3. Decision

981 126 21
                                    


Chapter 3 : Decision
Beta Reader: znstrgz ❤️

Chapter 3 : Decision Beta Reader: znstrgz  ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alpha dominan tidak pernah hendak mengalah. Sekalipun yang dihadapi adalah pemegang tahta tinggi, keinginan alami untuk membuktikan kemampuan mereka merupakan dogma mutlak yang terpatri di masing-masing  sanubari setiap wolf yang Tuhan launching ke jagat dunia.

Dia, pria bergender sekunder alpha bernama Mileon Althair menyadari ini lebih dari para awam. Perasaan tidak terima saat diberi penolakan terasa mengoyak harga dirinya. Untung saja, ia dibekali akal yang lebih tinggi dari ego sehingga memilih mundur sebentar sembari mencari celah untuk mendapat suntikan pengetahuan tentang kepribadian pangeran Omega Easthaven dalam kadar yang lebih rinci.

Dua hari lalu, Mile kembali ke istana dengan tangan kosong yang membuahkan tawa kencang dari sang Crown Prince dan senyum miris dari rekannya yang bernama Henry. Kondisi ketidakberhasilan itu tidak menyurutkan niatnya untuk kembali bertemu dan bernegosiasi dengan Prince Natta. Sebelum pertemuan ketiga ini memberinya rekor gagal, ada baiknya Mile menyiapkan amunisi berupa kisi-kisi yang memungkinannya menemukan cara terbaik untuk menarik perhatian Prince Natta sehingga  misi alot ini lekas tuntas.

Tungkai jenjang dihiasi sepatu pantofel hitam mengkilap terlihat melangkah penuh percaya diri menuju ke ruangan di mana ia bisa mendapat segala yang ia butuhkan.

Penjaga berpakaian serba hitam beraksen hijau sacramento di dada kanan khas warna nasional Easthaven menunduk penuh hormat pada Mile. Selain karena sokongan statusnya sekarang, kedatangan Mile selalu membawa dominasi megah seakan tak ada yang kuasa untuk menggugat sehingga ketika Mile mengatakan 'buka pintu'  saat itu pula kepala penjaga memerintahkan prajuritnya untuk melakukan hal yang ia minta tanpa banyak bertanya.

"Selamat pagi, His Majesty King." Mile menunduk setelah kedua iris tajamnya menangkap bayangan pria paruh baya yang berdiri membelakanginya sembari menikmati secangkir teh kamomil dan menatap lukisan keluarganya.

Pria itu pun berbalik dan tersenyum tipis lalu duduk di sofa.

"Sepertinya kedatanganmu darurat, Mayor Advisor" senda King setelah meletakan cawan tehnya. Beliau tahu kepribadian Mile yang tidak pernah menyepelekan tugas apapun, namun ekspresi wajah pemuda alpha ini menunjukkan gurat-gurat bencana yang tidak bisa ia tanggulangi seorang diri.

"Benar, His Majesty. Hal ini terkait Prince Natta yang belum berkenan kembali ke istana," sahut Mile.

"Sudah aku duga." King tertawa kecil. Beliau tidak heran akan berita yang Mile sajikan. Berhasil membawa Natta kembali mungkin salah satu bentuk keajaiban sehingga jika Mile menyerah, King berencana mengutus penasihatnya sendiri. Benar, Natta memang harus kembali ke istana bagaimanapun caranya.

"Duduklah, Mile," pinta King. Status Mile yang jauh lebih rendah menyebabkannya bergeming di posisi sebelumnya meski dari gelagat yang King tunjukkan, beliau meminta Mile untuk sedikit lebih santai.

"Terima kasih, His Mejesty, namun saya tidak ingin lancang."

Sudut bibir kiri King naik sekian derajat, menunjukkan betapa beliau kagum pada pembawaan Mile yang senantiasa memegang teguh sopan santun miliknya, sangat berbeda dengan putra omeganya yang semaunya.

HEAVENLY BOUNDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang