bab 4

40 4 0
                                    

Ponsel baekhyun terus bergetar di meja samping tempat ia tidur, yang mana membuat tidur nyenyak baekhyun merasa sangat terusik. Baekhyun berusaha meraih ponsel nya itu dengan tangan yang meraba permukaan meja.

Ia membuka ponsel nya, ternyata Luhan yang menelpon nya sepagi ini.
Dengan mata berat serta kepala yang terasa berputar belum lagi rasa pengar akibat mabuk semalam baekhyun menoleh pada sosok kecil di sisi kiri nya yang masih tertidur dengan nafas lembut dan teratur.

Baekhyun menghela, ia masih bisa mengingat apa yang terjadi semalam.
Apakah ini keputusan yang tepat?
Ia memilih hidup dengan orang yang baru di kenal nya dan harus bersiap pergi setelah orang itu bosan.
Ok baiklah...
Baekhyun akan membuat pagar yang tebal untuk menghindari sesuatu yang tak terduga, jatuh cinta misal nya.
Baekhyun tersenyum kecut, apa mungkin ia masih berhak merasakan jatuh cinta?
Bahkan selama ini cinta selalu membuat nya rumit.

Baekhyun memutuskan untuk membersihkan diri tak lama hanya tiga puluh menit saja ia rasa itu cukup. Setelah nya ia bergegas kedapur. Ia membuka kemari pendingin mencari sesuatu untuk ia olah menjadi makanan untuk nya dan sang Puteri, tuan rumah ini... Entahlah seperti nya dia tak ada di sini.

"Ah.. Aku lupa... Dia kemarin bilang baru kembali.. " gerutu baekhyun karna tak menemukan apapun di kulkas rumah itu.
Baekhyun kembali kekamar nya, membangunkan jang-mi dengan lembut.
Jang-mi menggeliat lucu, mengerjap kan kelopak mata nya sebelum ia membuka nya dengan sempurna.

"Ini dimana eomma? " tanya jang-mi saat ia menyadari bahwa ini bukan kamar milik nya.

"Ini rumah baru kita... Yah.. Untuk sementara... "

"Eoh benarkah??? Apa ini karna bibi hyeri?? "

Baekhyun hanya tersenyum menanggapi, bagaimana pun jang-mi masih terlalu kecil untuk mengerti masalah orang dewasa.

"Mandi lah, setelah itu kita berbelanja.. Bagaimana??? "

Jang-mi mengangguk, ia seger turun dari tempat tidur dan bergegas ke kamar mandi. Baekhyun tersenyum melihat Puteri kecil nya yang terlihat begitu dewasa di usia nya.
Hal itu membuat baekhyun merasa bersalah.

Setelah jang-mi siap, mereka memutuskan untuk segera kepasar untuk membeli beberapa sayuran dan lauk serta beberapa barang yang mereka butuh kan.

"Mau kemana? " tanya chanyeol saat baekhyun dan jang-mi keluar dari rumah.

"Paman tampan??? " ucap jang-mi dengan rona merah di wajah nya.

"Hai Puteri cantik... Selamat pagi.. " sapa chanyeol begitu ramah pada jang-mi.

"Kami akan pergi kepasar membeli beberapa kebutuhan dapur dan yang lain nya.. " baekhyun menyela, ia masih memasang wajah datar andalan nya.

"Ayo ku antar.. "

"Tidak.. Tidak perlu... Kami bisa naik bus.. Lagi pula kau baru sampai.. "

"Tak apa.. Jang-mi setuju kan kalau paman antar..? "

Jang-mi mendongak menatap baekhyun, bertanya lewat tatapan mata.

"Tak perlu repot, chanyeol... Kami bisa sendiri.. Ayo jang-mi.. " baekhyun menarik pergelangan tangan jang-mi dan berjalan menjauh dari chanyeol. Jang-mi sesekali menoleh kebelakang, melihat chanyeol yang juga menatap kepergian nya dan baekhyun.

"Eomma.. Kenapa kita tak Terima saja tawaran dari paman tampan itu? "

Baekhyun menghentikan langkah nya, ia memutar tubuh nya lalu mensejajarkan nya pada jang-mi kecil.

"Dengar sayang, kita tidak boleh terlalu banyak merepotkan paman chanyeol... Kita sudah bisa tinggal di rumah nya saja sudah terlihat merepotkan nya... "

Lady byun baekhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang