Pertemuan pertama Kathrina dengan laki-laki itu adalah dirumah nya sendiri, kakak kedua nya, Ollan yang telah kuliah membawa teman-teman nya pulang kerumah karena harus mengerjakan project bersama.
Mereka terus bekerja dari pagi sampai sore hari di garasi, bahkan sampai saat Kathrina pulang sekolah, disitu dia bertemu dengan nya. Pria berkumis tipis, mata yang tajam, yang tinggi nya jauh lebih tinggi dari kakak nya itu, sifatnya juga jauh berbanding terbalik, Kakak ku yang begitu aktif dan lawak sedangkan dirinya tenang dan dingin, auranya yang begitu seram membuat Kathrina mengurungkan niatnya untuk berkenalan kala itu.
Kathrina terus memperhatikan nya, sampai lupa untuk memperhatikan kemana dia berjalan, Kayhrina pun menabrak pintu yang tadinya dibuka, namun sudah tertutup duluan oleh angin. 'Sungguh malu' Benak Kathrina mengucap.
Setelah kejadian memalukan menabrak pintu, Kathrina berusaha menghindari pertemuan dengan pria misterius itu. Namun, kesempatan untuk bertemu kembali muncul dengan cepat.
Pertemuan kedua mereka di mulai dengan pagi itu, Ollan yang biasanya mengantar Kathrina dan adik-adiknya ke sekolah, tiba-tiba datang dengan berita bahwa mobilnya mogok dan harus dibawa ke bengkel. Dengan panik, Ollan memberitahu adik-adiknya bahwa mereka harus menunggu temannya yang akan datang menjemput.
Tak lama kemudian, mobil mewah berwarna hitam berhenti di depan rumah. Dari dalam mobil, keluar pria yang pernah ditemui Kathrina di garasi—pria berkumis tipis dan mata tajam yang sama. Dia tampak tenang dan serius saat keluar dari mobil, dan sekali lagi, aura dingin yang sama menyelimuti dirinya. Kathrina mencoba menenangkan hatinya yang berdegup kencang, berusaha bersikap biasa.
"Ini temen abang, nama nya Gito" kata Ollan sambil memperkenalkan pria itu kepada adik-adiknya. "Mobil gua lagi mogok, harusnya besok udah selesai jadi hari ini berangkat sama dia dulu, jangan aneh-aneh ya kalian, jangan rusakin barang orang." Ucap Ollan memberatkan pada adik-adiknya itu yang sifat nya sangat random dan benar-benar bocah kematian.
Kathrina merasa canggung, tapi berusaha tersenyum. Saat dia dan adik-adiknya mendekat ke mobil, Gito membuka pintu belakang dengan sopan. Kathrina mengucapkan terima kasih pelan, dan saat dia akan masuk, Gito menahan pintu dan menyodorkan tangannya.
"Gito" katanya dengan suara tenang, menatap langsung ke mata Kathrina.
Kathrina, sedikit terkejut oleh sikap ramahnya yang tiba-tiba, dengan gugup menjabat tangan Gito. "Aku Kathrina," balasnya, merasa jantungnya berdetak lebih kencang. Sentuhan tangan Gito yang hangat dan tegas membuatnya merasa sedikit tenang, tapi juga semakin penasaran dengan pria ini.
Setelah semua adik-adiknya masuk ke dalam mobil, Gito masuk ke kursi pengemudi dan Ollan duduk di sampingnya. Dalam perjalanan ke sekolah, Ollan dan Gito mengobrol tentang berbagai hal, termasuk proyek yang mereka kerjakan. Kathrina mendengarkan dengan penuh perhatian, dan sesekali memperhatikan Gito dari sudut matanya. Sungguh ia terpukau, pria itu benar-benar tampan, act of service dan soft spoken, benar-benar sesuai dengan kriteria tipe nya.
Setelah pertemuan kedua dengan Gito, Kathrina tidak bisa berhenti memikirkan pria itu. Kepribadian Gito yang tenang dan ramah, ditambah dengan ketampanannya, membuat Kathrina semakin penasaran. Dia merasa ada sesuatu yang menarik dalam diri Gito yang ingin dia ketahui lebih dalam.
Kathrina mulai mendekati Ollan lebih sering, berusaha mencari kesempatan untuk bertanya tentang Gito. Di satu sisi, dia merasa malu karena ketertarikannya terlihat begitu jelas, tapi di sisi lain, keingintahuannya semakin besar. Dia mencoba bertanya dengan santai, seolah-olah hanya penasaran biasa, tetapi usahanya tidak luput dari perhatian keluarganya.
Suatu malam, ketika keluarga mereka sedang berkumpul di ruang keluarga, Kathrina mencoba mencari kesempatan untuk berbicara dengan Ollan. Dia menunggu momen yang tepat saat Ollan tidak terlalu sibuk dengan tugas kuliahnya.