Five

269 22 0
                                    

5. Lili dan Isha

Pagi hari menjemput kembali. Semua orang akan terbangun dari alam mimpi. Begitu juga dengan Elio Weasley Louvent.

Anak dengan bola mata cokelat terang itu sedang menapakkan kakinya di lorong yang sedikit gelap. Sesekali berdecak kagum saat melihat foto-foto keluarganya yang dipasang sepanjang lorong. Elio berhenti disalah satu figura yang sangat besar, tempatnya tak cukup tinggi hanya sebatas dada Elio saja. Elio meneliti wajah-wajah keluarganya, tangan kecil itu terhenti di wajah seseorang. Ia merasa asing.

"Ini siapa?" Elio memiringkan kepalanya sambil melempar pertanyaan. Tidak ada yang menjawab, tentu, karena di sana hanya terdapat Elio saja.

Elio menegakkan kembali tubuhnya dikala merasa ada yang menepuk pundaknya. Ia memutar badannya dan mendapatkan Joel yang berdiri angkuh dengan ekspresi datar. 

"Kenapa disini?" Suara berat itu masuk kedalam pendengaran Elio. Anak itu sedikit takut karena aura yang dikeluarkan Joel. Sangat menikam.

"El mau ke kamarnya Isha, Kak." Cicit Elio. Ia tidak berbohong, memang tujuan awalnya adalah ingin menghampiri Isha yang mungkin masih tertidur.

"Hm, cepat turun dan sarapan." Elio mengiyakan ucapan Joel. Ia pergi meninggalkan Joel yang menatap punggung kecil Elio yang mulai menjauh. Tangan kekarnya bergerak untuk mengambil benda pipih disaku celananya. Jari jarinya mengetikkan nomor telepon seseorang, detik berikutnya telepon itu tersambung.

"Buang semua foto yang terdapat James!" Perintah Joel pada sang bawahan. Ia segera mematikan sambungan itu, dan pergi dari tempat itu. Sebelumnya, ia masih sempat memandang figura didepannya dengan tatapan tajam.

•••

Pagi ini, Elio dan Isha sedang berbagi tawa. Setelah acara sarapan pagi yang dilaksanakan keluarga cemara itu selesai, Elio meminta izin kepada Drake untuk menghabiskan waktu bersama Isha. Dan dengan senang hati Drake mengizinkan, tidak ada salahnya juga, kan?

Suara tawa yang begitu merdu mengisi satu ruangan. Seorang gadis kecil menatap wajah didepannya yang sedang menampilkan deretan gigi putihnya. "Isha sayang Lili." Ucapnya pelan.

Elio segera menghentikan kegiatan tertawanya, ia memandang wajah teduh milik Isha. "Lili lebih sayang Isha. Temani Lili sepanjang hidup, ya?" Elio mendekat kearah Isha, ia segera memegang telapak tangan pucat milik Isha.

"Iya, tapi nggak janji, yaa.." Isha menggelitik perut Elio hingga posisi anak itu menjadi tidur, jangan lupakan wajahnya yang mulai memerah.

Isha menghentikan aksinya. Ia membantu Elio untuk duduk kembali. Tangan lentik itu bergerak mengusap wajah Elio yang berkeringat. "Ayo keluar" Ajaknya. Isha sedikit bosan berada dikamar milik Elio. Mainan punya Elio banyak yang cowok sih!

"Isha mau lihat bunga punya Lili nggak?" Elio bertanya sambil mengikuti Isha yang mulai berjalan didepannya. Isha berhenti, ia membalikkan badannya menghadap Elio yang sedikit lebih pendek darinya.

"Lili punya bunga?" Tanya Isha heran, ia sedikit tak percaya. Hanya anggukan sebagai jawaban yang dilakukan Elio. Anak itu segera berlari menuju luar kamar, dan melewati lorong-lorong mansion milik Daddy-nya.

Elio menambah kecepatan berlarinya saat akan menuruni tangga. Saat kaki kanannya akan menginjak anak tangga, sebuah tangan besar menarik baju belakang milik Elio.

"Lupa peraturan Daddy?" Suara berat itu menyadarkan Elio. Ia segera menoleh kearah sumber suara, lalu tersenyum lebar.

"Hehe maaf, Daddy. El lupa." Drake melepaskan tangannya. Ia memandang Elio dari atas sampai bawah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Golden Cage [slow up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang