Aku melangkahkan kakiku mencari keberadaan Kak Bright. Kelas, ruang klub, kantin, perpustakaan, hingga kamar mandi.
Namun nihil. Kak Bright tidak terlihat dimanapun.
Mungkin besok, batinku menyemangati diri sendiri.
Aku terus-menerus membayangkan hari-hariku bila berhasil menjadi kekasih Kak Bright.
Mungkin aku akan mengajaknya berkencan di game center lalu menantangnya tanding untuk mendapatkan skor tertinggi.
Atau aku akan mengajaknya pergi makan ke kafe-kafe dengan dekorasi kekinian yang sering Prim rekomendasikan.
Mungkin juga aku akan mengajaknya ke taman bermain, mengisi perut dengan makanan sepanjang festival, lalu menutup hari dengan ciuman lembut di atas kincir angin.
Semuanya terasa indah.
Aku terus berkhayal sepanjang perjalanan pulang.
Hingga akhirnya aku menemukan eksistensi orang yang aku cari disana.
Tepat di depan pintu rumahku yang kokoh.
Kak Bright berdiri.
Sebuket hydrangea di tangannya.
Dengan suara teramat halus yang hampir tidak aku kenali, ia berkata,
"Gue suka sama lo."
"Gue naksir lo dari pertama kali kita ketemu."
"Lo teramat indah. Gue suka."
"Kak Metawin, will you be mine?"
Hatiku terpaksa patah.
Tatapan Kak Bright terlihat amat serius, bercampur cinta dan damba.
Kak Win terkejut, kehilangan kata-kata.
Akhirnya, sekarang aku paham.
Tepat pada tanggal tiga belas September, Metas Opas-iamkajorn merasakan patah hati untuk pertama kalinya.
***
From this
To this
.
.
.
FIN
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Don't Love Me
FanfictionMetas Opas-iamkajorn adalah anak bungsu yang disayangi semua orang. Terlahir di keluarga berada, dianugerahi wajah rupawan, serta saudara-saudara yang menyayanginya. Bagaimana bila si bungsu merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya? (NOTE: re-pub...