Part 4

191 23 1
                                        


Tuhkan, time skip, sabarrrrr

....

Satu tahun kemudian....

Kemampuan Yeen untuk baca tulis akhirnya membaik, selama satu tahun itu tidak hanya belajar baca tulis. Kemampuan berbicara bahasa Indonesianya pun kembali.

Sebenarnya karena masalah tersebut hanya terdapat pada mulutnya, dia hanya perlu latihan berbicara. Toh, dia tahu kosa-katanya.

Dia telah melakukan work out—tentunya dibarengi dengan angkat beban—untuk kebugaran tubuh dan makan makanan sehat seperti buah sayur sebab dipaksa oleh Coy yang akhirnya menjadi kebiasaan.

Hasilnya, tubuhnya berbentuk hourglass yang ideal, tidak kurus dan tidak gemuk, rambutnya yang kasar mudah rontok menjadi berkilau meski beruban, faktor umur. Intinya, 70% tubuh Yeen telah beregenerasi dengan baik.

Sebelumnya, Yeen ingin membangun sebuah perpustakaan kecil, tidak ada ruangan kosong di rumah ini kecuali gudang,

Karena kursus dan peningkatan juga perbaikan dirinya sudah selesai. Yeen berniat pergi ke kota besar Busan sebentar untuk jalan-jalan sekaligus mencari kursus beladiri dan menembak, tugas dari Coy.

Semakin lama dia berada di Korea dengan tubuh tuanya itu. Yeen merasa bahwa husbu yang dimaksud oleh Coy 50% adalah Peter karena sejauh-jauhnya umur orang yang dia anggap husbu, tak ada yang lebih jauh daripada Peter, pastilah alasan dia menjadi tua adalah agar bisa mempunyai kesempatan mendekati Peter in a romantic way.

Sedangkan 50%-nya mungkin saja selama ini Yeen dibohongi, dia dialihkan ke sini secara acak dikarenakan oleh kecelakaan waktu itu. (Mulai nethink, soalnya dia sama sekali gak bisa lihat Peter, padahal dia butuh asupan Peter, heh😏).

Hal yang berhubungan dengan Peter adalah Glory, sayangnya Yeen belum menemukan hal-hal dengan tulisan Glory baik di kota ini atau kota sebelah. Mungkin ada di kota-kota besar seperti Busan dan Seoul.

Wanita itu menggunakan bis 1 jam perjalanan ke Busan, dia membawa 5 gepok uang, tas yang Yeen bawa lumayan besar karena tas itu adalah tas punggung.

Sampailah dia di Busan, banyak orang berkeliaran di pinggir jalan, jalan raya macet karena saat ini jam kerja. Tentunya Yeen yang masih berada di bis terjebak.

Butuh beberapa menit untuk kembali lancar. Sekarang dia pergi dengan cara berjalan, awalnya Yeen bingung, dia pikir di tahun ini, Korea masih belum memproduksi ponsel layar sentuh tapi ternyata, 9 dari 10 orang telah memilikinya di sini.

Akhirnya, secara gencar Yeen menanyakan toko ponsel dengan orang asing yang lalu-lalang dan menunda tugas dari Coy, sedangkan Coy membiarkan karena waktunya masih banyak.

(Asli pas Yeen gitu dia kayak orang udik njir😭)

Setelah membeli ponsel dengan model terbaru, uangnya sisa 4 gepok lagi.

Karena mencari tempat kursus tersebut lama, Coy langsung to the point mengarahkan Yeen ke tempat itu. Seperti sebelumnya dia mendaftar 2 kursus yaitu beladiri taekwondo dan pelatihan menembak, setelah itu berjalan jalan.

....

Mata Yeen terbelalak menatap kertas itu, dia menutup mulutnya yang terbuka lebar, tubuhnya membeku.

"I-ini?"

'Iya.' Coy membenarkan.

Kertas di tangannya berwarna biru dan bertuliskan 'Glory' atau biasa disebut 'kehormatan'. 50% dari penilaiannya terhadap Peter adalah benar.

Yeen menahan napas, dia melipat kertas itu dan memasukkannya ke dalam tas. Pantas saja Coy menyuruhnya ikut kursus beladiri dan menembak, ini toh alasannya.

Peter x Female Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang