▶02

464 56 4
                                    





Thankyou sudah vote di chapter sebelumnya


Happy Reading





💍

Rean menelungkup memeluk lutut. Seperti ini ternyata rasanya patah hati. 

Dirinya beneran sangat ingin dipeluk dan dihibur saat ini. Tak dapat lagi menahan tangis ia pun sesenggukan seorang diri dalam apartemen kecilnya. 


Sehari pertama sejak putus, ia penuh amarah, dendam dan sumpah serapah sendirian. Pun ia dengan emosi membuang semua barang kenangan dan hadiah dari pria itu. 

Hari kedua dan ketiga, ajaibnya Rean jadi sangat pendiam dan over thinking. Kecewa tapi perlahan mulai bisa menerima takdir bahwasanya usai sudah kebersamaan mereka selama ini. 

Dihari keempat muncul rasa tak ingin terkalahkan dan bertekad untuk menemukan lelaki yang lebih segalanya dibanding mantannya itu. 

Ia beralasan dirinya masih muda dan baru berusia 25 tahun. Bisa-biasanya selama ini hanya mengenal satu pria saja. Si mantan adalah kakak kelas satu taun diatasnya. Ia tak ingat mengapa ia mau saja diajak pacaran begitu lama. 

Mulai hari itu sorot mata Rean memancarkan niat menggebu yang tersembunyi. 




💍

Rean masih bisa bersikap riang di kantor sampai tak ada yang tahu bahwa batinnya menangis dalam diam. 

Gadis itu menggeliat dari duduknya dihadapan meja kerja. Mendadak terlintas di ingatannya ucapan si mantan, seketika ia sumpah serapah dalam hati kemudian bergegas merapihkan berkas laporan yang sedang digarapnya. 

Sebagai seorang staff bagian product development ia cukup hectic meliput produk yang baru diluncurkan, meskipun ia yang paling muda dan paling baru bergabung ke Tim itu tapi Rean marasa senang karena diterima di sana. 

Ia sedang menganalisa penjualan produk parfum terbaru dipasaran sekaligus memantau produk pesaing yang juga baru diluncurkan di sebulan terakhir ini.

Matanya menatap angka dan grafik dengan lekat. 

Suara dari ponsel mengganggunya. Ia meraih alat itu dan melihat jumlah notifikasi, ia membuka aplikasi instagram dan  seketika photo prewedding si mantan membanjiri layar ponselnya. Rean lupa meng-unfollow ataupun memblok akun pria itu. Rean hanya bisa tersenyum kecut melihat photo mesra tersebut.

Bagaimana pun hatinya masih terluka. 

'Oppa, kau benar-benar tega dan seakan tak punya rasa bersalah'



 Tiba tiba ada telpon masuk. Nama Miya mendadak terpampang di layar ponsel.

"Rean honey... Apa yang terjadi?! Aku tak menyadarinya... kupikir itu foto kau dan kekasihmu yang di posting ternyata... Arrghh ternyata bukan. Rean apakah dia selingkuh?  kalian putus? Rean why?!" suara heboh Miya membuat Rean berdiri dan melipir ke lorong koridor sampai ke jendela pojok.

UnusualTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang