Chapter > 3

7 1 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Jangan memaksa orang lain menyukai
sesuatu yang kau suka."

Happy Reading 🙌
.
.
.

🌙🌙🌙

Seorang lelaki hampir remaja, sedang mendorong troli belanja dengan wajah lelahnya, di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta. Terlihat isi troli itu hampir penuh. Ia dari tadi mengikuti langkah ibunya, berkeliling mengambil sayuran dan rempah-rempah masak lainnya. Juga satu set peralatan dapur yang terdiri dari beberapa panci serta spatulanya.

“Umma, ini udah banyak loh. Bayar yuk, Ma.” Ucapnya lesu.  

“Bentar, Dek. Satu macem lagi ini. Oh, di sana mungkin ada.” Ibunya berjalan sendiri ke arah rak lain, meninggalkan anaknya sendirian.  

Hmmm… Umma kebiasaan, udah belanja lupa anak.” Monolognya.

Brukk!!

“Allah…” lirih seorang gadis yang tak sengaja menubruk wanita paruh baya saat sedang berjalan. Karena kurang keseimbangan, membuat dirinya jatuh terduduk.

Wanita paruh baya tadi kaget, ia langsung membantu gadis itu berdiri. “Kamu gapapa, Nak? Aduh… Maafin Ibu ya, gak lihat kamu lewat.”

Ia menuntun gadis itu agar berdiri. Dirinya tak apa, hanya kesenggol lengannya, tak sampai jatuh.

Gadis itu merasa tak enak hati, “Eh, gak, Bu. Justru saya yang minta maaf udah nabrak Ibu. Saya ceroboh. Ibu gapapa?” Ia mendongakkan kepalanya sembari berdiri.

Ketika netra mereka bertemu, wanita paruh baya tadi mematung melihat wajah gadis itu. Cukup lama pandangannya terkunci di gadis tersebut. Sampai, tatapannya teralih saat seorang gadis datang.

“Astaghfirullah, Una! Lo, kenapa?” Gadis itu memutari tubuh Husna. Ia baru kembali dari studio foto untuk membayar hasil foto dirinya dan sahabatnya itu beberapa menit lalu.

Husna menyengir, "Aku ngelamun tadi gak liat jalan, hehe. Terus nyenggol ibu ini, jadi jatuh. Tapi gapapa, cuma tanganku nyeri dikit sih.”

"Ya Allah... Ada-ada aja, lo. Kebiasaan!"

“Umma? Ada apa, Umma? Aku denger ada yang jatuh. Umma, gak kenapa-napa kan?” Seorang anak lelaki menghampiri mereka dan memeriksa keadaan ibunya.

Sang ibu tersenyum dengan sisa keterkejutannya, “Udah, udah. Umma gapapa. Kakak ini yang jatuh tadi.” Tunjuknya kearah Husna.

“Ibu… ibu gapapa? Maafin temen saya ya, Bu. Dia emang gitu, kalo jalan suka nunduk, gak liat sekitar.” Ucap gadis tadi melirik Husna sekilas.

“Iya...Ibu maafin. Ibu juga gapapa. Lain kali, hati-hati ya?”

Husna mengangguk, “Terima kasih, Bu. Kalo gitu kami permisi, Assalamu’alaikum.” Keduanya mengucap salam bersamaan. Kemudian dijawab bersamaan juga oleh ibu dan anaknya tersebut.

Kenapa wajah anak itu nggak asing, ya?”

Wanita paruh baya itu tersentak saat sebuah tangan mengusap pundaknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WHO'S MY DAD? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang