▶01

1K 83 3
                                    



💍

"Oppa aku tak tahu kau sudah keluar dari wamil. Kenapa baru sekarang menemui ku?" wajah sumringah Rean merekah saat melihat kekasihnya. 

"Reanna, aku ingin kita bicara serius. Rean aku sungguh mencintaimu dan kita sudah lama berpacaran, ibuku sudah mendesak ku untuk segera menikah"

'Ommo apakah ia akan dilamar ' jantung Rean melonjak  penuh harap. 

"Reanna kau tahu kan kalau ibuku tak begitu menyukaimu"

Deg


"Beliau selalu mempermasalahkan tentang kamu yang tumbuh tanpa keluarga utuh dan status ibumu yang single mother... jadi saat cuti wamil aku dikenalkan dengan seseorang oleh ibuku"

Deg

"Reanna aku akan menikah dengan orang pilihan ibuku itu. Wanita ini kaya dan keluarganya akan menarik aku untuk bekerja di perusahaan mereka" Rean masih tertegun tubuhnya serasa ditimpa batu besar.

"Aku cuma mencintaimu Reanna tapi pernikahan ini akan dilaksanakan bulan depan"

Bajingan! 

Lelaki itu lalu menyerahkan undangan warna gading di atas meja. Rena melirik sekilas ke undangan yang nampak mewah itu. 

'Apa katanya? hanya mencintaiku, preet...benar-benar sampah'

Bahkan kata maaf tak keluar dari mulut lelaki ini, padahal ia baru saja mengatai ibu Rean yang sudah begitu bekerja keras sebagai single mother untuk membiayai Rean selama ini. 

'Sebegitu tak berharganya kah hubungan mereka selama  tujuh tahun ini?'

Meski shock dan terluka tapi harga diri Rean terlalu tinggi untuk tetep berada di sana mendengarkan omong kosong yang menyakitkan. 

Ia bukannya tak ingin berusaha tapi melihat tak ada sorot penyesalan dari kekasihnya membuat Rean mempertanyakan sudah berapa lama kah cinta pergi dari hubungan mereka?


Pupus sudah segala impiannya. Tanpa bicara lagi Rean segera bangkit dan beranjak tapi lengannya langsung dicekal oleh pria yang selama ini berstatus sebagai kekasihnya itu.

"Reanna bisakah kau kembalikan cincin yang pernah aku belikan untukmu, itu sangat mahal"

Rean melotot tak menyangka serendah itu level orang yang dipacarinya selama ini. 

Sambil berusaha menahan emosi ia mencopot cincin di jari manisnya. kemudian mengulurkannya ke wajah pria itu. Tepat saat tangannya  hendak mengambil Rean dengan sengaja pura-pura menjatuhkannya ke cangkir kopi yang belum sempat ia minum.

"Oops" 

Lalu mengacungkan jari tengah dan bibirnya mengumpat tanpa suara. Dengan langkah marah ia meninggalkan pria yang seharusnya sudah ia buang dari dulu. 


"Reanna!" panggilan pria itu sebenarnya tak membuatnya ingin menoleh. 

Tetapi saat ia melihat pria itu sedang berusaha mencari cincin dalam cangkir. Rean pun kembali mendekat. 

"Hei!" si brengsek itu mendongak "Untuk tujuh tahun ku yang sia-sia" usai berkata begitu Rean melayangkan telapak tangan untuk menampar muka pria dihadapannya. 


Kaki jenjang Rean segera membawanya keluar dari restoran dengan wajah puas walaupun perasaan Rean sebenarnya kini diliputi sesak, marah dan hati yang bergemuruh juga bingung tak menyangka atas realita hubungan cintanya yang tiba-tiba kandas. 

UnusualTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang