bab 05

9.2K 87 11
                                    

"Ning..."

Aku yang sedang berjongkok di samping ayah seketika beralih menatap nya, yang juga berjongkok di samping ku. sembari sibuk menata kayu bakar di tungku penanak nasi.

"Kamukan wis lulus SMP ta?"

"Iya pak" sahut ku sembari beralih menatap tangan nya yang sedang menata kayu bakar.

"Bapak pingin kamu lanjut sekolah lagi..

Dan untuk biaya nya,gk usah kamu pikirin,

itu semua urusan bapak. Yang penting kamu bisa sekolah dan belajar yang rajin,ya.."

Sepersekian menit aku terdiam mendengarkan ucapan nya yang begitu lembut,
Perasaan hangat menyeruak kedalam hatiku,hingga tanpa sadar seutas senyum terbit dibibir ku.

"Makasih pak~" lirih ku sambil memeluk nya erat.
Kurasakan tangan besar dan kasar milik nya mengusap-usap punggung ku dengan lembut.

Sungguh, aku meras begitu senang saat ini.
Sebab, aku pernah berpikir untuk tidak lanjut SMA lagi.mengingat kondisi finansial ayah yang tak begitu mencukupi.

"Ayo kedepan,seganya wis mateng"

"Um!" Aku mengangguk antusias,
melepas pelukanku dari tubuh besar nya,dan mulai membawa piring berisikan ayam goreng dan juga 2 gelas cangkir kosong ke ruang tamu.

Malam itu,aku dan ayah makan dengan sangat lahap sambil menertawakan beberapa adegan lucu di televisi,hingga makan malam kami berakhir dengan cepat.

"Bapak.." ucapku, sambil membaringkan tubuh mungilku di lengan nya.

Fyi dia sedang berbaring dengan outfit andalannya,yaitu singlet dan sarung kotak kotak di depan tv.

"Nanti bapak mau daftarin Ningsih ke SMA mana?" Lanjutku lagi sembari memperhatikan film Anglingdarma di tv.

"Di SMA klintang.." jawab nya sambil beralih memiringkan tubuh nya menghadap tubuhku yang berbaring telentang.

"Eh?..tapi kan, itu sekolah nya jauh dari sini?" Aku yang sedang menatap tvpun mulai menatap wajah nya juga.

"Bapak bisa antar jemput kamu.."

"Tapi bapak kan pulang kerja nya lama?" Oceh ku lagi, dengan pipi yang menggembung menahan kesal.

Aku sebenarnya tak tahu kenapa sikap ku jadi begini?
Inti nya,aku merasa begitu aman jika bersama dengan ayah.
Sudah tak ada rasa canggung lagi untukku,walau tadi siang cukup memalukan bagi ku.

"Bapak akan coba minta izin buat jemput kamu." Ucap nya sembari tersenyum dan mencubit gemes pipiku.

Aku tersenyum senang mendengar ucapan nya,dan beringsut memeluk erat tubuh nya.

"Makasih bapak~"

"Sama-sama sayang" Dengan telapak tangan nya yang mengelus lembut kepalaku.

"Ya udah gih kekamar,wis bengi."

"Hmm..

Ningsih mau tidur sama bapak malam ini!" Gelengku,tetap memeluk erat tubuh nya.

Sesat aku tidak mendapatkan jawaban dari nya,merasa penasaran aku pun mendongakkan kepalaku,hingga ku dapati wajah manis nya yang menatap ku pekat.

Deg..

Jantung ku berdegup cukup kencang saat mendapati ayah menatapku seperti itu.

Sulit di deskripsi kan,namun sorot mata nya dan lekukan alis tebal nya begitu terlihat intens di mataku.

"B-bapak....

Bolehkan?" Tanyaku lagi.

"Uhuk..hm...y-ya,

Kalau begitu,kamu jupuk selimut gih,bengi gini nyamuknya banyak".

Aku tersenyum senang,dan langsung berdiri memasuki kamar,
Kuraih selimut di kasur,dan kembali berlari kecil menuju ayah yang sedang berbaring di karpet.

Ku baringkan tubuh ku disampingnya seperti semula,dan kupeluk tubuhnya dengan nyaman.

Merasa sudah cukup nyaman akupun memejamkan mataku,menuju alam mimpi.
.
.
.
.
.
Hii,i'm back..
Aku sebenarnya berpikir
sayang banget kalau novel ini tuh aku drop,
jadi aku niatannya bakal tetep update,tapi untuk jadwal nya gk nentu,bisa jadi berbulan-bulan, bertahun-tahun,bahkan berabad-abad,
pokoknya mah kalau ada mood plus waktu juga baru saja upload👉👈.

Ningsih (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang