Jennie mendudukkan dirinya begitu saja di sofa ruang keluarga, mansionya. Di depannya terdapat sang kekasih yang tengah menatapnya dengan dalam.
"Coach dengan tiba-tibanya memberikan totebag berisikan makanan dan minuman, aku mengira jika itu darimu, tapi saat aku membukanya dan melihat kertas yang tertempel di dalamnya, ternyata itu bukan darimu. Melainkan itu memang dari So Hee" jelas Lisa.
Tadi setelah wanita jangkung bermata hazel menyelesaikan latihannya, ia menaruh sticky note pemberian dari So Hee, di dashboard mobilnya. Ia juga tidak menyadari sejak kapan kekasihnya itu membuka dashboard mobilnya dan membaca tulisan tangan So Hee. Jennie memang harus mengetahui hal ini, tapi tidak dengan cara seperti ini, pikir Lisa.
"Apa yang dia berikan?" tanya Jennie sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Dua toast dan dua minuman berenergi, hanya itu. Dan aku memberikan pemberiannya pada coach ku, aku tidak memakannya"
"Kenapa tidak memakannya? Dia pasti sudah berusaha keras mencari tempat latihan barumu dan memberikan makanan untuk meminta maaf, padamu"
"Itu bukan darimu, jadi untuk apa aku memakannya? Kamu saja tidak memakan, makanan yang sudah aku kirimkan tadi"
"Aku lupa sayang, aku benar-benar tidak sempat memakannya karena Olivia sempat muntah-muntah dan aku menemaninya"
"Sampai-sampai kamu melupakan makan siangmu? Kamu terlalu peduli dengan orang lain, tapi tidak dengan dirimu sendiri Jen"
"Jen? Yak! Sudah aku katakan berkali-kali padamu, kalau aku tidak menyukai dirimu yang memanggilku Jen!" kesal Jennie.
Lisa memang akan memangil Jennie dengan Jen ketika ia marah dan merasa kesal pada kekasihnya. Ia memang sering memanggil Jennie dengan Jennie, tapi jika itu sudah Jen saja, maka sudah bisa dipastikan ia sedang sangat marah, seperti sekarang.
"Ini sudah malam, lebih baik aku pulang saja. Karena kita hanya akan bertengkar terus menerus, seperti ini" lirih Lisa yang kini mulai beranjak dari duduknya.
Jennie menatap Lisa dengan tajam, ia juga ikut beranjak dari duduknya. Namun, ia menarik tangan kanan Lisa, membawa kekasihnya untuk masuk ke dalam kamarnya. Lisa hanya diam, mengikuti Jennie karena percuma jika dirinya menolak yang ada nantinya hanya pertengkaran keduanya yang semakin memanas.
CEKLEK
Jennie mengunci pintu kamarnya dan melempar asal kuncinya ke atas rak buku. Lisa memejamkan matanya, rasanya ia ingin berteriak sekarang juga melihat tingkah laku Jennie yang menurutnya, sangat ke kanak-kanakan.
"Aku akan menyiapkan baju untukmu, tunggu sebentar" ujar Jennie, sambil melangkah kakinya menuju walk in closetnya.
Tapi sebelum Jennie meraih knop pintunya, tiba-tiba saja tubuh wanita mungil itu sedikit terhuyung dan Lisa dengan cepat menangkap tubuh wanitanya.
"Aku baik-baik saja, terimakasih" ujar Jennie pada Lisa yang menatapnya penuh kekhawatiran.
"Badanmu semakin terasa hangat" ucap Lisa yang langsung mengangkat tubuh Jennie, menggendongnya dan meletakkannya di atas kasur king size milik sang kekasih.
Tanpa sepatah kata, Lisa beranjak dari atas kasur. Lalu ia menarik kursi belajar Jennie dan menaruhnya tepat di depan rak buku. Ia menaiki kursi tersebut, mencari kunci yang tadi sempat di lempar oleh sang kekasih.
"Lisa tidak boleh pulang, Jennie mohon" lirih wanita berpipi mandu dengan matanya yang sudah berkaca-kaca.
"Aku akan membuatkanmu bubur, kamu harus segera meminum obat dan beristirahat" ujar Lisa begitu ia mendapatkan kunci pintu kamar Jennie.
===========
Selama Lisa menyuapi Jennie, tak ada obrolan dari keduanya. Entah kenapa, keduanya sekarang-sekarang ini lebih banyak diam tidak seperti biasanya.
Apa ini di karenakan keduanya yang lebih sering menghabiskan waktu di luar juga sibuk dengan kegiatan masing-masing dan disaat keduanya bersama, mereka bingung ingin membahas apa atau mereka yang gengsi ingin mengungkapkan sesuatu terlebih dahulu.
"Apa Mom and Dad tidak pulang?" tanya Lisa ketika Jennie berhasil menghabiskan bubur, buatannya.
"Mommy bilang ada sedikit masalah di perusahaan dan Daddy sedang melakukan perjalanan bisnis di Berlin, jadi aku seorang diri disini jika Lisa tidak menginap bersama Jennie" Lisa menganggukkan kepalanya, sebagai jawaban.
Jennie mengambil segelas air putih dari tangan Lisa, wanita berpipi mandu itu meminumnya hingga tersisa setengahnya. Kemudian Lisa memberikan obat demam pada Jennie, tak ada penolakan dari Jennie karena biasanya wanitanya itu susah sekali jika sudah di minta untuk meminum obat.
"Istirahat lah" lembut Lisa sambil mengusap penuh kasih sayang pucuk kepala Jennie.
"Lisa tidak akan pulang kan?" tanya Jennie yang menatap Lisa dengan sendu, ia juga memegang pergelangan tangan Lisa ketika kekasihnya itu ingin beranjak dari sisinya.
"Aku ingin menaruh ini, setelahnya aku akan menemanimu disini dan memelukmu" jelas Lisa menatap dalam mata kucing Jennie.
"Apa Lisa merasakan, jika hubungan kita terasa berbeda dari biasanya?" ujar Jennie pada Lisa yang sudah tepat berada di depan pintu kamarnya.
"Aku akan menaruh ini terlebih dahulu" dengan cepat Lisa membuka pintu kamar Jennie dan berjalan menuju dapur.
Jennie menatap sendu kekasihnya yang sudah hilang dari pandangannya, ia tidak menyukai hubungannya yang seperti ini, sungguh.
Tak sampai 5 menit, Lisa sudah kembal dan mendudukkan dirinya di sisi kosong tepat di samping Jennie. Wanita bermata hazel itu mengecek terlebih dahulu suhu badan sang kekasih, masih terasa panas lalu kemudian ia mengecup singkat sudut bibir Jennie.
"Besok tidak usah kuliah dulu ya, demam mu belum juga turun aku khawatir kamu malah akan semakin kelelahan, jika besok tetap memaksakan diri untuk masuk" Jennie menggelengkan kepalanya, menolak perkataan Lisa.
"Besok akan ada gladi kotor untuk acara seminar nasional, Jennie tidak mungkin melewatkannya hanya karena Jennie demam"
"Apa sehari untuk beristirahat dan mengesampingkan organisasimu itu, begitu sulit bagimu?"
Jennie menghela nafasnya, ini hanya demam biasa dan nantinya ia juga akan sembuh sendiri tanpa harus beristirahat terlalu lama.
"Baiklah, terserah dirimu saja mau di bagaimana kan"
Ini bukan Lisa yang selalu beradu argumen dengan dirinya yang selalu menomor satukan organisasi, ini bukan Lisa nya yang dengan begitu mudahnya mengizinkan dirinya untuk tetap datang di kegiatan, ketika dirinya sakit.
"Jam berapa besok gladinya?" tanya Lisa sambil memijat lembut lengan Jennie.
"Sekitar jam 3 sore, apa Lisa bisa mengantat Jennie?"
"Eum, sepertinya tidak bisa. Karena besok aku memiliki jadwal latihan yang sama dengan gladimu. Aku akan meminta Jisoo atau mungkin Yunjin untuk mengantarmu ke kampus besok"
"Apa Lisa benar-benar tidak bisa mengantar Jennie? Biasanya Lisa akan mengantar Jennie terlebih dahulu, baru setelahnya Lisa ke tempat latihan" lirih wanita berpipi mandu itu.
"Jika kamu memilih untuk beristirahat besok, maka aku akan menemanimu dan menginap disini lagi, tapi karena kamu tetap ingin hadir di gladimu maka, aku juga akan tetap melakukan latihanku. Dan aku tidak bisa mengantarmu, karena kamu begitu keras kepala"
==TBC==
Nah looh Jen Lisa nya berubah nihh
Dilihat dari rekapan vote, ternyata kalian lebih suka ada konflik sedikit yaa dibanding banyak romance nya gituu
Btw, dari temen temen ngerasa Lisa bedanya dimana nihh??
KAMU SEDANG MEMBACA
Holding You, Holding Me
Short StoryIntinya tentang Jennie yang sibuk dengan organisasinya dan Lisa yang sibuk dengan latihan tennis nyaa