98. 🧸 Kakak Kurang Ajar.

3.7K 439 124
                                    

Dah malam, baca besok ajahhh. Jan begadang. Makasih bagi yang masih setia. Loph banyak-banyak buat kalian, peyukkkkk.

🫰🫰🫰

Padahal udah semangat dengan kemoceng di tangan, begitu sampe belakang kenapa yang dicarinya sama sekali tak ada. Kepala dan dada tadi sudah dipenuhi dengan angkara murka sekarang malah jadi bingung, di belakang cuma ada budhe Sum dan Alec yang sedang bercengkerama ngobrol dan tertawa, tak jauh dari sana ada mang Karman yang sesekali menyahuti obrolan mereka.

Anak kecil itu biasanya gak bohong tapi yang dilihat oleh matanya ini juga bisa dipercaya. Gio tadi jangan-jangan cuma halusinasi saja. Dengan berjingkat Jully berjalan dan melihat sekitar namun ketemu dengan Lastri yang sibuk menata baskom dengan buru-buru sebelum ndoro kecil datang dan girang mengobrak-abrik semua.

"Mbak Lastri, tamunya sudah pulang?" tanya Jully dengan setengah berbisik.

Lastri bingung menatap ke arah majikannya. "Tamu yang mana, Bu?"

Dalam hati Jully segera berseru dongkol, Lastri ini bisanya ngeles aja. Mungkin udah keliatan kalo dirinya ini ngamuk jadinya dia begitu. Dia segera meralat beberapa kali kalo dirinya ini gak sedang mgamuk atau cemburu. Cuma ya mau memastikan saja si bapak yang kadang gatel itu beneran gak kumat apa gimana. Gio bilang pake peluk cium segala, hey di rumah sendiri lho mana ada anaknya pula. Kurang akhlak. Ngintip aja dulu, kali aja tamunya nyempil.

"Ngapain ngintip-ngintip segala? Kangen tinggal bilang lho padahal, baru ditinggal 10 menit aja udah nyariin." Alec tiba-tiba nengok dan menangkap basah Jully yang sedang jongkok di belakang gorden.

"Loh yaa, kenapa pake ngintip. Sini lhoo duduk barengan Non Jully," panggil budhe Sum.

Udah terlanjur ketahuan dan setengah malu, Jully beranjak. Dia celingukan kesana kemari. "Mana dia?" tanyanya setelah salim sama sang penguasa dari segala penguasa.

Alec dan budhe saling berpandangan. "Nanyain siapa? Gio? Ke dalam tadi bawa pisang goreng. Mama gak dibagi?" tanyanya.

"Bukan Gio," ucap Jully masih melirik kesana kemari curiga.

"Nyari siapa? Mang Karman? Itu lagi bersihkan rumput, mau bantuin? Sama gih," tunjuk Alec ke arah taman belakang yang rimbun, agak jauh sedikit dari kandang ayam.

"Bukan mang Karman juga," gumam Jully mulai menggigit kukunya, sembunyi di mana.

"Itu bawa kemoceng ngapain? Habis bantuin mbak Lastri bersih-bersih?" tanya Alec heran, yang kek gitu kan biasanya Gio, apa emaknya sekarang punya hobi baru?

Jully segera melihat ke arah tangannya, lah iya tadi bawa kemoceng karena terbawa emosi. Denger bapaknya anak-anak lagi di belakang sama orang yang bernama Barbara ternyata pas disamperin malah cuma ada budhe dan mang Karman. Mau ngeles mikir alesan kok ya malas, Jully mengibaskan kemoceng itu beberapa kali pada jendela dan diikuti oleh tatapan heran lakinya.

"Tadi, liat ada debu," gumamnya salah tingkah.

Alec saling pandang dengan budhe sekali lagi. Wanita tambun itu segera menarik tubuh majikan tapi lebih seperti anaknya itu. Dengan serius budhe berbisik sesuatu dan bapaknya anak-anak tampak manggut-manggut juga.

"Iya bener Budhe, keknya emang udah waktunya Gio dibikinkan adek. Kelamaan kalo nunggu cucu."

***

"Buahahahahah, begoooo!" teriak Aleccia tertawa terpingkal di teras belakang sementara Gimbul melongo sambil jongkok.

"Iya serius, tadi ibu marah-marah nanya-nanya. Aku bingung kan yaaa secara gak ada tamu. Ternyata dek Gio itu tuh," balas Lastri dengan tangan sibuk mengupas mangga.

Hallo Baby - Alec Fam season 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang