Happy Reading
.
.
.
.
.Sudah 6 bulan usia pernikahan adel dan shani. Hari-hari yang sangat bahagia bagi keduanya karena saling melengkapi satu sama lain.
Masalah yang datang pun dapat mereka selesaikan dengan kepala dingin, saling mengalah dan menurunkan ego didiri mereka masing-masing itu adalah cara mereka menyelesaikan masalah yang datang.
" sayang.. " panggil adel pada shani yang saat ini sedang menyandarkan punggungnya di heandboard kasur.
" hem kenapa sayang" sahut shani yang masih sibuk dengan laptopnya
" kamu... Ada niat gak punya anak" tanya adel. Entensi shani teralihkan dengan penuturan adel.
"hem... Sebenarnya sih ada tapi... " ucap shani mengantung
" tapi apa" tanya adel
Shani mematikan laptopnya lalu menutupnya dan meletakannya di meja nakas samping kasur." tapi aku gimana kamunya aja sayang" ucap shani menatap adel
Adel memindahkan kepalanya di paha shani dan menatap shani. " ayo kita proses bayi tabung" ajak adel
Shani tersenyum sambil mengusap rambut adel dengan lembut. " kamu yakin sayang" tanya shani memastikan
Adel tersenyum dan menganguk. " yakin banget sayang... Sebenarnya aku udah lama memikirkan ini sayang, tapi aku gak berani bilang sama kamu" ucap adel
" kenapa" heran shani
" takut kamu nolak, aku pikir kamu kaya orang yang mau childfree gitu" ucap adel
" haha ya gak lah... Makanya kamu tanya dulu sama aku jangan langsung berpendapat gitu, sayanggg" ucap shani mengecup kening adel
" hehe maaf ya sayang" ucap adel
" iya gak papa sayang... Padahal aku juga pengen punya anak sama kamu" ucap shani
" beneran sayang" tanya adel antusias, shani menganguk sambil tersenyum
" yaudah kalau gitu ayo kita cepat² proses bayi tabung nya" ajak adel
" boleh... Kapan?" tanya shani
" kalau besok kita periksanya sama dokter anin gimana" ucap adel
" dokter anin siapa" tanya shani
" dia dokter kandungan ahli fertilitas sayang" ucap adel
" kok kamu tau" heran shani
" kemarin aku tanya sama ko sean tentang ini, terus dia sarani aku sama dokter anin ini" ucap adel
" kenapa kamu tanya sama koko, dan kapan kamu ketemu sama koko" tanya shani
" emm... Itu.. Kemarin iya kemarin sayang" gugup adel
" ketemu di mana? Kenapa gak bilang sama aku, apa jangan² ada yang kamu sembunyiin dari aku ya" adel mengeleng gugup binggung mau jawab gimana
" jawab sayang, jangan geleng² doang" tegas shani
" iya maaf, akukan cuman mau tanya itu aja sama koko, kemarin koko sama ci ge nemuin aku di sini" lirih adel sambil memeluk perut shani
" hemm aku minta maaf ya bikin kamu takut, makanya kalau apa² itu bilang sama aku ya" ucap shani mengelus punggung adel
" iya sayang... Sekali lagi maaf ya" lirih adel
" iya iya, yaudah nanti kita bicarakannya lagi... Sekarang sini bobo" ajak shani. Sambil membaringkan badannya
Adel pun menaiki tubuh shani menyembunyikan wajahnya di dada shani
" maaf ya sayang... Cup... Goodnight" ucap shani
" goodnight sayang... Cup" adel
membalas ciuman shaniKeesokan harinya seperti yang sudah adel dan shani bahas semalam, adel pun menghubungi dokter anin dan membuat janji siang ini mereka akan menemui dokter anin untuk konsul.
" gimana dok, apakah bisa" tanya adel setelah mereka setelah pemeriksaan
" iya bisa, hasil pemeriksaannya juga bagus,minggu depan kita bisa langsung proses bayi tabungnya" ucap dokter anin
Adel dan shani tersenyum bahagia mendengarnya.
" terima kasih dok" ucap shani
Dokter anin menganguk dan tersenyum. " iya sama-sama, semoga proses nya lancar dan dipastikan kalian jaga kesehatan dan makanannya ya" pesan dokter anin
" iya dok, kalau begitu kita pamit dulu , permisi" pamit shani dan diangguki dokter anin
"Akhirnya kita bakalan punya baby sayang" senang adel
" iya sayang, semoga prosesnya lancar dan cepat jadi hasilnya" ucap shani
Shani tersenyum melihat wajah bahagia adel, ia pun ikut merasakan kebahagiaan yang adel rasakan.
Semoga keputusan mereka yang ingin mempunyai anak didalam rumah tangga mereka akan menjadi berkah dan kebahagiaan mereka nantinya.
Bersambung
.
.
.
Jangan lupa vote
.
.
See you next chapter
.
.
.
T
B
C