Malam datang di penjara. Sudah lewat waktu Isya. Masih ada napi-napi yang menyelesaikan kegiatannya, sebelum kembali ke blok masing-masing. Karena tidak lama lagi, pintu-pintu blok akan ditutup.
Perlahan Endah terbangun di ranjang ruang kesehatan. Sambil mengumpulkan kesadaran, Endah menoleh mengamati sekitar ruangan. Tidak jauh dari pintu, dia melihat Ismi duduk menjaganya.
"Bu Ismi?" panggil Endah lemah.
Mendengar panggilan Endah, Ismi menoleh. "Syukurlah, kamu sudah sadar," kata Ismi sambil berdiri.
Endah berusaha duduk. Ismi mendekat membantunya. "Pelan-pelan!" kata Ismi lembut.
Endah memegang sisi kepalanya yang agak benjol.
"Tadi dokter sudah periksa," jelas Ismi. "Untungnya tidak ada luka terbuka. Benjol disitu bisa sembuh beberapa hari," tambahnya.
Endah mengangguk mengerti. Dia menoleh ke meja sebelah ranjang. Disana tergeletak dua nampan makan malam. Shopping bag dan keranjang buah ada di meja lain dekat kursi Ismi.
"Itu buah-buahan dari Bu Juminten. Terus pesanan kamu ada di shopping bag," jelas Ismi lagi.
Ismi merogoh kantong dan mengambil amplop yang terlipat. "Ini amplopmu kan?" tanya Ismi.
"Iya, Bu," jawab Endah. Ismi menyerahkannya kembali ke Endah. "Terima kasih." kata Endah sopan. Dia segera memasukkannya ke kantong. "Eee.. kalau begitu, saya kembali ke sel sekarang."
Endah bergegas turun, hendak mencari sandalnya. "Eh.. Nggak usah.
Kamu menginap disini malam ini!" tahan Ismi cepat.
"Tapi, Bu?".
"Sudah sudah. Sekarang kita makan malam. Ibu yakin kamu sudah lapar.
Karena Ibu juga sudah lapar dari tadi", ajak Ismi sambil melucu.
"He he he.. Iya Bu," kata Endah sambil tersenyum lebar.
Ismi menyerahkan satu nampan makanan ke pangkuan Endah. Setelah itu Ismi menarik kursi ke dekat ranjang Endah. Dia lalu mengambil nampan makanan lainnya untuk dirinya sendiri.
Mereka makan malam bersama.
***
Malam tiba di desa Ringin Agung. Jalan lengang dengan suhu udara yang menurun cepat. Namun di depan gerbang villa, seseorang berdiri.
"TING TONG!".
Dia menekan bel yang terpasang di dekat gerbang. Udin keluar dari pintu depan.
"TING TONG!".
Bel ditekan sekali lagi.
Udin bergegas ke pintu gerbang. "Iya sebentar!" jawab Udin sambil setengah berlari.
Setelah sampai, Udin membuka pintu gerbang. Dia melihat Kamto berdiri membawa beberapa kresek hitam.
"Pak Udin?" sapa Kamto.
"Eh, Kamto. Ada apa?"
"Ini, Pak, ada hajatan dari penduduk baru. Pak.. Tedi kalau nggak salah," kata Kamto sambil menyerahkan kresek hitam yang berisi nasi kotak.
Udin menerima dan menengok isinya. "Terima kasih sudah diantar sampai sini".
"Sama-sama, Pak," jawab Kamto santai. "Saya permisi dulu. Mau mengantar ke tempat lain," pamit Kamto.
"Iya To. Hati-hati!".
"Iya, Pak," jawab Kamto sambil bergegas kembali ke motor bebeknya. Kamto segera menstater mesin motor. Setelah mesin stabil, Kamto melaju menjauh. Udin menutup gerbang lalu kembali melangkah menuju teras.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEMIT ALAS 2 : Blok Mati
Horor"SINOPSIS DEMIT ALAS 2 : Blok Mati" Endah ditangkap dan dihukum penjara seumur hidup di lembaga pemasyarakatan perempuan. Di sana, ia berkumpul bersama dengan narapidana lain yang usianya lebih tua darinya. Sebagai narapidana yang paling muda, acap...