Raja Nista

3.7K 338 151
                                    

Ratu FA sedang duduk malas di bangku taman istananya. Pandangannya tertuju ke arah pohon-pohon yang berada di hadapannya. Menurutnya, pohon itu terlihat rupawan dan indah. Terkadang, sesekali pernah terlintas dipikirannya untuk mengencani sebatang pohon. Lagian apa salahnya, pohon itu makhluk hidup, jadi masih lebih baik jika ia mengencani pohon daripada sebongkah batu. Ah, tidak, lebih baik dia sendirian selamanya daripada harus mengencani sebatang pohon.

Sesungguhnya dalam hatinya yang paling dalam, Ratu FA ingin sekali memiliki seorang pendamping. Ia ingin memiliki seseorang yang dapat memberikannya bahu untuk bersandar. Ia sudah lelah jika harus terus-terusan bersandar pada bahu jalan.

"Ratu FA," panggil seseorang yang membuat Ratu FA menoleh ke sumber suara tersebut. Kini dilihatlah Bunga tengah berjalan ke arahnya. Senyum lebar Bunga membuat Ratu FA bertanya-tanya, ada apakah gerangan.

"Ratuku," ucap Bunga seraya membungkuk memberi hormat.

"Iya Bunga," balas Ratu FA dengan senyum ramahnya.

"Aku punya kabar gembira untuk Ratu." Bunga tersenyum semakin riang.

"Kabar gembira?"

"Iya, kini kulit manggis ada ekstaknya."

"Wah ... basi, aku juga sudah tahu itu duluan."

"Benarkah?"

"Iya."

"Tapi aku punya kabar gembira lainnya untuk Ratu," ucap Bunga seraya memperlihatkan cengiran lebarnya. Ratu FA sedikit curgia dengan cengiran tersebut.

"Kabar gembira apa?"

Dan setelahnya Bunga memberitahukan kabar gembira yang ia maksud kepada Ratu FA. Sang Ratu terlihat terkejut, terharu, terkaget-kaget, terbuai terpesona, tersanjung, dan ter-ter laninnya ketika mendengarkan kabar yang Bunga sebut gembira tadi. Ratu tidak menyangka bahwa kabar gembira yang Bunga bilang tadi adalah kabar seperti ini.

"Tidak! Aku tuh, nggak bisa diginiin," ucap Ratu FA dengan nada centil.

"Ratu, sesungguhnya kami para rakyatmu masih belum siap jika harus mempunyai Raja sebatang pohon. Apalagi jika pohon itu adalah pohon terong atau cabai. Kami tidak siap Ratu," balas Bunga dengan dramatis.

"Tapi ..."

"Percayalah pada kami, rakyatmu. Kami pasti akan memberikan semua yang terbaik dan pantas untukmu, Ratu."

"Tapi ..." Belum selesai Ratu berbicara, Bunga kembali menyela ucapannya.

"Kami sudah memilihkan kandidat yang pas untuk anda. Ratuku hanya perlu melihat, meraba dan menerawangnya saja."

"Tapi ..."

"Sudah, serahkan saja semua kepada kami, rakyatmu. Kami pastikan, mereka adalah jodoh yang paling pantas untuk anda."

Ratu FA ingin sekali mengucapkan kata 'tapi', namun ia tahu bahwa Bunga akan kembali menyela ucapannya. Daripada Ratu FA lama-lama menjadi gagu karena hanya mengucapkan kata 'tapi', akhirnya ia pun mengangguk pasrah tanpa protes kepada Bunga.

"Yes! Mari ikut aku, wahai Ratuku."

Dengan pasrah Ratu FA mengikuti Bunga masuk ke dalam istana. Tadi Bunga sudah menjabarkan kabar gembira yang ia maksud. Jadi, sekarang, Bunga sudah mendapatkan calon-calon pendamping untuk Ratu FA. Calon-calon tersebut didapatnya dari berbagai penjuru dunia. Bahkan jika ada, Alien pun bakalan ikut diseleksi.

Di aula istana, kini sudah ada dua orang gadis yang tengah menampakan senyum manisnya. Mereka berdua terlihat sangat senang dan bahagia.

"Ratu," ucap mereka berdua seraya membungkuk memberi hormat. Sang Ratu tersenyum ramah kepada kedua gadis manis tersebut.

Ratu FATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang