Senjapun mulai tiba.
Perlahan manik mata ku mulai terbuka,
Bukan plafon rumah ibu yang kulihat, melainkan krangka atap dan seng stanlis yang tak familiar bagi ku.Perlahan ku alihkan pandangan ku ke arah meja kecil di samping lemari kayu.
Terdapat foto anak kecil yang ku yakini adalah diriku dikala masih kecil dulu.
Ku bangunkan diriku dari kasur kapuk tersebut,dan perlahan menghela nafas.
Tak nyaman rasanya,namun apa yang bisa ku lakukan.
aku harus bertahan sampai aku bisa mandiri sendiri nantinya.Mulai ku raih tas berisikan pakaian ku,dan ku buka lemari kayu di samping jendela.
Tak banyak pakaian milik ayahku,hanya berisi dua barisan rak saja,dan sisa nya kosong melompong.
Tak banyak berpikir,akupun mulai menata semua pakaian yg ku bawa,hingga lemari yang tadi nya renggang, seketika terlihat sangat penuh.
"Haaa...lelah..tubuhku juga sudah tidak nyaman.." aku meraih handuk yang sempat aku Tata tadi, dan pergi mencari kamar mandi dirumah kecil tersebut.
Hingga saat aku memasuki dapur, pandangan ku teralihkan dengan sosok pria jangkung bertubuh tegap yang hanya mengenakan singlet dan sarung kotak kotak.
Sebenarnya ayahku tidak terlihat tua,walaupun usia nya sudah 39 tahun.
mungkin karena pekerjaan nya yang selalu menggunakan tenaga membuat nya sehat dan terlihat awet muda.Ayahku memiliki kulit sawo matang serta alis tebal yang membuat wajah nya begitu manis dan enak di pandang mata.
Cara dia berucap juga sangat lembut,hingga membuat nya terlihat seperti pria Jawa yang santun.
"Wis tangi nduk?...
Kene-kene,bapak gawe ayam goreng."
Mendengar panggilan dari nya, seketika renungan ku pun menghilang.
"Ayah buat ayam goreng?" Related ku dengan senyum canggung, sembari berjalan mendekat untuk memberikan apresiasi kecil.
"Iya,bapak juga bikin singkong rebus,
Ini makanan kesukaan bapak loh." Ucap nya begitu lembut,serta raut wajah hangat nya yang tak pernah hilang.
"Oh yaa..." Angguk ku,tak terlalu banyak berbicara sebab bingung ingin bereaksi seperti apa.
"Ningsih mau mandi?
Itu kamar mandi nya,sana mandi sebelum malam,pamalik mandi malam-malam."
"Iya yah" angguk ku lagi,dan buru-buru beranjak memasuki kamar mandi.
Sesaat aku menatap pintu kayu kamar mandi tersebut, bingung gimana cara menutup pintu nya.
Sebab tidak ada gagang nya.Tak banyak berpikir panjang,aku pun mandi begitu saja.
_______________
Kini aku dan ayah sedang duduk lesehan di ruang tamu sambil menikmati makanan dan menonton acara tv.
"Enak kan singkong nya?..
Maaf,bapak lupa beli beras,besok pagi bapak beli ya."
"Iya pak,gk papa
Gini aja juga udah kenyang kok." Ucap ku.
Kini aku berniat untuk memanggilnya bapak, agar lebih nyaman saja saat mengobrol seperti ini.
Malam ini banyak yang kami obrolkan,dari kisah masa lalu nya dan masa masa saat aku dikota dulu.
Berbagi cerita seperti ini membuat ku merasa lebih nyaman dengan nya,dan tanpa sadar kami terlihat lebih akrab dari sebelum nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ningsih (Hiatus)
FanficWarning ❗ Cerita ini bertema insens/sedarah,hanya direkomendasikan bagi yang menyukai nya saja.