Episode 1: Si Gadis Ceria

2.2K 11 2
                                    

Pagi itu, sinar matahari pagi menyusup melalui jendela kamar Vania, memancarkan kehangatan yang lembut di ruangan. Vania, seorang wanita berusia 24 tahun berdarah Chinese Indonesia (Chindo), perlahan membuka matanya. Kulit putihnya tampak berkilauan di bawah sinar matahari, sementara rambut panjangnya berkilauan saat ia bangun dari tempat tidur. Tubuh Vania langsing dengan buah dada berukuran 34b yang dikombinasikan dengan wajahnya yang mulus dan cantik yang selalu menarik perhatian, Vania adalah contoh sempurna dari keindahan gadis Chindo.

 Tubuh Vania langsing dengan buah dada berukuran 34b yang dikombinasikan dengan wajahnya yang mulus dan cantik yang selalu menarik perhatian, Vania adalah contoh sempurna dari keindahan gadis Chindo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gambar 1.1. Vania bangun pagi

Vania selalu memulai harinya dengan yoga di balkon apartemennya yang menghadap ke pemandangan kota Jakarta. Rutinitas paginya ini membantu menenangkan pikiran dan mempersiapkannya menghadapi hari yang penuh tantangan di kantor barunya, sebuah perusahaan multinasional yang terkemuka. Vania dikenal sebagai pribadi yang ceria dan murah senyum, selalu membawa energi positif di sekitarnya.

 Vania dikenal sebagai pribadi yang ceria dan murah senyum, selalu membawa energi positif di sekitarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gambar 1.2. Vania baru selesai melakukan yoga di pagi hari

Setelah sesi yoga pagi, Vania melanjutkan rutinitasnya dengan sarapan sehat. Sambil menikmati smoothie hijau buatannya, dia memikirkan pekerjaannya yang baru di sebuah perusahaan multinasional yang terkemuka di Jakarta. Pekerjaan ini memberinya tantangan baru dan kesempatan untuk berkembang, namun juga membawa kepadanya kehidupan baru yang penuh kesibukan.

 Pekerjaan ini memberinya tantangan baru dan kesempatan untuk berkembang, namun juga membawa kepadanya kehidupan baru yang penuh kesibukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gambar 1.3. Vania meminum smoothies hijau


Di balik senyum manisnya, Vania menyimpan luka hati yang mendalam. Beberapa bulan yang lalu, dia baru saja putus dengan mantan pacarnya, seorang pria Chindo di daerah asal mereka di Bali. Putusnya hubungan itu bukanlah hal yang mudah baginya. Mereka telah bersama selama beberapa tahun, dan Vania benar-benar mencintainya. Namun, perbedaan agama membuat mereka akhirnya berpisah.

Untuk mengalihkan pikirannya dari kesedihan, Vania memutuskan untuk pindah ke Jakarta dan menerima tawaran pekerjaan baru. Di sinilah dia menemukan pelarian yang sempurna: gym. Berolahraga tidak hanya membuat tubuhnya semakin fit dan seksi, tetapi juga memberikan kepuasan tersendiri melihat perubahan positif pada tubuhnya. Vania yang juga memiliki hobi fotografi sering melakukan miror selfie dengan kamera SLR nya. Untuk sekedar mendapatkan validasi akan keseksian tubuhnya.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya di kantor, Vania selalu menyempatkan diri untuk berolahraga di gym setiap hari. Dia percaya bahwa menjaga tubuhnya tetap fit dan seksi adalah cara terbaik untuk menunjukkan pada mantan pacarnya bahwa dia telah membuat kesalahan besar dengan memutuskannya. Meski demikian, Vania belum menemukan teman perempuan yang bisa diajak untuk bersahabat. Kebanyakan peserta perempuan di gym itu tidak begitu ramah. Di gym, Vania menjadi pusat perhatian banyak pria meski dia tidak mengubris mereka secara serius karena Vania hanya menyukai laki-laki Chindo bukan pribumi.

Gambar 1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gambar 1.4. Outfit Vania saat di gym sore ini

Andi, seorang pria pribumi Indonesia yang bekerja sebagai bagian IT di perusahaan swasta nasional, sering kali memperhatikan Vania dari kejauhan. Andi tidak tampan. Dia memiliki tubuh sedikit gemuk dan berkulit hitam legam. Dia sangat mengagumi Vania, hal ini terlihat jelas dari caranya memperhatikan setiap gerakannya dan tidak bisa melepaskan pandangan dari Vania.

Sore itu, Vania sedang berolahraga di treadmill ketika Andi datang. Dia berusaha mendekati Vania dengan menggunakan treadmill di sebelah Vania, tapi selalu gagal mengumpulkan keberanian untuk berbicara. Setelah sesi latihan yang melelahkan, Vania sedang beristirahat di sudut gym di dekat tempat barbel. Andi, yang kebetulan berlatih di dekatnya, melihat kesempatan itu. Dia mengambil napas dalam-dalam, mengumpulkan keberanian, dan mendekati Vania.

"Permisi, boleh aku pinjam barbel ini?" tanya Andi dengan suara sedikit gemetar, menunjuk barbel yang tergeletak di dekat Vania.

Vania menoleh dan melihat Andi. Dengan senyum cerianya, dia mengangguk singkat. "Tentu saja," jawabnya sambil menyerahkan barbel tersebut.

Andi tersenyum, merasa sedikit lega. Meskipun itu hanya percakapan singkat, bagi Andi itu adalah awal dari sesuatu yang lebih besar. Dia bertekad untuk terus mencoba mendekati Vania, meskipun dia tahu bahwa jalan yang harus dilalui tidak akan mudah.

Vania: Brainwashing a Chindo Girl into Becoming My SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang