bab 06

6.8K 92 18
                                    

Dari sini penulisan nya adel ubah pakai POV author ya,biar lebih rapi dan mudah dibaca.
.


.


.
.
.
.
.

Suara jangkrik mengalun keras yang menandakan malam semakin larut.

Namun, Bayu yang kini sedang berbaring diruang tamu,
sama sekali tak bisa memejamkan matanya sedetikpun.

"Ning..."

"Ningsih..." Panggilnya pelan,
Mencolek-colek pipi chubby sosok gadis kecil yang tengah tertidur pulas di samping nya.

"Ningsih? Kamu udah tidur,nduk?" Ucapnya lagi,
namun tak mendapatkan respon dari empu di sampingnya.

"Duh,bapak Ndak bisa tidur kalau kamu melukin bapak begini.." gumam bayu dengan tangan yang telah bertengger dikeningnya.

Bagaimana bisa ia tidur,
jika pusaka yang dibawah sana terus meronta-ronta tak karuan,hingga menimbulkan denyutan nyeri dikepala nya.

Sesaat manik Bayu menatap wajah bulat putrinya,

kulit yang putih,bulu mata lentik dan alis tebal Ningsih sungguh memikat bagi siapa saja yang melihat nya.

Perlahan tangan bayu yang mulanya bertengger di kening,
kini perlahan mengelus pipi lembut sang putri.

"Ayune..." Kagum nya.

Jari jempol Bayu bergelayut pelan,mengusap halus permukaan pipi Ningsih.
hingga tanpa sadar menyenggol benda kenyal di wajah putrinya itu.

Gluk..

Seteguk ludah lolos tertelan,

Kini fokusnya beralih menatap bibir merah muda sang gadis.

Seolah tersihir,Bayu dengan kesadaran yang mengambang, mulai mendaratkan kecupan manis dibibir sang putri.

'lembut...

mungkin luwih sithik..' batin Bayu,dan kembali mengecup bibir gadis kecil disampingnya.

Merasa putrinya masih tertidur lelap,Bayu dengan perlahan menyesap bibir manis Ningsih.

Melumat lembut dengan tempo sepelan mungkin,rasa manis kini mulai memenuhi indra decapan nya.

Tangan besar nan kasarnya dengan perlahan menjalar mengelus perut lembut sang gadis.

'Mhh..Ningsih...'

_________________

Ku ku ruyukkk~

"Ummh....." Manik mata Ningsih perlahan terbuka,bias matahari pagi yang masuk melalui celah dinding kayu mulai menyapa sang empu.

"Ning..." Panggil bayu lembut dari arah dapur.

"Wis tangi nduk?"

"Ahh..iya pak!

Maaf,Ningsih baru bangun,jadi gak bisa bantu bapak.." sahut Ningsih,buru-buru melipat sarung yang membalut tubuhnya dan menatanya kedalam kamar.

Bayu hanya mengulas senyum lembut kala melihat wajah manis putrinya yang baru bangun tersebut.

"Bapak udah masakin semua nya?..." Ucap Ningsih kecewa, sembari berjalan memasuki dapur dengan jari saling bertautan.

"Ojo sedih gitu,lagi pula bapak cuma buat nasi goreng..

Monggo dipangani" sahut Bayu sembari membawa dua piring sarapan pagi mereka hari ini.

Ningsih dengan cepat mengganguk, membawa dua gelas air dari dapur dan lanjut mengekori sang ayah menuju ruang depan.

Setelah keduanya duduk bersila di atas karpet,Bayu dan Ningsihpun mulai menikmati sarapan pagi mereka sembari diselingi dengan acara televisi.

"Ning,bapak hari ini masuk kerja..

Kamu gk papakan dirumah sendiri?" Ucap bayu dengan wajah khawatir menatap sang putri.

"Eh?..

Iya pak,gk papa kok.." balas Ningsih dengan senyum manis yang menangkan.

Bayu yang mendengar ucapan Ningsihpun, merasa lega dan dengan lembut mengelus puncak kepala putri kecilnya tersebut.

Setelah selesai sarapan pagi bersama,Bayu mulai menata peralatan kerja nya, seperti cangkul,arit serta topi caping nya.

"Bapak makan siang nya gimana?" Tanya Ningsih, dengan tubuh mungilnya terus mengintili sang ayah, yang sibuk menata barang bawaan.

"Bapak makan siang nya disana,..

Dan kamu jangan lupa makan,bapak tadi udah sisihin nasi goreng sama telur ceplok di sangi.

Di makan yah.." tutur Bayu lembut,dan jangan lupa dengan senyuman manis yang selalu terukir di wajah berumur nya tersebut.

"Iya pak,bapak juga jangan capek-capek banget kerja nya..

Kalau udah lelah jangan dipaksain yah." Jawab sang gadis kecil tersebut,sembari mengulurkan tangannya untuk menyalim tangan sang ayah.

"Iya sayang.." sahut Bayu hangat,
Sungguh senang sekali rasa nya jika ada seseorang yang menyemangati nya seperti ini.
Sudah lama sekali prasaan hangat seperti ini tak pernah bayu rasakan dari 10 tahun terakhir.

Cup

Satu kecupan manis kini Bayu daratkan tepat dikening lembut sang putri.

Setelah itu,ia pun pergi menunggangi kuda besi nya meninggalkan perkarangan rumah tersebut
dengan prasaan yang amat sangat bahagia.

_________________

Namun dibalik kepergian nya tersebut, terdapat sosok gadis kecil yang masih setia berdiri didepan pintu dengan wajah bersemu merah.

"U...uh...aku kenapa sih!

Kan cuma di sun...

Kenapa malah jadi deg degan begini sih!" Grutu nya sebal, dengan dada yang terus berdegup tak karuan.

Ningsih pun berlari memasuki rumah dengan prasaan salah tingkah.

Bayu POV

Pagi itu sebenarnya aku tak berani menatap wajah Putri ku, Ningsih.

Apalagi bayangan rasa bersalah malam tadi terus menghantui ku.

Aku merasa...,aku telah menjadi sosok ayah yang gagal!

Aku dengan kesadaran penuh,malah dengan berani nya mengecup bibir putriku sendiri,bahkan tak hanya mengecup..aku hampir melakukan hal yang sangat amat Tabo kepada nya.

Saat Ningsih,
mengantarkan ku pergi bekerja pagi ini.
rasa bersalah itu membuat ku takut, aku takut raut wajah lugunya itu menatap ku berbeda.

Namun,segala pemikiran itu tiba-tiba saja sirna oleh tindakan ku yang dengan sadar mengecup kening nya.

Akal sehatku seolah tak berfungsi untuk memikirkan hal-hal yang mungkin saja akan memberikan dampak negatif untuk hubungan kami yang sudah dibatas wajar ini.

Aku dengan egois nya malah ingin menciptakan alur lain di hubungan ini.

Gila!

Ya,aku tahu ini gila,tapi aku bisa apa?!..aku manusia biasa,.. akan ku coba menahan prasaan ini sebisa mungkin...

Pov end

.
.
.
.
.

Jika terdapat typo mohon info kan ya ╹⁠▽⁠╹

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ningsih (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang