Hai!!
Panggil aku natnat.Selamat membaca💋
•••••
Kantin sekolah siang ini tampak sangat ramai oleh anak-anak SMA GARUDA. Maklum jam istirahat pertama baru saja berkumandang lima menit yang lalu, juga salah satu penyebab berkumpulnya empat remaja pada sebuah meja yang berada di pojok kantin.
That's Irene circle. Biar ku perkenalkan siapa saja penghuni circle random tersebut.
Yang pertama Irene Raquella. Gadis pemilik kulit putih dan rambut bergelombang sebatas bahu. Selain suka shopping, make up dan hangout, gadis feminim itu juga punya kesukaan lain yang cenderung aneh, salah satunya stalking cowok-cowok ganteng pada aplikasi Instagram.
Yang kedua Archi Khanaya. Akrabnya dipanggil Cici, si gadis lugu bermata sipit. Menurut cerita Cici, ibunya berasal dari Jepang dan ayahnya berasal dari Indonesia. Gadis ini suka sekali makan makanan pedas.
Lanjut, Luke Zander. Dia adalah satu-satunya laki-laki di circle tersebut. Tapi uniknya, Luke tidak seperti laki pada umumnya. Ia cenderung berbicara lembut, kadang make up -an, ikut Irene shopping dan masih banyak lagi. Luke juga mengubah nama panggilannya menjadi Lulu, tapi itu hanya untuk teman-temannya, kalau di rumah kalian harus tetap memanggilnya Luke. Mami Lulu orangnya galak, bisa di amuk kalau nama anak gantengnya jadi nyleneh.
Dan yang terakhir, tokoh utama kita, Silvy Lavanya. Gadis manis yang selalu identik dengan bandana berwarna biru muda di atas kepalanya. Tidak ada yang istimewa darinya selain berwajah cantik dan punya otak yang encer. Silvy punya satu rahasia besar yang hanya diketahui oleh ketiga sahabatnya, yaitu menyukai Kianno Aldebaran. Kakak kelasnya.
Oke back to topic.
"Truth or Dare?"Tanya Irene pada Silvy yang sedari tadi belum mendapat giliran untuk memilih.
"Emmm... dare!"
Irene kegirangan,memikirkan perintah apa yang akan ia ajukan pada Silvy. Cici dan Lulu saling memandang merasa sesuatu yang aneh akan terjadi, secara Irene anaknya jahil. Tadi saja ketika Lulu memilih truth ia disuruh bercerita tentang hal bodoh yang pernah ia alami sambil live-streaming di Instagram. Kalau ia tidak mau menurut, Irene akan memberitahu Mami Lulu tentang Lulu saat di luar rumah. Sementara Cici sendiri ia memilih dare, dan gadis itu menyesal karena Irene malah menyuruhnya menelpon mantan pacar Cici. Untungnya Juan tidak marah.
Dan sekarang Silvy, apakah gadis itu akan menjadi korban dari kejahilan Irene juga?
"Lama banget sih mikirnya Ren!"Decak Silvy karena sahabatnya itu tampak berpikir keras sejak tadi.
"Bentar-bentar, gue masih mikir nih,"Irene berpura-pura mengusap dagu.
Tak lama kemudian suara terdengar, kini seisi kantin memusatkan perhatiannya pada satu titik. Pada laki-laki berseragam berantakan yang tengah berjalan santai menuju meja pribadi bersama gengnya.
Irene tersenyum lebar karena menemukan ide brilian untuk memperseru game ini. "Sil, lo masih suka sama si Kian gak?"
Silvy mengernyit heran, tapi tak urung ia mengangguk mengiyakan.
"Lo mau nomornya si Kian gak?"Dengan cepat gadis berbendana biru muda itu mengangguk.
"Mau banget! Gue kan nyari nomornya Kak Kian dari dulu, tapi gak pernah dapet!"
Irene semakin mengembangkan senyum jahatnya. "Kalau gitu lo harus penuhin dare yang gue kasih untuk dapetin nomornya Kian."
Silvy mengigit bibirnya dalam mencoba mempertimbangkan. Matanya menatap dua sahabatnya yang menjadi korban si jahil Irene, wajah nelangsa yang ditunjukkan oleh Cici dan juga Lulu. Tapi iming-iming yang ditunjukkan oleh Irene untuknya adalah nomor Kianno Aldebaran. Sebagai pengagum rahasia dan penyuka diam-diam, mana mungkin Silvy tidak tergiur?
"O—okey, gue terima."
Gadis berambut gelombang sebahu itu bertepuk tangan senang.
"Adellio Williams, jarum jam tiga, lo harus cium pipinya!"
WHAT? Silvy, Cici, dan Lulu terkejut besar. Silvy harus mencium seorang berandalan Adellio Williams? Yang benar saja! Laki-laki itu, kan, terkenal anti gadis dan beberapa orang menjulukinya gay karena seumur hidupnya ia belum pernah menjalin hubungan dengan gadis manapun. Lalu hari ini, di siang bolong begini Irene memintanya untuk mencium Dellio?
"Irene, please you don't aneh-aneh!"Lulu, laki-laki kemayu itu tampak was-was takut kalau Silvy jadi korban selanjutnya.
Irene memutar bola matanya malas, "Lulu, plis deh, gak usah lebay! Ini cuma game."
"Tapi masak harus cium Kak Dellio?! Nanti Silvy bisa di amuk!"Cici mendukung penuh Lulu.
Cici dan Lulu tak di gubris, Irene malah semakin gencar menghasut Silvy. "Nomor Kian, sekaligus gue bantuin PDKT, yakin lo ragu?"
Silvy memejamkan mata kemudian menarik nafas dalam-dalam, tawaran yang benar-benar sangat disayangkan kalau seandainya ia menolak. Ia membulatkan tekad kemudian mengangguk. "Okey! Gue lakuin itu, demi Kak Kian!"
"Sil, kamu serius?"Tanya Cici ketar-ketir.
"Mending jangan aja Sil, nanti ai bantu you cari nomor si Kian! Danger banget kalau you sampe kiss tuh preman!"Bujuk Lulu. Tapi yang di bujuk malah berdiri membuat Irene tertawa puas kemudian mendorong kecil Silvy agar segera menghampiri Dellio.
🍁🍁🍁
Dellio tengah sibuk memainkan ponsel sambil menunggu pesanan dibawakan ke meja, ia memilih menghindari topik obrolan teman-temannya yang menurutnya sama sekali tidak berbobot.
Sedang sibuk dengan layar ponsel, tiba-tiba sesuatu lembab dan kenyal menekan pelan permukaan kulit pipi kirinya. Dengan kesadaran penuh Dellio menoleh ke samping dan betapa terkejutnya melihat gadis berbendana biru yang tengah menatapnya dengan takut.
Bukan hanya Dellio saja yang syok, bahkan semua orang yang berada di kantin siang ini pun sama syok-nya. Cici dan Lulu termasuk. Pekikan-pekikan kecil pun terdengar, kecuali Irene. Gadis itu tampak tengah memvideokan kejadian tersebut pada ponsel pintarnya seraya menyeruput kuah bakso pesanannya.
"Lo—"
"PLIS MAAFIN GUE KARENA UDAH CIUM LO TANPA IZIN! TAPI INI MURNI TANTANGAN GAME. SEKALI LAGI SORRY KAK, ANGGEP AJA KEJADIAN INI GAK PERNAH TERJADI!!"Kedua telapak tangannya tercakup rapat di depan dada, gadis itu menjelaskan secara lantang dengan nada ngegas karena gugup, takut, sekaligus malu.
Tanpa menunggu A atau B yang keluar dari mulut Dellio, gadis itu segera berlari keluar kantin meninggalkan penghuni kantin yang sedang cengo.
Cici dan Lulu segera menyusul Silvy yang berlari keluar, Irene pun begitu hanya saja diiringi tawa. Lucu menurutnya.
—To be Continue🌨️—
Gimana nih sama bab satunya?
Gimana sama tokoh-tokoh utama dan pembantu yang bakalan sering muncul?Dellio?
Silvy?
Irene?
Lulu?
Cici?
Suka gak?
Jangan lupa tinggalin jejak:
•Vote dan
•Ramaikan komentar!
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth or Dare (HIATUS)
Roman pour AdolescentsIni semua berawal dari game konyol Truth or Dare yang Silvy mainkan dengan ketiga sahabatnya. Jika saja waktu itu ia tidak memilih Dare mungkin saat ini hidupnya tenang dan bebas tanpa gangguan dari si menyebalkan Dellio. ***** Start: 4 Agustus 202...