14. Call It What You Want

1.7K 141 16
                                    

Tolong tandai jika ada typo ya
Terima kasih

Siang ini dengan terpaksa Claretta harus membatalkan janjinya dengan Arellya karena ibunya memintanya bertemu dan dia tidak diperbolehkan menolak. Sebenarnya dirinya sudah tahu alasan dibalik pertemuan ini dan dia sangat tidak menyukai itu.

Saat ini disebuah ruangan privat di salah satu restauran seafood Claretta duduk diam berhadapan dengan seorang wanita dewasa yang masih terlihat cantik yang sejak tadi terus menatapnya, Clarissa ibunya.

"Sudah berapa kali saya bilang sama kamu, jangan pernah sentuh putri saya." Kata Ibu Claretta dengan pandangan tidak suka dan marah ke arah Claretta.

Jujur saja hati Claretta terasa sakit mendengar perkataan ibunya,  ibu yang telah melahirkan nya "Retta tidak melakukan apapun kepada putri Ibu."

Plak

"Kamu pikir saya tidak tahu hah!"

Perih, bukan hanya pipinya melainkan hatinya. Tangannya menutup bekas tamparan sang ibu, matanya menatap ibunya dengan berkaca-kaca, terlihat rasa sakit dari sorot mata indahnya.

"Jauhi Emilio, dia kekasih adikmu, putri ibu. Ibu tidak mau melihat kamu disekitar dia,"  setelah mengatakan itu nyonya Clarissa menaruh sepiring udang dan kerang dihadapan Claretta "Habiskan, itu hukumanmu."

Claretta menatap piring tersebut dengan miris 'Ibu, apa salah Retta sama ibu? Retta juga putri ibu, kenapa ibu tega sama Retta?" lirihnya.

"Kamu bukan putri saya, dan saya tidak pernah menganggap kamu sebagai putri saya," nyonya Clarissa meraih tas nya "Setelah ini jangan harap kamu mengganggu putri saya lagi." Setelah mengatakan itu ibu Claretta pergi dari ruangan itu meninggalkan Claretta seorang diri.

Claretta tersenyum getir melihat ke arah kursi kosong dihadapannya.  Biasanya ibunya akan memastikan dia menghabiskan makanan ini, namun sekarang dia sendirian.

Benar.

Dia memang selalu sendirian.

°°°°°°°

Claretta melangkah masuk ke rumahnya dan pemandangan yang pertama dia lihat adalah bundanya lebih tepatnya istri kedua ayahnya, wanita yang sudah merawatnya sejak kecil.

"Retta" panggil suara lembut itu.

Retta menatap ke Bundanya yang kini berjalan menghampirinya. Wanita inilah yang sudah membesarkannya, yang selalu ada disisinya, dan yang sudah menyayanginya.

"Kenapa bun?"

Bunda tersenyum ke arahnya dan mengusap rambutnya lembut "Disuruh makan lagi sama ibu?" tanyanya.

Claretta mengangguk sebagai jawaban.

"Kali ini apa?"

"Udang dan kerang."  Bunda terkejut mendengarnya, Claretta mengerti karena biasanya ibunya hanya memberikan udang saja kepada dirinya.

"Kamu ngga makan semua nya kan?"  tanya Bunda dengan raut panik yang terlihat jelas di wajahnya "Kita harus ke rumah sakit sekarang kalau gitu."

Claretta menggeleng "Gak perlu bun, hari ini Retta ngga makan soalnya ayah kasih tahu Retta malam ini ada makan malam bersama keluarga Hartigan."

ARELLYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang