya, mereka berfikir kita akan bermain-main lagi kali ini

"kalian tau kan tugas Kalian?" ucap sang kepala keluarga, melihat antusias dari anak-anaknya

"kecil ini pi, papi mau nyawanya atau mayatnya" ucap yang paling muda dari yang lainnya, sambil meneliti satu persatu foto itu

"haha, tidak perlu terburu-buru, cari tau dulu orangnya, jika papi sudah berkata bahwa dia bawa lah"

anak-anak Rion memulai menyusun rencana mereka, dari Jaki yang mencari indentitas pria di foto, dan dengan Riji yang menyusun rencana menangkap pria itu

Rion sangat beruntung didikannya selama ini tidak pernah gagal, ia menatap kagum anak-anaknya, melanjutkan aktivitas menghisap nikotin itu, satu persatu ia amati perbincangan anak-anaknya

namun ia merasa ada salah di matanya, melihat salah satu anaknya berperilaku aneh yang tidak seperti biasanya di sana, Rion menatap lekat si surai ungu, perilaku yang tidak biasanya kalo ada tugas dari papinya langsung bersemangat, namun kali ini tidak

"apa yang di ucapkan ayah mu kali ini echi? atau bagian tubuh mana kali ini yang terluka" Rion angkat bicara mengenai perilaku echi hari ini, ia mematikan rokoknya itu di asbak dan menatap lekat Echi

perhatian semua orang tertuju pada sang Surai ungu, Echi yang mendengar itu sedikit terkejut, dengan perkataan Rion, pasalnya ia tidak ingin membawa masalah ini lagi ke Rion, namun sepertinya Rion tau betul perlakuan ayahnya pada dirinya

"pertengkaran biasa saja papi, tidak ada yang perlu di khawatirkan" ucap echi tak berani menatap lawan bicaranya

"sekecil apa pun perkelahian mu, tetap saja ada main tangannya kan?" Echi hanya bisa bungkam, yang di katakan papinya benar, Rion pun bangkit dari duduknya

"jika memang kau ingin membalas dendam mama mu, bersabar lah sedikit chi, belum saatnya" dapat di dengar helaan nafas dari Echi

"kalian urus pria itu, gw dapet panggilan dari Obāsan, kabarin aja kalo ada apa-apa" tambah Rion beranjak dari ruang tengah, meninggalkan anak-anaknya

𝐉𝐚𝐧𝐣𝐢 𝐒𝐞𝐭𝐢𝐚【ʀɪᴏɴᴄᴀɪɴᴇ】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang