Raja Upil

2.5K 267 63
                                    

Ratu FA menangis tersedu-sedu di kamarnya. Kini kamarnya sudah dibanjiri air mata.

"Jahat!" ucapnya sembari mengusap air mata yang menetes di pipinya dengan tisu. "Kenapa tega?!"

"Tum paass aye, Tum paass aye

Yun Muskurayee, Tum ne na jaane kya

Sapne dekhaye, Ab to mera dil

Jaage na sota hai, Kya karoon hai,

Kuch kuch hota hai"

Bunga hanya menggeleng kepala menyaksikan Ratunya yang tengah menangis bombai karena film India. Ratu FA memang sangat menyukai fim India. Ah, mungkin film India menjadi salah satu penyebab Ratu FA menyukai pohon. Sungguh ironis.

"Ratu," panggil Bunga yang yang membuat sang Ratu mengalihkan pandangannya ke arah Bunga. Wajahnya terlihat sangat sembab karena air mata.

"Iya Bunga." Ratu FA masih terisak karena Kuch Kuch Hota Hai.

"Kandidat kedua sudah datang," ucap Bunga dengan cengiran lebar.

Ratu FA seketika langsung berhenti dari isakannya tadi. Kini keningnya mengernyit bingung. Kandidat kedua? Mau tak mau hal ini membuat sang Ratu mengingat betapa nista Raja Nista kemarin. Menyesal sudah ia telah berharap banyak padanya. Sungguh menyakitkan.

"Yang ini benar-benar beda, kayak ada manis-manisnya." Bunga mencoba untuk meyakinkan Ratu FA.

"Yang ada nista-nistanya saja sudah cukup membuat hatiku hancur lebur! Bagaimana dengan yang manis?!"

"Ini beda, Ratu. Raja yang satu ini benar-benar jomblo anti goda dan digoda. Recomended pokoknya."

"Seperti ituuuuu?" tanya Ratu FA terlihat tidak yakin. Bunga mengangguk yakin.

Sebenarnya Ratu FA malas melakukan hal-hal semacam ini. Lebih baik dia menjomblo seumur hidup daripada harus bersama seorang lelaki yang hanya membuatnya sakit hati. Toh dia adalah Ratu yang mencintai kesendirian. Bahkan jika terpaksa, dia lebih baik jatuh cinta dan menikahi diri sendiri daripada jatuh cinta pada orang yang salah.

"Dicoba dulu, Ratu. Kali aja jodoh," rayu Bunga kembali.

Jodoh? Apa mungkin Ratu FA memang berjodoh dengan kandidat kedua ini? Tapi kalau tidak dicoba, ya mana tahu jodoh atau tidak. Jadi, baiklah sepertinya Ratu FA memang harus mencobanya. Dan lagi, siapa tahu memang jodoh.

"Oke."

Kemudian mereka berdua pergi menuju aula. Di aula kini sudah ada seorang gadis berambut sedikit panjang dengan pita pink menghiasi rambutnya. Gadis tersebut memakai gaun pink yang membuatnya terlihat sangat lucu.

"Ratu," ucap gadis tersebut seraya membungkuk memberi hormat ketika melihat Ratu FA berjalan memasuki aula.

"Perkenalkan, namaku Arin. Aku jauh-jauh ke sini hanya untuk membawakan kandidat jodoh untuk Ratu FA."

Ratu FA melihat sekelilingnya. Kandidat kedua tidak ada di sini. Ah, mungkin dia akan memasuki aula dengan efek cahaya seperti Raja Nista kemarin.

"Oke," jawab Ratu FA singkat. Ia bertekad untuk jual mahal kali ini. Dia tidak boleh terpesona begitu saja dengan kandidat kedua seperti kemarin. Dia tidak mau sakit hati lagi.

"Tapi sebelumnya, aku akan mempersembahkan sebuah lagu untuk Ratu," ucap Arin yang membuat Ratu FA bingung. "Musik," lanjutnya yang kemudian diikuti oleh suara musik entah dari mana.

"Seperti popcorn yang meletup letup

Kata-kata suka menari-nari

Wajahmu suaramu selalu kuingat

Ratu FATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang