Hari ini adalah lusa yang telah dijanjikan untuk mengambil kartu identitasnya.
Dilihat berdasarkan jam dinding di ruang tamu, sekarang pukul 6, masih terlalu pagi, jadi Yeen saat ini masih melakukan pekerjaan rumah, setelah itu dia mandi.
'Coy, soal duit yang lo omongin, tempatnya di mana? Mau beli bahan buat makan,' tanya Yeen, dia menyisir rambutnya di depan wastafel, rambut yang panjang dan sedikit bergelombang karena keseringan diikat terdapat beberapa helai rambut yang sudah memutih. Rambutnya kering, kurang vitamin.
'Nanti saja.'
'Tapi kan-'
'Nanti, ambil dulu kartu identitasnya.'
'Kamu . adalah . anjing.'
Yeen berdecak dan memutar mata, dia berkacak pinggang, kemudian meregangkan otot lehernya, warm up kecil untuk meredakan rasa kesalnya.
"Kangen Peter," celetuknya tiba-tiba.
'Coy anjing.'
Yeen telah selesai pergi mengambil kartu identitasnya, perutnya sakit karena telat makan, tubuhnya sekarang tua tapi Coy malah menyiksanya.
'Pergi ke toserba, beli kartu ponsel.'
Yeen menggeram, mengepalkan tangannya sampai buku jarinya memutih, perlahan menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkannya.
'Duitnya dulu ANAK SETAN!'
'Pfftt, maaf, lupa. Ayo ke rumah dulu. Saya akan tunjukkan jalannya.'
'Sengaja banget, sih, heran.' Selama di jalan Yeen tidak henti-hentinya membuat makian dalam otaknya, tentu Coy mendengar hanya saja dia mengabaikannya.
'Letak uangnya ada di dalam lemari, keluarkan dulu semua baju yang di gantung,' ucap Coy.
Mereka sekarang berada di kamar tidur, lemari itu memuat cukup banyak pakaian yang sesuai tren tahun itu sehingga Yeen tidak perlu membeli baju.
Terdapat laci tempat baju kecil di bagian bawah lemari, sedangkan di atas adalah tempat baju besar di gantung, Yeen mengeluarkannya seperti yang Coy bilang, sedikit meraba-raba dinding belakang lemari karena penasaran.
'Coy, tolonglah anjing, kan gue udah bilang kalau ngasi informasi tuh jan setengah-setengah, budek ya?' Yeen bersedekap dada, dia menelisik setiap sudut di dalam lemari itu.
'Putar stik mengarah ke dalam, di tengah akan muncul semacam tempat untuk memasukkan sandi, sandinya 470845. Sudah.' Coy mengatakannya dengan cepat dan langsung pergi begitu saja tanpa memberi waktu Yeen untuk mengingat nomornya.
'Idih! Baperan najis! Kecepatan itu, ulang gak!'
'....'
'Woy! Coy! Ulang gak nomornya!'
'....'
"Wah! Wah!" Yeen tertawa dan bertepuk tangan sambil menggelengkan kepalanya beberapa kali, dia menggigit daging mulutnya lembut tidak sampai sakit meski ada bisikan kecil yang menyuruh untuk melakukannya, saking kesalnya, rasanya dia ingin menendang lemari yang ada di hadapannya.
"Shiballllll saekiyaaaaa!" Yeen menghela napas kasar.
'Ngambek ya lo? Emang punya ati? Heh, untung ingatan gue kuat.'
Yeen kemudian mencoba mengingatnya beberapa kali dan salah sampai akhirnya bisa terbuka.'Tuhkan! Wooooo! Tanpa lo juga gue bisa kaleeee!' Dia kemudian melihat dinding lemarinya bergeser ke bawah dan-
"ANJEEEEEEER BANYAK AMAT COY!! EH? Bahasaku? Yah! Balik ke setelan awal lagi. Bisa gitu, ya? Eh, tapi uang di sini banyak sekali, ini harta wanita itu ya?(tubuhnya Yeen sekarang) Banyak sekali, seperti harta karun, astaga." Yeen tak henti-hentinya berdecak kagum melihat uang dan perhiasan emas yang terdapat di dalam benda yang bisa dibilang adalah brankas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Peter x Female Reader
FanficCerita asli milik Kim Junghyun dan Lim Lina, yang saya tulis di Wattpad adalah fanfiction semata yang dijadikan sebagai hiburan. Dukung penulis asli dengan membaca di Webtoon. .... Yeen tuh pinter, dia cepat tanggap, dan orang yang punya rasa penasa...