Part 9

114 15 1
                                    

Halloww againnnnෆ⁠╹⁠ ⁠.̮⁠ ⁠╹⁠ෆ

Cusss baca aja yawwww💝

....

"Oh! Aku melupakan satu hal. Kami ... Akan jadi kekasih killer yang paling pandai belajar," sambungnya di tengah gumaman terkejut orang-orang.

"Mohon kerjasamanya, ya."

'Heh, gue pacarnya.' Batin Y/N kesenangan, perempuan itu tersenyum lebar mendengar keputusan Peter untuk setuju dengan pernyataan milik nya.

"Bajingan! Hubungan mereka manis sekali. Kekasih killer? Mereka mau jadi Bonnie dan Clyde kedua, ya?"

"Hahaha! Kenapa? Rasa percaya diri mereka keren, kok. Lihatlah tusuk konde si perempuan, dia bertingkah seperti dari jaman Joseon, hahaha!"

"Hei, minggir kau!" Siswa berbadan besar menyenggol siswi yang sedang merekam ke arah podium, siswa itu dan antek-anteknya naik ke podium berhadapan dengan Peter dan juga Y/N.

Y/N melihat ke arah mereka dan memicingkan matanya.

"Hei, 'killer'," panggil siswa itu ke arah Peter.

"Kau menggoda Yejin?" tanyanya.

"Apa maksudmu? Aku juga punya kekasih, tau." Mendengar ucapan Peter, Y/N secara sadar kembali menggenggam tangan pria itu dan ikut berhadapan dengan siswa tersebut.

"Omong-omong, justru Yejin lah yang menggoda pacarku," balas Y/N sambil tersenyum miring, masih kesemsem dengan kata pacarku. Ni scene kadang bikin kesel, tapi ada lucunya juga njirlah.

"Dasar, bedebah brengsek," umpat siswa itu, air matanya tiba-tiba jatuh membuat Y/N menahan tawa.

"Pfft!" Yahhh, nangesss! Y/N menutup mulutnya agar tak mengeluarkan tawa.

Siswa gempal itu bernama Jang Iseul, jika Y/N tidak salah mengingatnya. Pria itu menuduh Peter menggoda pacarnya yang bernama Oh Yejin, mereka berpacaran selama 22 hari.

Kok mau ya ntu cewe ama ni orang? Jangan-jangan diancam? Ah? Bodo amat, bukan urusan gue juga.

"Akan kubalas kau!" Jang Iseul menerjang Peter dengan kuda-kuda hendak meninju.

"Kita baru bertemu hari ini

Peter melepaskan genggaman tangan Y/N dan ... Ctak!

Peter tidak meninjunya melainkan menyentil kening Jang Iseul yang berambut mangkok, suara sentilan itu kencang meski Y/N tau pria itu sudah menahan kekuatannya.

Jang Iseul terduduk dan menatap nanar, antek-anteknya terkejut dengan keadaan Jang Iseul.

"Priiittt!" Guru berjaket coklat loreng mengangkat kartu merah ke arah mereka.

"Apa-apaan ini?! Bisa-bisanya kalian berkelahi!!! Di sekolah yang suci!!!"

Guru itu mencubit pipi Peter dan bertanya, "hei, apa pekerjaan ayahmu?"

"Mungkin ayah saya sudah mati," jawab Peter.

Guru itu seketika berkata, "maaf!"

"Wa-walau begitu, kau harus ikut bapak! Kau juga! Beraninya kalian berkelahi di depan seorang guru! Hah!!!" gertak guru itu sambil tangan sebelahnya menjewer telinga Y/N.

"A-a-aduh! Tunggu pak! Kenapa saya ikut juga? Saya kan diam saja daritadi?"

"Itu salahmu, kenapa kau diam saja?"

Mendengar itu, Y/N cemberut, dia melirik kearah Peter yang sama sekali tidak terganggu padahal pasti itu sakit pada manusia yang normal.

Dari kejauhan, di dalam ruangan monitor. Beberapa orang dengan baju seragam sekolah menatap ke arah Peter dan Y/N.

Peter x Female Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang