Selamat membaca
Di tengah malam yang gelap, Damien Wilson yang lelap tertidur di sofa harus terganggu menyadari kehadiran Maxi di Apartemen putrinya.
"Bagaimana kau masuk?" Sodor Pria tua itu kebingungan melirik sosok Maxi dan pintu masuk yang terbuka.
"Itu bukan urusanmu, pulanglah biar aku yang menjaga Azell," Balas Maxi acuh.
"Brengsek, kau bilang akan menjaga putriku, tapi kenyataannya kau justru membiarkannya terluka sampai berdarah begitu, kau pikir setelah mendengar laporan ia pingsan akan baik untuk memberimu kesempatan!" Maxi menghela nafas mendengar kemarahan dari Damien Wilson lagi.
"Aku bekerja dan ia pergi untuk makan siang denganmu, jadi menurutmu aku boleh mengurungnya hanya bersamaku? Aku tidak akan keberatan jika kau setuju," Balas Maxi tampak memanfaatkan kesempatan.
"Pria sinting ini," Gumam Damien, menggelengkan kepala tidak habis pikir.
Pria yang tampak tua dengan kegagahan yang tetap utuh itu, berjalan lebih dulu memasuki kamar di mana Azell terbaring dengan perban di kepalanya.
Maxi tempak menatap kondisi wanita cerewetnya, bahkan nyaris tertawa mengingat suara Azell dari ponsel sore tadi, jika menyaksikan itu secara langsung Maxi pasti akan bertepuk tangan.
"Lekas sembuh Azellnya Daddy," Bisik Damien mengecup kening putrinya pelan, menyakitkan dengan luka seperti itu.
"Azell tidak pernah terluka fisik maupun mental, setiap keinginannya pasti akan terpenuhi, aku tidak pernah mengekang ataupun mengabaikan putriku, dia tetap bebas di bawah pengawasan ku, aku telah mengajukan tuntutan terhadap pria bernama Cardio itu. Maxi, jika aku sudah muak memberimu kesempatan, sepertinya akan ku bawa putri sematawayangku ini bersamaku menjauh darimu dan orang-orang di negara ini." Pria itu tidak membual atau memberi peringatan lagi, meski Maxi tak takut tetapi ucapan Damien jelas mengancam keberadaan Nazellah di sisi Maxi.
Pria tua itu akhirnya pergi, Azell yang sebelumnya nyenyak samar-samar membuka dengan sayu kelopak matanya.
"Max? Bukannya yang menjagaku tadi-"
"Tuan Wilson, sudah pulang," Potong Maxi.
Azell mengangguk pelan, tersenyum dan mengulurkan tangannya,
"Sudah ku putuskan jika kau pergi akan ku kirim pengawalku bersamamu," Ucap Maxi dengan menahan emosinya.Pria itu melepas jas kerjanya dan segera memeluk Azell, bukannya merasa tenang dan senang, Azell yang manja justru semakin menampilkan raut wajah menyedihkannya begitu di buat-buat dan manja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Insubordinate
Romance[ WARNING!!!! ⚠ Area 21+ HARAP DEDEK EMESH MENJAUH! ] AREA PANAS, SPOILER TANPA BATAS, FULL KONTEN. ✏Author note : -Tanggung dosa masing-masing. - Cerita belum di Revisi. - Skip kalau tidak suka kekerasan. - Toxic Relationship. - Dark Romance. ◾◾◾◾...